"Memilikimu adalah anugrah terindah dalam hidupku. Menggapai syurga bersamamu adalah cita-cita sampai mati ku. Aku mencintaimu hari ini, esok, dan selamanya."
-H-
_______________
Dua tahun kemudian.
Humairah merasa ada seseorang yang menggigit pipinya pelan. Rasanya tidak sakit, tapi geli. Humairah sudah tahu siapa yang melakukan ini setiap pagi.
"Husein ..." Gumam humairah pelan. Tidak lama tawa seorang anak kecilpun terdengar. Humairah ikut tertawa sembari memeluk tubuh kecil yang berada di atas tubuhnya.
"Anak bunda sudah bangun ..." Humairah mengelus-ngelus kepala Husein lembut.
"Udah," jawab Husein dengan suara cadelnya.
"Bangunin kak Hasnah sana, suruh dia mandi, jangan lupa hari ini kita mau pergi ke tempat ustadz Zainal."
Husein langsung bangkit dari tubuh humairah untuk turun, setelah itu iapun berlari keluar kamar humairah menuju kamar Hasnah.
Humairah kembali melanjutkan tidurnya. Hari ini ia sedang kedatangan tamu bulanan, jadi tubuhnya ingin sekali bermalas-malasan. Apalagi jam enam sekarang cuaca sedang dingin-dinginnya karena musim hujan, jadi semakin nikmat untuk kembali tidur dan berlindung di balik selimut.
Klek.
Pintu kamar mandi terbuka. Keluarlah Hasan yang hanya menggunakan celana boxer dengan telanjang dada. Rambutnya masih basah karena selesai keramas. Setelah menggosok-gosokan handuk ke kepalanya, Hasan hanya menyimpan handuknya di kursi meja rias humairah. Lalu ia berjalan menuju tempat humairah berbaring.
Tangan kekarnya menyentuh pipi humairah.
"Ehmmm, dingin mas." Gumam humairah sembari menjauhkan wajahnya dari tangan Hasan.
Hasan terkekeh, lalu memandangi wajah humairah yang masih natural karena tidak menggunakan makeup.
"Mandi sayang ..."
Humairah menggeleng, matanya masih terasa berat sekali.
Hasan mencubit hidung humairah, membuatnya tidak bisa nafas sesaat, humairah langsung membuka matanya dan menjauhkan tangan hasan dari hidungnya.
"Massss," Rengek humairah.
Hasan terkekeh, lalu mencium hidung humairah dan kedua pipinya.
"Maaf," gumam Hasan di telinga humairah. Saat ini Hasan malah ikutan berbaring di samping humairah. Memeluk humairah erat sembari mengusap kepalanya.
"Perut kamu mulai buncit mas, olah raga dong." Kata humairah sembari mengusap perut Hasan yang tidak tertutup baju.
"Habisnya kamu ngasih mas makanan enak Mulu, jadi gabisa diet."
"Hehehe, kan sudah kewajiban istri ngasih yang enak-enak ke suami."
Hasan tersenyum menyeringai, lalu melepas pelukannya dari tubuh humairah. Hasan mengurung humairah di bawah tubuhnya, menatap humairah tajam dengan mata elangnya.
"Yang enak-enak kaya gimana maksudnya?" Tanya Hasan sembari menaik-turunkan kedua halisnya.
Humairah memukul dada bidang hasan, lalu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan. Dari dulu sampai sekarang masih malu rasanya kalau berdekatan dengan Hasan, apalagi dalam hal intim.
Hasan menarik kedua tangan humairah agar tidak menutupi wajahnya, detik berikutnya Hasan menjalankan niatnya. Yaitu, mencium humairah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [HmHs]
Romance"Perpisahan mengajarkanku bahwa mencintai tidak harus memiliki. Memilikimu adalah anugrah. Dan berpisah denganmu adalah awal ujian yang ternyata membawaku pada akhir yang membahagiakan." -Humairah. "Takdir cinta memang takan tertukar, meski awalnya...