Hadiah dari allah

1.4K 85 2
                                    

Humairah menggosok-gosok rambut basah Hasnah dengan handuk biru miliknya. Rambut Hasnah hanya sebahu, tetapi sangat tebal, jadi akan sedikit lama untuk kembali mengering. Setelah selesai menggosok rambutnya, Humairah mengoleskan vitamin rambut ke tangannya, lalu di gosokan kembali ke rambut Hasnah.

"Heumm ..." Hasnah mencium wangi bunga mawar dari rambutnya. "Wangi banget, Hasnah suka."

"Hasnah suka?" Tanya humairah. Hasnah mengangguk. "Syukurlah, bunda gak usah susah-susah cari varian lain."

Hasnah mengangguk setuju. Setelah humairah selesai mendandani Hasnah, ia pamit untuk keluar. Sedangkan Hasnah memilih melihat Vidio YouTube nusarara di handphone milik Hasan.

Di ambang pintu kamar Hasnah, Hasan sudah berdiri rapih degan baju Koko dan sarungnya. Saat humairah sudah dekat di jangkauannya, Hasan langsung merangkul pundak humairah dan membawanya ke ruang tengah, duduk di atas sofa sembari menonton tv.

"Loh, nggak shalat? Kok malah ngajakin duduk disini."

Hasan meletakkan kepala humairah di dadanya, lalu menepuk-nepuknya pelan. "Bentar dulu, kita manja-manjaan dulu." Ucapnya. Humairah hanya mengangguk, lalu ikut mengelus-elus pipi Hasan dengan sebelah tangannya.

Usapan humairah pada pipi Hasan terhenti saat kulitnya merasakan sesuatu. Dengan cepat humairah menegakkan kepalanya untuk melihat wajah Hasan. "Loh, kamu nangis?" Humairah menangkup kedua pipi Hasan.

"Hehehe ..." Hasan menghapus air matanya dengan tangan humairah, lalu menggenggamnya. "Gatau nih, tiba-tiba merasa terharu aja."

"Terharu kenapa, Hmm?" Tanya humairah sembari mengelus kepala Hasan seperti seorang ibu yang tengah menenangkan putranya.

"Lihat kamu ngurusin Hasnah kaya tadi, gatau kenapa tiba-tiba terharu aja."

Humairah paham perasaan Hasan saat ini. Bahkan saat pertama kali humairah memandikan Hasnah saja rasanya terharu, apalagi saat Hasnah bercerita bahwa ia senang memiliki bunda seperti humairah. Saat Hasnah kecil, yang mengurusnya hanya Hasan dan neneknya. Hasanpun mengurusnya hanya saat hari libur kerja saja, hari-hari biasanya Hasnah menghabiskan banyak waktu bersama neneknya.

Hasnah benar-benar tumbuh tanpa sosok ibu. Dan humairah berjanji akan menjadi ibu yang baik untuknya, akan senantiasa belajar menjadi ibu yang pantas untuk Hasnah.

"Kamu capek gak?" Tanya humairah.

"Capek kenapa?"

"Kitakan baru pulang liburan, kamu capek nggak?"

Hasan menggeleng, "Nggak, kenapa gitu?"

Humairah tersenyum, "Jalan-jalan yuk, kita ke tempat permainan, bawa Hasnah belanja juga."

"Boleh, yaudah sekarang kita shalat dhuha dulu."

Humairah mengangguk semangat. Lalu ikut bersama Hasan pergi ke mushala yang ada di rumahnya.

***

"Pelan-pelan sayang, nanti kamu jatuh!" Ucap humairah sedikit berteriak. Hasnah tengah naik kuda-kudaan yang ada di Timezone sendiri, sedangkan humairah dan Hasan mengawasinya dari kejauhan karena tidak bisa ikut naik bersama Hasnah.

Sebenarnya humairah ingin naik, supaya bisa menjaga Hasnah juga agar tidak terjatuh, tapi apa boleh buat? Bobotnya ternyata besar, 55kg. Dan humairah tidak di perbolehkan naik agar kuda-kudaannya tidak rusak.

Menyebalkan bukan? 55kg kan tidak gendut, humairah langsing kok. Buktinya Hasan selalu kuat saat humairah minta untuk di gendong.

TAKDIR CINTA [HmHs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang