"Berubahlah karena ingin menjadi lebih baik lagi, jangan berubah karena ingin terlihat baik dihadapan orang lain."
_______________
Semilir angin sore begitu kencang sampai menggugurkan dedaunan untuk jatuh dari tangkainya dan terbawa terombang-ambing oleh anginnya.Sedari tadi, gadis berkerudung biru tua tengah asik menikmati angin sore yang begitu kencang menerpanya, membuat baju dan kerudungnya tidak bisa diam karna tertepa angin.
"Apa aku pantas menyukainya?" Kata Humairah bermonolog sendiri. Bertanya pada dirinya sendiri, dan di jawab oleh dirinya sendiri. Wajahnya mendongak menatap langit yang berwarna keorenan.
"Langit, apa aku boleh menyukai sahabatku sendiri?"
"Apa dia menyukaiku juga? Tapi, memangnya aku pantas untuknya?" Pertanyaan itu terus mengusik pikirannya. Setelah pertemuan kemarin dengan gadis cantik berpakaian syar'i itu, Humairah merasa takut. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan, Humairah sendiri tidak mengerti dengan perasaan yang ada dalam hatinya.
Empat tahun lamanya Humairah dekat dengan Hasan. Satu kelas, nugas bareng, jalan-jalan bareng, apa-apa bareng terus sampai keduanya akrab dan memutuskan untuk menjalin sebuah persahabatan. Jika dipikir-pikir, mustahil rasanya jika bersahabat dengan lawan jenis tanpa ada rasa suka diantara keduanya. Pasti ada saja salah satu yang terbawa perasaan berlebihan.
Kalau boleh jujur, Humairah sudah dari dulu menyimpan rasa pada sahabatnya itu. Bagaimana tidak suka, Hasan adalah laki-laki idaman banyak wanita. Wajahnya yang tampan, akhlaknya yang Masya Allah, sikapnya, Semuanya hampir sempurna. Sampai-sampai banyak orang yang mengatakan Humairah beruntung karna bisa dekat dengan Hasan. Karna kenyataannya, Hasan adalah pria berwajah tampan yang dingin.
Humairah sendiri tidak tahu alasan Hasan dulu memilih berteman dengannya, di banding mencari teman laki-laki atau wanita yang lain. Humairah jadi flashback dengan pertemuan konyolnya dengan Hasan dulu.
Gadis berkulit putih mulus sedang sibuk-sibuknya berlari menuju lapangan. Gadis itu telat mengikuti MABA di universitasnya yang baru saja ia dapatkan. Hatinya sudah was-was takut terkena hukuman oleh seniornya.
Sudah memang nasibnya telat bangun subuh karna begadang. Sekarang ia menerima akibatnya dengan di hukum oleh seniornya karna telat. Tapi untungnya, ia tidak sendirian, ada satu anak laki-laki yang telat datang sepertinya.
"Kalian berdua!" Tunjuk seniornya pada dua manusia yang tengah berdiri kaku dengan keringat yang terus membasahi badan keduanya.
"Kenapa telat?! Ingat, ini hari pertama kalian masuk, mau jadi apa kalian?! Hari pertama sudah begini, gimana kedepannya?!" Katanya sedang penuh penekanan. Bibirnya sampai monyong-monyong dengan mata yang melotot.
"Maaf, kak." Kata dua manusia yang sedang di marahi bersamaan.
"Maaf maaf! Sekarang juga kalian ambilin sampah yang ada di seluruh penjuru univ ini, terus kalian jual ke tukang rongsokan!"
"Kalau udah di jual?" Tanya gadis berkerudung hitam.
"Uangnya kasih ke saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [HmHs]
Romance"Perpisahan mengajarkanku bahwa mencintai tidak harus memiliki. Memilikimu adalah anugrah. Dan berpisah denganmu adalah awal ujian yang ternyata membawaku pada akhir yang membahagiakan." -Humairah. "Takdir cinta memang takan tertukar, meski awalnya...