Pertemuan menyakitkan

1.4K 107 12
                                    

Takdir cinta ...
Bagaimana hatiku bisa lupa kalau takdir saja kembali mempertemukan?

__________

"Satu, dua, tiga."

Cekrek.

Frijal mengambil gambar Hasan dan Husna yang tengah berdiri saling rangkul satu sama lain.

"Liat liat!" Hasna berlari ke arah frijal dengan senangnya. Lalu tersenyum bahagia saat gambarnya dengan Hasan sangat bagus.

"Mas frijal bagus juga ya motonya. Cocok buat jadi fotografer deh kayaknya."

Frijal sedikit tertawa mendengar ucapan Hasnah, "Boleh juga ya, itung-itung buka bisnis baru. Bukan ide yang buruk juga." Katanya membuat Hasnah ikut terkekeh.

"Oiyah, sampai lupa kalau kita belum punya Poto berempat."

"Bentar, saya minta orang lain buat potoin dulu." Ucap frijal. Frijal menghentikan seorang wanita yang tidak sengaja lewat di depannya, lalu meminta bantuan wanita itu untuk memotret mereka.

Husna dan melisha berdiri di tengah para laki-lakinya. Mereka berpose formal terlebih dahulu sebelum akhirnya berpose bebas.

Setelah puas berfoto. Mereka duduk di depan kedai Kopi. Menikmati suasana sore yang sedang mendung. Gemercik air dari langit perlahan turun membahasi bumi. Mau tak mau, acara jalan-jalannya Hasan terhenti dengan terjebak di sebuah kedai kopi.

"Hujan," kata Husna sembari melihat ke arah jendela yang ada di sampingnya.

"Gak jadi dong jalan-jalan ke tempat yang lainnya?" Husna melirik ke arah Hasan yang duduk di sampingnya. Menatap Hasan dengan wajah kecewa. Padahal Husna masih ingin berkeliling.

Hasan mengusap lengan Husna yang tersimpan di atas meja, "Kita bisa lanjutnya besok lagi, atau nanti kita liburan kesini lagi kalau ada waktu luang."

Husna tersenyum seraya mengangguk. "Bener ya nanti kita kesini lagi lain waktu?" Tanyanya. Hasan mengangguk membenarkan.

Husna tersenyum sampai gigi putihnya terlihat, lalu memeluk Hasan dari samping. Membuat frijal yang melihat itu ikut-ikutan memeluk istrinya juga.

"Melisha sudah hamil?" Tanya Husna tiba-tiba. Setahu Husna mereka menikah sudah lebih dari satu tahun.

Melisha tersenyum, "Alhamdulillah, baru lima belas Minggu usianya." Ucapnya dengan bahasa Indonesia tapi logat turki.

Husna berbinar, "Masya Allah, selamat ya ..."

Melisha mengangguk dan mengucapkan terima kasih. "Kamu sendiri? Sudah hamil?" Tanya melisha.

Seketika Husna jadi termenung. Husna mengusap perutnya yang masih rata, sampai saat ini allah belum memberinya kabar bahagia. Mungkin usahanya belum maksimal, sebab berhubungan dengan Hasan saja jarang. Bagaimana mau punya anak?

"Belum, doakan ya semoga cepat menyusul." Ucap Husna dengan senyum sendunya.

Melisha mengamini ucapan Husna, dan ikut mendoakan supaya hamilnya menular ke Husna.

TAKDIR CINTA [HmHs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang