"Telah usai ujian cinta kemarin. Sekarang, dan seterusnya mari nikmati hasil dari kesabaran selama ini."
__________
Humairah sudah segar, dan sudah berpakaian rapih. Hari ini, humairah akan pindah ke rumah Hasan, tapi sebelum itu, humairah ingin berjalan-jalan mengelilingi komplek lebih dulu untuk menghirup udara segar.
"Hasnah beneran gamau ikut?" Tanya humairah pada putrinya. Semalam Hasnah ikut tidur bersamanya, tidur di tengah-tengah humairah dan Hasan. Dan dari semalam sampai pagi ini, wajah Hasan tidak henti-hentinya di tekuk karena merasa kesal pada Hasnah.
Humairah terkekeh dalam hati. Rencana Hasan untuk bermesraan padanya selalu saja gagal. Kasian.
"Nggak bunda, dingin, Hasnah mau bobok lagi aja." Hasnah berucap sembari kembali membaringkan tubuhnya dan menutupnya oleh selimut tebal.
"Yasudah, nanti pulangnya bunda beliin bubur ya." Humairah mengusap kepala Hasnah, mengecupnya lalu meninggalkan kamar.
Hasan sudah menunggunya di depan teras rumah. Dengan jahil humairah mengejutkan Hasan dari belakang.
"Dorr!"
Hasan terperanjat. "Allahu Akbar!" Teriaknya kaget.
Humairah tertawa, ekspresi Hasan benar-benar lucu. Kini Hasan hanya mampu beristighfar dalam hati sembari mengusap-usap dadanya. Untung saja Hasan tidak punya riwayat penyakit jantung, kalau punya kan bahaya, nanti Hasan terkena serangan jantung, dan humairah tidak akan bisa merasakan sentuhan penuh halal darinya.
Haduh, Hasan! Pagi-pagi otakmu sudah Travelling kesana saja.
"Maaf-maaf, hehe." Humairah ikut mengusap dada Hasan sembari memeluknya dari samping.
Hasan tersenyum, membalas pelukan humairah.
"Kayanya kita batalin aja acara jalan-jalan paginya, enakkan pelukan begini." Kata Hasan. Cepat-cepat humairah melepaskan pelukannya.
"Nggak ih, Ira udah bilang ke Hasnah nanti mau beliin bubur, jadi harus jadi." Ucap humairah. Humairah menarik tangan Hasan, membawanya pergi meninggalkan rumah.
Mereka berjalan berdampingan sembari berpegangan tangan. Sesekali humairah melemparkan sapaan kepada tetangganya yang kebetulan berpapasan di jalan.
"Dimana tukang buburnya?" Tanya Hasan.
"Suka mangkal di taman, tapi biasanya jam setengah tujuh. Jadi, kita nongkrong di sana dulu aja ya?"
Hasan hanya mengangguk. Nongkrong di taman? Tidak apalah, yang penting bersama humairah. Itung-itung pacaran, mumpung tidak ada Hasnah yang selalu mengganggunya.
Humairah dan Hasan duduk di atas kursi taman. Ada beberapa orang yang sedang berolahraga dan sekedar lewat saja.
Humairah memandang Hasan dari samping. Hasan tengah melihat orang-orang yang sedang lari. Memiliki Hasan adalah mimpi humairah dari dulu, dan kini Hasan telah menjadi milik humairah seutuhnya. Sungguh nikmat yang sangat besar. Siapa yang tidak mau menikah dengan orang yang kita cinta? Tentu semua orang menginginkannya. Begitupun dengan humairah. Humairah senang, sangat-sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [HmHs]
Romance"Perpisahan mengajarkanku bahwa mencintai tidak harus memiliki. Memilikimu adalah anugrah. Dan berpisah denganmu adalah awal ujian yang ternyata membawaku pada akhir yang membahagiakan." -Humairah. "Takdir cinta memang takan tertukar, meski awalnya...