1. PISTOL

805 136 25
                                    

HALO KAWAN :)

AKU MAYA.

OIYA..

KALIAN BEBAS MAU BACA REYLA INI TANPA FOLLOW AKUNKU JUGA NGGAK PAPA.

NGGAK ADA YANG KU PRIVAT.

CIHUYYY ASIK NGGAK TUH?

//KRN NGGK TAU CARA MRIVATNYA JG SIH HUHUHU😭🤣

KARENA INI CERITA KEDUA YANG KUPUBLISH DI WATTPAD.

JADINYA MASIH BERANTAKAN BANGET.

MOHON MAKLUM YAK, KAWAN ^^

DAH SEGITU AJA CUAP-CUAPKU.

SEHAT-SEHAT SELALU YA...

~•>HAPPY READING♥️<•~
















"IYA! GUE YANG BUNUH TUNANGAN LO ITU!" teriak Ares setelah merasa kesakitan dadanya diinjak oleh kekasih dari tunangan yang ia bunuh.

Kekasih dari tunangan yang ia bunuh itu masih menginjak dadanya dan mengeluarkan pistol dari dalam saku jaketnya lalu dicondongkan tepat ke bawah yang berhadapan langsung dengan muka Ares.

"WOY UDAH, ANJIR!" seseorang lelaki yang usianya sebaya mereka, berlari tergopoh-gopoh menuju ke arah mereka berpijak.

"Udah Rey, kasian. Dia udah ngaku juga," seseorang lelaki tadi, namanya Leo. Lebih lengkapnya Aleo Hariyadi.

"Lo nggak mikir atau gimana? Hidup gue hancur ditinggal Deby," teriak seseorang yang bernama Rey, yang masih menginjak dada Ares namun sudah memasukkan pistolnya ke saku jaketnya.

"Iya gue tau. Tapi nggak gini juga. Bar-bar amat jadi cowok."

Rey melepaskan injakannya di dada Ares, dan berjalan mendekat ke arah Leo.

"Lo emang gak ngotak atau gimana? Masih punya rasa kasian sama itu orang, hah?" tanya Rey

Leo menghela nafas pelan. Lalu menatap sahabatnya itu prihatin.
"Gue kesini cuma mau nengahin kalian aja. Dia juga dah ngaku kan? Lo bisa aja bawa dia langsung ke polisi, nggak perlu ngebunuh kan bisa."

DUAR!
Satu tembakan pistol yang baru dikeluarkan Rey, tepat mengenai bagian perut belakang Ares yang mau kabur keluar dari Gedung Tua yang mereka tempati. Seketika Ares langsung tumbang tak sadarkan diri.

"Wah gila lo. Kalo tu orang beneran mati, lo mau nanggung?!" pekik Leo

"Dahlah, males. Biar anak buah gue yang urus," Rey melenggang pergi meninggalkan Leo sendirian.

"Woy, tunggu napa?"

Saat Rey ingin berbelok di depan pintu, ia dikejutkan oleh seorang gadis yang ia kenali. Hampir saja Rey menubruk orang yang menghalanginya itu.
"Ngapain kesini?" tanya Rey datar.

"Nungguin Kakak," jawab gadis itu

"Tugas lo dah selesai. Sana, pulang aja mending."

"Beneran?"

"Mau gue tam--" ucapan Rey diputus

"Eh iya, enggak Kak. Aku duluan aja kalo gitu, tadi soalnya pas mau pulang lihat mobil Kakak disini, jadinya Aku mampir aja."

"Hm."

"Jangan mainan pistol lagi ya. Aku duluan."

"Hm," ujar Rey

🍀🍀🍀
T.B.C🙂
makasih yang udah nyempetin baca.

REYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang