Mencurigakkan √

248 35 2
                                    

Selamat membaca!

Mencurigakkan
♪ ♬ Double Take  ♬ ♪

Mencurigakkan ♪ ♬ Double Take  ♬ ♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Sssttt!"

Pelangi menoleh kesal ke arah Zefan yang menyauti dirinya. "Apa?" tanya Pelangi, Zefan hanya menyengir membuat Pelangi makin bingung.

"Bengong aja,makan cepetan." kata Zefan menyuruh Pelangi untuk melanjutkan makan, Pelangi hanya mengangguk malas. "iyaa."

Melihat Senja berjalan menuju ke arahnya dengan membawa tiga gelas sekaligus, sontak Pelangi menegakkan tubuhnya dan mengalihkan pandangannya ke arah mie lalu melahapnya. Menyadari Senja yang sekarang sudah duduk di sampingnya, Pelangi menoleh sambil mengunyah mie yang ada dimulutnya.

"Nja." panggil Pelangi pelan, nama yang dipanggil pun hanya menoleh.

"Hm?"

"Ga jadi, mau manggil nama Nja doang," Pelangi menyengir malu.

Senja tersenyum tipis, sekedar hanya itu saja membuat Pelangi senang.

Setelah menghabiskan waktu bersama, bercanda tawa bahkan ada yang tertidur di shofa, dan tingkah laku aneh teman-temannya semua. Situasi kini menjadi hening dan sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

"Mau pulang jam berapa?" tanya Senja mengalihkan pembicaraan, Pelangi melihat jam berwarna pink muda ditangannya. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore lebih.

Cuaca hari ini juga tidak mendukung, sore ini awan terlihat mendung sedikit. "Eh balik yuk udah mau mendung." ucap Pelangi, sontak yang lain langsung melihat jendela rumah Atika.

"Yaudah balik deh takut ujan dijalan." tutur Atika.

Sebenernya mereka agak males untuk pulang ke rumahnya masing-masing. "Yailah mendung doang,ntar aja males ego gue sumpah." ucap Madika malas yang sedang tiduran santai dikarpet bermain ponsel.

"Sini piringnya kalian udah pada selesaikan makannya?" Atika terkejut mendengar ucapan Atun yang tiba-tiba saja membereskan mangkok-mangkoknya, "Eh Tun gausah biar nanti gue aja, apansi Tun gausah kali." kata Atika yang langsung ikut membereskan.

"Udah siniin Atika sama Rara sama yang anak cowo tuh beresin ngotorin rumah doang aja nih, nih apaan lagi kulit kacang pada disebar kayak gini." omel Pelangi merebut mangkok kotor dari tangan Atika dengan pelan, dengan cepat anak cowo yang tadinya sibuk dengan masing-masing kini langsung memunguti sampah-sampah kulit kacang.

"Biasa aja dong Pelangi ngegas mulu lo kek tukang bajai!" cibir Madika.

"Bodo." balas Pelangi menjulurkan lidahnya.

"Lah emang tukang bajai suka ngegas? " tanya Refqi bingung.

"Bukan tukangnya oon tapi bajainya." balas Madika menahan kesal.

"Tapi kan jaman sekarang bajainya bukan bajai oren lagi." sambung Zefan. Nah iya, benar juga yang diucapkan Zefan.

"Iyaa bego udah bukan bajai oren lagi yang bunyinya otok-kotok-otok gitu, sekarang mah adanya bajai warna biru." balas Refqi. Sial, kenapa semuanya menertawai dirinya.

Mereka tertawa hanya karna kata 'otok-kotok-otok' dari mulut Refqi. sungguh yang tertawa karna ucapan Refqi barusan ini benar-benar sangat retceh humornya.

"Ada-ada aja, kenapa jadi bahas soal bajai sih! " kesal Atika menahan tawanya, rupanya Atika sudah capek dari tadi ketawa apalagi tertawa yang paling keras adalah Atika dan Pelangi pokoknya mereka sebelas duabelas jika soal humor.

"Yaudah sih woy! gue kan kagak tau, soalnya pangeran ga pernah naik bajai." Kata Madika dengan sombong, yang lain menyoraki Madika dengan puas.

"Eh kuping gajah! Gaya lo tengil ga pernah naik bajai makanya bang kali-kali naik bajai jangan naik odong-odong!"Cibir Atika sontak yang lain bertepuk tangan dengan jawaban Atika tadi.

Madika yang dicibir pun tidak mau kalah. "odong-odong anjir jangan ngada-ngada lo." sengit Madika menatap Atika sinis.

"Berisik lo semua mending cepetan beresin." tegas Senja, mereka langsung hening dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

"Tuhkan Senja jadi galak kalian sih berisik, ayo tun mending kita ke dapur aja." ajak Pelangi bersama Atun.

"Mampus lo di omelin hahaha!" Tawa Atika yang lain hanya terkekeh, sedangkan Senja fokus membersihkan sisa kuah yang tadi tumpah mengenai karpet begitu juga yang lain. sebetulnya pemilik rumah tidak marah jika mereka mengotori rumahnya itu hal yang wajar, namun entahlah Pelangi mengomeli yang lain untuk membersihkan rumah Atika, tamu tidak boleh seenaknya walaupun itu dirumah temen sekalipun dan yang tepenting ikut bertanggung jawab.

•••

Kini hanya ada Pelangi dan Atun didapur, keduanya sedang sama-sama fokus mencuci mangkok dan gelas yang kotor. Pelangi saking bingungnya mencari topik untuk bisa berbaur dengan Atun, dengan asal dan random dirinya pun bertanya.

"Tun kalo boleh tau nih ya Tun, kamu berapa saudara?" tanya Pelangi, Atun terdiam sebentar.

"Emmm kalo gamau jawab gap--"

Atun dengan cepat langsung menjawabnya "Dua." balas Atun cepat, Pelangi mengangguk ragu.

"Oh dua." ucap Pelangi lagi.

Mereka berdua terdiam lagi dan fokus mencuci mangkok lagi hingga kali ini Atun yang berucap dengan suara gugup. "Hm-Pelangi tadi pagi, Hm ta-tapi gajadi deh." ucap Atun gugup dan melanjutkan mencuci mangkoknya dengan cepat.

Pelangi mengerutkan keningnya bingung jika seseorang mengucapkan kata-kata seperti ini dirinya dibuat penasaran dan itu membuatnya tidak bisa tenang. "Ih Atun tadi pagi apa? jangan gini dong udah ngomong aja gapapa." ucap Pelangi meminta Atun untuk melanjutkan ucapannya tadi.

Atun terdiam sejenak lalu akhirnya Atun melanjutan ucapannya tadi. "Tadi pagi aku liat Senja --" lagi-lagi Atun terdiam membuat Pelangi sedikit greget. "Iya terus?" Atun berpikir sebentar lalu melanjutkan ucapannya lagi.

"Terus aku ga sengaja ketemu dijalan sama Senja, tapi kita ketemunya lawan arah." Pelangi kesal, sungguh ia tidak mengerti ucapan Atun itu yang membuat dirinya kesal.

"Hah?gimana tun maksudnya aku ga ngerti."balas Pelangi bingung.

"Maksudnya tuh hm-- gini, aku jalan ke arah Resinda terus disitu aku ketemu Senja naik motor tapi dia ngambil arah jalan Azlartas ngerti ga?" tanya Atun, Pelangi menggeleng tidak mengerti beginilah jika mempunyai otak lemot. "Udah intinya aja deh tun biar aku nya engga bingung." Atun menghela napas pelan.

"Intinya Senja tadi pagi lewat arah jalan pulang menuju Azlartas tapi lewat jalan tikus gitu yang jarang dipake sama orang-orang apalagi jarang yang diliat sama anak Azlartas ataupun Resinda." jelas Atun, Pelangi mengangguk mengerti.

"Berarti maksud kamu Senja abis ke Azlartas?" tanya Pelangi ragu.

Berarti tadi pagi Senja bukan nganterin Celine sekolah tapi dia ke Azlartas, Senja ngapain coba kesana? Gumamnya berpikir sebentar.



Next apa engga?

Vote sama komentnya yaa jangan lupa ! ✨

Bye-bye see you next part ! Luv yu ♡

Senja & Pelangi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang