Permintaan menyakitkan

1.7K 104 5
                                    

"Allah menguji karena Allah tahu, hambanya mampu melewatinya. Ujian Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya."

______

اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَاَّ مَا جَعَلتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

Ya Allah, tidak ada yang mudah kecuali apa yang Engkau mudahkan dan tidak ada yang sulit jika Engkau menghendakinya kemudahan.

Husna percaya, suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagiaannya dalam pernikahan ini. Pernikahannya dengan Hasan, pernikahan tanpa cinta. Hanya Husna yang mencinta, sedangkan Hasan? Sudah jelas hatinya berlabuh pada wanita lain.

Sakit.

Istri mana yang tidak sakit melihat suaminya sendiri mencintai wanita lain? Dan tidak menganggapnya istri? Tentu akan sakit, sangat.

Husna hanya wanita biasa, ia tidak bisa seperti Asiyah yang begitu tegarnya menghadapi suami sekejam Fir'aun.

Hati Husna sakit, sakit dengan perlakuan Hasan yang tidak seperti suami pada umumnya.

Sehina itukah Husna di mata Hasan? Sampai Hasan enggan menyentuhnya, bahkan menatapnya.

Husna baru saja di bawa pindah kerumah barunya dengan Hasan. Di rumah itu, hanya ada mereka berdua. Satu atap, suami istri, tetapi terasa seperti orang asing yang tinggal satu atap. Bagaimana tidak? Hasan enggan satu kamar dengannya. Hasan lebih memilih tidur di kamar lantai atas, sedangkan Husna di kamar lantai bawah.

Benar-benar pernikahan yang menyakitkan.

Bagaimana dengan impiannya menggapai surga bersama sang imam? Jika imamnya saja tidak menuntun dan membimbingnya.

Allahu Akbar Allahu Akbar ...

Panggilan shalat Dzuhur berkumandang. Menggema dimana-mana. Memberi petanda kepada umat muslim untuk segera sujud kepada Rabbnya.

"Alhamdulillah. Hasan, mari shalat bersama." Ajak Husna. Mereka baru saja selesai membereskan barang masing-masing. Meskipun hati Husna tengah dilanda kecewa, ia tetap akan bersikap baik pada Hasan, Husna percaya suatu saat nanti Hasan akan luluh padanya.

Hasan yang mendengar suara Husna di lantai bawah enggan untuk menyahut. Setiap kali melihat Husna, rasanya Hasan selalu melihat diri Humairah. Melihat Husna, hanya akan mengingatkan pada perpisahannya dengan cintanya, Humairah.

Hasan lebih memilih untuk shalat di masjid komplek, dan menghabiskan banyak waktu di luar rumah. Dengan begitu, Hasan tidak akan berurusan dengan Husna.

Hasan menuruni anak tangga dengan baju Koko putih dan sarung hitam polos. Tangannya memegang sebuah kopiah, wajahnya sudah basah oleh air wudhu. Membuat ketampanannya berlipat-lipat ganda.

Husna masih setia berdiri di ruang tengah, menunggu Hasan yang akan mengimami shalatnya. Husna sudah rapih dengan mukena putih mahar dari Hasan.

Hasan melihat Husna sekilas yang tengah menatapnya tanpa berkedip. Lalu Hasan berlalu begitu saja menuju keluar rumah.

"Mau kemana?" Cegah Husna.

TAKDIR CINTA [HmHs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang