Kebahagiaan yang di uji

1.3K 84 1
                                    

"Raaa?!"

"Halo?!"

"Jawab Ra!!" Ucap Hasan berteriak ke ponselnya. Hanya suara langkah kaki banyak orang yang terdengar dari handphone humairah.

Hasan melihat layar handphone nya yang masih terhubung ke panggilan humairah. Tetapi tidak ada jawaban, yang terakhir Hasan dengar humairah meneriaki Hasnah, lalu suara benda jatuh yang Hasan tebak adalah ponselnya humairah.

Apa yang sebenarnya terjadi? Hati Hasan benar-benar tidak tenang saat ini.

"Hallo?"

Ponsel Hasan bersuara. Hasan memang belum mematikan teleponnya. Hasan kembali menyimpan ponselnya di telinga, tangannya bergerak cepat membereskan barang-barangnya yang ada di atas meja untuk di masukan ke dalam tas kerjanya.

"Hallo Ra? Kamu nggak ap---" Belum selesai Hasan berbicara, suara seorang laki-laki lebih dulu memotongnya.

"Disini ada kecelakaan pak, seorang ibu hamil dan anak kecil. Apa bapak keluarga nya?"

Kecelakaan?

Seketika pergerakan Hasan terhenti. Waktu pun rasanya ikut berhenti. Hasan malah melamun memikirkan ucapan seseorang di ponselnya. Apa Hasan salah dengar?

"Hallo? Pak?"

Hasan menggelengkan kepalanya mencoba menyadarkan diri. Ia kembali melihat ke arah ponsel. Panggilannya sedang terhubung ke nomber dengan nama 'Istri tercinta'. Hasan berharap saat ini sedang salah menelpon seseorang.

"Korbannya kami bawa ke rumah sakit harapan bunda. Tolong cepat datang ya pak, korbannya terluka parah."

"Ko-korban? Is-tri saya?" Hasan berucap dengan terbata-bata. Tenggorokannya tercekat, tiba-tiba seperti ada banyak jarum yang masuk menusuk batinnya.

"Iya, nama kontak nya disini suami. Korbannya sudah di bawa, saya tunggu disana."

Tut.

Panggilan terputus. Hasan langsung terduduk lemas di atas lantai. Benarkah yang sekarang tengah terjadi? Humairah kecelakaan? Apa ini mimpi? Lalu bagaimana dengan bayinya?

Hasan langsung bangkit dari duduknya, tas kerja yang semula ia genggam kini terhempaskan begitu Saja. Kaki Hasan berlari dengan kencang untuk pergi ke tempat parkir. Berkali-kali ia menabrak orang, sampai akhirnya Hasan sampai di depan mobilnya dan segera melajukannya.

Hati Hasan benar-benar kacau. Kenangan tiga tahun lalu kembali berputar di pikirannya. Rasa takut kini kembali menghantui hatinya.

"Tidak, tidak boleh. Tidak boleh terjadi lagi." Bibir Hasan bergetar. Wajahnya sudah basah oleh air mata yang tidak henti-hentinya keluar.

"Allah, selamatkan istri dan anakku."

***

"Bunda ..." Gumam Hasnah berulang kali. Meskipun umurnya masih kecil, tetapi Hasnah sudah bisa menyimpulkan kejadian yang terjadi di depan matanya.

Hasnah paham, Hasnah lihat dengan mata kepalanya sendiri saat humairah di lumuri banyak darah, apalagi bagian kakinya. Hasnah lihat dengan jelas saat orang-orang membantu humairah untuk di bawa masuk ke dalam mobil seseorang yang berbaik hati bersedia membawa humairah ke rumah sakit.

Hasnah menyaksikan dengan jelas seseorang yang mengeluarkan banyak darah. Dan itu terjadi pada bundanya sendiri.

Tubuh Hasnah bergetar, bahkan rasa sakit di kakinya saja karena tergores aspal sudah tidak terasa. Yang Hasnah rasakan hanya ketakutan.

TAKDIR CINTA [HmHs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang