Lahiran

2.1K 104 0
                                    

________________

Dengan langkah cepat Humairah berjalan dengan sedikit berlari menuju ruangan seseorang. Hatinya sudah was-was ingin cepat-cepat pulang dan menemani kakaknya yang tengah hamil tua di rumah. Pasalnya, di rumah sedang tidak ada siapa-siapa, dan sedari subuh tadi Aisyah sudah mengeluh kontraksi. Jadi, mau tidak mau Humairah harus pulang dan berjaga-jaga menemani Aisyah.

Tok! Tok!

Humairah mengetuk pintu ruangan atasannya dengan mengucapkan salam. Setelah salamnya di balas dan di suruh masuk, Humairahpun masuk untuk menyampaikan keperluannya.

"Humairah? Ada apa?" Humairah duduk di depan bosnya, mengontrol nafasnya yang tersengal-sengal karna berlari.

"Ira mau ijin pulang lebih cepat, ada urusan mendadak, boleh tidak pak?"

"Memangnya ada urusan apa?"

"Ka Aisyah dirumah sendiri, Ira disuruh pulang jaga-jaga takut hari ini lahiran, soalnya dari subuh tadi perutnya udah mules-mules."

"Yasudah, kamu boleh pulang. Tapi, kerjaan tadi sudah selesaikan?"

Humairah mengangguk. "Sudah pak."

"Yasudah, saya ijinkan pulang. Hati-hati di jalannya, kalau ada apa-apa kamu boleh minta bantuan saya."

Humairah mengangguk lagi. "Okehh." Lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.

"Makasih pak, assalamualaikum." Pamitnya.

"Waalaikumusalam." Setelah mendengar jawaban salamnya, Humairah keluar dari ruang bosnya, tapi sebelum pintunya benar-benar tertutup, Humairah kembali menengok ke arah laki-laki yang tengah sibuk dengan laptopnya, memerhatikannya di ambang pintu.

Merasa pintunya belum tertutup rapat, Hasan kembali menengok ke arah pintu. Dan, melihat Humairah yang masih berdiri di ambang pintu yang masih belum tertutup sempurna.

"Apa raa?" Kata Hasan menyadarkan Humairah. Humairah langsung berjangkit kaget dan cepat-cepat menutup pintunya. Humairah tidak sadar, bahwa dirinya sudah kepergok memerhatikan laki-laki itu.

"Aww!" Ringgis Humairah ketika jarinya terjempit pintu karna menutupnya terlalu cepat.

"Kenapaa raa?" Tanya Hasan di dalam ruangannya dengan sedikit berteriak, pintunya sudah tertutup rapat, tapi Hasan masih bisa mendengar ringgisan Humairah, yang menurutnya terjadi karna jarinya kejepit pintu.

"Gapapa!" Jawab Humairah di balik pintu.

"Makanya, kalau mau merhatiin gausah sembunyi-sembunyi gitu, kan jadi kuwalat." Goda Hasan.

"Apaan sih, nggak!" Humairah langsung pergi meninggalkan ruangan Hasan dengan denyutan yang terjadi di jari kelingkingnya.

"Kenapa harus kejepit sih? Kan jadi ketahuan!" Humairah merutuki dirinya sendiri. Jari kelingkingnya ia emut di mulutnya, berharap denyutan yang terasa segera hilang.

***

Sudah kuwalat kejepit, sekarang kuwalat lagi dengan ban mobil yang bocor. Untung saja Humairah sudah sampai di rumahnya saat ban mobilnya bocor.

TAKDIR CINTA [HmHs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang