“Latihlah dirimu untuk senantiasa mensyukuri hidup yang kamu miliki saat ini. Berhenti insecure, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.”
_________
Tak salah Hasan menyetujui ajakan temannya untuk membuka restoran khas Indonesia di turki. Baru buka beberapa hari saja sudah di banjiri para pengunjung. Apalagi tempatnya yang dekat dengan wisata dan masjid Hagia Sophia.
Hasan baru akan pulang besok, hari terakhir di Turki akan ia habiskan dengan jalan-jalan ke berbagai tempat wisata di turki. Besama Husna, frijal dan melisha.
Setelah melaksanakan shalat dhuhur berjamaah di masjid Hagia Sophia. Hasan melanjutkannya dengan mencari tempat makan khas turki. Sekali-kalilah Hasan cicipi masakan turki, siapa tau enak dan bisa coba Hasan buka bisnis masakan khas turki di Indonesia nanti.
Matbah Ottoman Palace Cuisine.
Sebuah hotel sekaligus restoran yang berada di dekat wilayah Hagia Sophia.
Pasilitasnya sangat bagus, apalagi meja makan yang berada di dekat kaca besar, kita bisa melihat langsung masjid Hagia Sophia dari luar jendela kaca.
Negara turki sudah menjadi Negera favoritnya Hasan, negara dengan pemandangan indah dan orang-orang yang ramah. Hasan betah tinggal di turki, mungkin lain kali Hasan akan sering-sering ke turki.
"Besok pemberangkatan jam berapa san?" Tanya frijal.
"Jam empat sore, lumayanlah ada waktu buat beli oleh-oleh."
"Sekarang aja belinya, kalau besok nanti yang ada cape duluan. Inget loh, perjalanan dari sini ke Indonesia tuh lama."
Benar juga, Hasan sampai lupa. Lalu besok ia habiskan setengah waktunya untuk apa? Jika hanya berdiam diri di apartemen menunggu sore itu akan sangat membosankan.
"Boleh deh, sekarang aja."
Setelah sepakat, Hasan dan yang lainnya pergi mencari tempat pembelanjaan untuk memberi barang-barang yang sekiranya di butuhkan untuk orang-orang yang akan Hasan beri oleh-oleh.
"Hasan .... Husna pengen eskrim." Kata Husna sembari menggoyangkan lengan Hasan yang tengah sibuk melihat-lihat pajangan rumah.
"Belinya dimana?" Tanya Hasan tanpa melirik Husna sekalipun. Mata Hasan benar-benar pokus melihat pajangan yang lucu-lucu.
"Itu, disana." Husna menunjuk sebuah toko kecil yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Hasan menoleh, melihat ke arah yang Husna tunjuk. "Yaudah, ayoo." Hasan menggandeng tangan Husna untuk pergi ke toko itu.
"Tapi, dia ngerti bahasa Inggris gak ya?" Tanya Husna. Kalau harus pakai bahasa Turki kan gak mungkin, Husna dan Hasankan tidak bisa.
"Coba aja dulu, siapa tahu ngerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [HmHs]
Romance"Perpisahan mengajarkanku bahwa mencintai tidak harus memiliki. Memilikimu adalah anugrah. Dan berpisah denganmu adalah awal ujian yang ternyata membawaku pada akhir yang membahagiakan." -Humairah. "Takdir cinta memang takan tertukar, meski awalnya...