Seseorang yang licik √

308 25 1
                                    

Selamat Membaca!

Seseorang yang licik
♪ ♬ How Can I love the heartbreak   ♬ ♪

— Seseorang yang licik♪ ♬ How Can I love the heartbreak   ♬ ♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Teman terdekat pun bisa menjadi seseorang paling jahat lebih dari sang musuh.

Devian.


Senja terbaring lemah laki-laki itu dibawa menuju ruangan ICU dan sedang ditangani oleh dokter dan para perawat. Sedangkan Pelangi duduk didampingi oleh teman-temannya yang lain menenangkan gadis itu agar berhenti menangis. Buliran matanya terus turun mengenai pipi, matanya sudah sembab dan wajah gadis itu terlihat melelahkan. Pelangi melihat celah jendela ruangan itu, ia benar-benar khawatir dengan Senja.

Pelangi mencoba untuk tetap tenang tapi tetap saja, ia sungguh takut.

Zefan dan teman lainnya tidak tega melihat Pelangi terus menangis kejer. Zefan duduk dan mengusap punggung Pelangi pelan memberikan ketenangan yang amat dalam. Dan Violla dia terus menjauhkan dirinya dari yang lain ia bersender di dinding ruangan.

"Langi, udah ya lo bakal sakit kalo terus-terusan nangis. Lo boleh khawatir tentang Senja tapi lo juga harus khawatir sama diri lo, lo harus yakin setelah ini Senja akan sadar dia ga selemah itu." tutur Zefan, Pelangi menyeka air matanya dan mengangguk.

Madika menyendiri, ia merasa gagal menjadi temannya, seharusnya ia menemani Senja dan tidak membiarkan Senja menuju gedung itu Sendiri. Matanya sudah berair namun Madika menahannya agar tidak turun. Sangat memalukan jika ia sungguh menangis.

"Ini salah gue! Harusnya gue bantu Senja dan ga biarin dia kesana sendirian." lirihnya sambil terduduk lemas, Refqi melihat Madika seperti itu prihatin tidak pernah Madika menangis menyesal seperti sekarang.

"Mad, udah lah berhenti nyalahin diri lo, kita udah kenal Senja dari lama kalo kita lagi ribut atau ada masalah penting Senja ga mau bawa-bawa kita masuk ke dalam masalahnya. Jadi, ini bukan salah lo, ini kemauan Senja dan kalo akhirnya begini kita juga ga bisa salahin siapa-siapa." Refqi ikut berjongkok dan menepuk bahu Madika pelan. David hanya menampilkan wajah lusuhnya ia juga merasakan sedih seperti Madika.

Semua langsung menoleh saat menyadari kehadiran orangtua Senja dengan raut wajah panik hanya Lena dan Celine yang datang,  Bramantyo tidak hadir entah kemana laki-laki itu sekarang. Lena langsung menghampiri Pelangi yang duduk termenung dan Pelangi menarik napasnya dan tersenyum tipis.

"Pelangi jelaskan ada apa, Senja dimana  sekarang?" tanya Lena begitu panik.

Pelangi terus diam ia tidak bisa menjawab yang sebenarnya terjadi.

Senja & Pelangi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang