"Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya sudah Allah rencanakan. Jadi, pertemuan kita yang sekarangpun bukanlah sebuah kebetulan, melainkan memang sudah takdirnya bertemu kembali."
-Humairah-
________________
Humairah mematung di ambang pintu. Matanya berjelajah menatap setiap penjuru ruangan yang ternyata tidak ada bedanya. Semuanya masih sama seperti yang terakhir kali humairah lihat.
"Akhirnyaaaa!" Teriak humairah. Humairah berlari ke arah kasur, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya.
"Masya Allah ... Nikmatnya bisa tidur di kasur ini lagi." Humairah berguling-guling di atas kasur besarnya sembari memeluk guling.
"Teyze!" Panggil seseorang.
Humairah menghentikan acara guling-gulingnya. Humairah menatap ke arah pintu, ada afsal yang tengah berdiri di sana.
"Apa?" Tanya humairah.
Afsal berdecak pinggang, "Udah gede juga, kaya anak kecil aja. Berisik tahu! Falsa baru tidur." Omel afsal. Humairah memutar bola matanya malas, keponakannya yang satu ini cerewetnya mengalahkan emaknya.
"Iya-iya." Humairah kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Teyze gimana sih, sama calon suami Kok gak akur. Biasanya kan yang mau nikah itu lagi humoris-humorisnya. Kemana-mana bareng, lah inimah pisah Mulu perasaan."
Kan, sudah humairah bilang, afsal itu cerewetnya mengalahkan emak-emak.
"Ya emang kenapa sih kalau gak akur? Masalah emangnya? Lagian yang mau nikah itu teyze, kenapa kamu yang sewot!"
"Bukan sewot, keliatannya kaya kepaksa aja gitu. Teyze kaya yang gamau deket-deket sama om Azam."
Humairah yang semula memejamkan matanya kini kembali terbuka, kata-kata afsal sedikit mengusik hatinya.
Terpaksa?
Memangnya humairah terlihat seperti yang terpaksa? Humairah hanya sedang menjaga jarak saja dengan Azam, karna kata bundanya sebelum akad jangan terlalu sering bertemu. Apa humairah salah?
"Nggak kok, kan kata bunda juga calon penganten itu harus jaga jarak, jangan dulu ketemu."
Afsal geleng-geleng, "Alesan. Bilang aja kalau emang gamau deket-deket. Teyzekan belum moveon sama om Hasan."
Humairah melotot. Apa-apaan afsal bawa-bawa masalalunya itu? Sudah susah-susah humairah lupakan dan tidak mengungkitnya lagi. Dan sekarang afsal kembali mengingatkan, hatinyakan jadi kembali berdesir, otaknya secara otomatis mengulang kenangan dahulu.
"Afsal!" Teriak humairah. Afsal buru-buru berlari saat melihat humairah bangkit dari posisi rebahannya. Kini afsal dan humairah tengah berlari saling mengejar.
"Kamu tuh ya! Mikir dulu dong kalo ngomong!" Ucap humairah masih dengan berlari mengejar afsal.
"Ampun! Afsal keceplosan. Janji gaakan buat teyze inget om hasan lagi." Teriak afsal nyaring ke seluruh penjuru rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR CINTA [HmHs]
Romance"Perpisahan mengajarkanku bahwa mencintai tidak harus memiliki. Memilikimu adalah anugrah. Dan berpisah denganmu adalah awal ujian yang ternyata membawaku pada akhir yang membahagiakan." -Humairah. "Takdir cinta memang takan tertukar, meski awalnya...