Tertawa Puas dan Salting √

197 25 6
                                    

Selamat Membaca !!

Tertawa Puas dan Salting
♪ ♬ Tolong - Budi Doremi ♬ ♪

Tertawa Puas dan Salting ♪ ♬ Tolong - Budi Doremi ♬ ♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Cuaca sudah sore terlihat anak-anak Resinda sudah menenteng tas ranselnya, dan ada beberapa sebagian yang masih duduk ditepi lapangan dan tidak sedikit anak cowok yang masih bermain basket atau futsal. Sekolah Resinda tidak begitu terlihat sepi saat waktunya pulang sekolah karena sebagian dari mereka tidak langsung pulang kerumah. mereka menghabiskan untuk nongkrong dan bercanda riang. 

Pelangi mendongakan kepalanya ke atas menatap Senja kesal, karena sudah mengerti apa yang dilakukan Senja sekarang. "Aku ada rapat, kalo kamu mau langsung pulang sama Zefan aja. "

Tentu, mendengar hal itu ada rasa sedih dihatinya, ia bukannya tidak mau diantar oleh Zefan. Namun, jika ia menolak Zefan rasa tidak enakan Pelangi mulai berkumpul di dalam dirinya. Itu lah Pelangi mudah tidak enakan dengan seseorang. 

"Gue tau lo maunya sama Senja, yaudah lo maunya gimana, nungguin Senja?" tanya Zefan to the point sambil melirik Pelangi. Senja ikut menunggu jawaban dari Pelangi. 

Hanya mereka bertiga yang ada dikelas, kelasnya sudah kosong teman-temannya sudah pulang lebih dulu, Pelangi menatap Senja dan Zefan bergantian.

"Sama Zefan aja sono gue balik sore soalnya." kata Senja kepada Pelangi sekaligus Zefan. Senja  sedang sibuk membereskan buku-bukunya. 

Pelangi berdecak sebal.

"Yaudah gue balik ya, lo ga ikut gue kan Pelangi ?gue mau balik nih." Zefan yang sudah membawa kunci motor yang disangkut di sela jari-jarinya yang bermaksud bahwa ia sudah ingin pulang.

"Senja, lo ketua osis kan? ngejelasinnya nge-rap aja biar Pelangi ga kelamaan nunggu lo di ruang Osis, bye ya gue balik." Senja mendelik, yang benar saja ia berbicara dengan cepat yang ada ia bisa di tegur oleh anggota osisnya disana nanti. 

"Fan aku nunggu Senja aja deh, kamu hati-hati ya." Zefan mengangguk tersenyum ke arah Pelangi sambil melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kelas. 

Setelah  Senja sudah menyiapkan buku yang nanti ia butuhkan saat presentasi di ruang osis, Pelangi ingin ikut membantu Senja, namun Senja menolaknya dengan begitu Pelangi hanya mondar-mandir didepan papan tulis sesekali melirik Senja. 

Senja memasukan bukunya kembali ke dalam tas lalu menenteng tas hitamnya itu di satu pundaknya. Pelangi yang melihat Senja sudah berjalan lebih dulu meninggalkan dirinya sontak ia langsung menyusul Senja sambil berlari kecil untuk menyamakan langkah kaki Senja yang lebar karena kaki Senja yang panjang membuat ia sulit untuk menyamakan jejak langkahan kakinya.

"Njaaaa! bukannya ngajak malah duluan jalannya dasar untung aku sayang kalo engga nih , huh udah aku jitak kepalanya sekarang." cerocos Pelangi, namun tanpa disadari Senja tersenyum tipis mendengar celotehan Pelangi yang menurutnya membawa kesan gemas. 

Senja & Pelangi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang