Selamat Membaca !
—Mendekati Festival Resinda
♪ ♬ Pupus - Dewa 19 ♬ ♪•••
Senja mengernyit keningnya ke arah ponsel, baru sekarang Pelangi mengirim pesan sapaan pagi untuknya, Senja membalasnya seperti biasa singkat, padat dan jelas.
Rambut basah Senja yang kini sudah sedikit mengering, pagi ini tidak ada yang ia lakukan selain memetik senar gitarnya dengan nada asal yang ia mainkan tapi terdengar nyaman ditelinga. Tatapannya fokus kepada senar gitar dan bahu tegak miliknya yang kini sedang bersender santai dikursi belajar. Merasa sudah malas, Senja menaruh gitarnya didinding tembok kamar.
Senja bangun dari duduknya, ia baru menyadari jika hari ini ia akan ke sekolah bertemu dengan Chika disana untuk mengurusi permasalahan Pentas dan dekor-mendekor panggungnya nanti di Resinda.
Hoodie yang menggantung rapi dibalik pintu pun diambil kasar oleh tangan kekar Senja lalu segera memakai hoodie berwarna abu-abu gelap itu dengan cepat dan tidak lupa untuk mengambil kunci motor yang ada dilaci meja.
"Iya, gue otw." Senja mengakhiri panggilannya dari Chika terdengar dari sebrang sana sudah banyak anak-anak yang sedang bercanda tawa. Sepertinya.
Senja menuruni anak tangga ada suara dari ruangan tamu yang sangat tidak asing ditelinga Senja, dengan langkah yang lebar Senja berjalan cepat ia langsung tersenyum saat tahu siapa yang sedang bertamu dirumahnya pagi ini.
"Senja, sini-sini cucuk kakek paling ganteng." Sapa pria yang sudah lanjut usia namun masih terlihat awet muda dan berwibawa itu memanggil Senja dengan semangat.
Senja menghampirinya lalu membalas uluran tangan sang kakek dan menciumnya, kakeknya ini masih terus memeluk Senja dan mengusap pundak Senja. "Kakek dari tadi?" tanya Senja seraya melepaskan pelukan hangat dari kakeknya.
"Engga, kakek baru aja dateng." balasnya dengan senyuman ramah.
"Ah, kakek masa abang Senja doang yang dipeluk, Celine kan juga mau." celetuk Celine dengan wajah sebalnya membuat semuanya terkekeh dengan suara lantang dari gadis kecil yang sedang mengunyah permen dari pemberian sang kakek.
"sini-sini duduk sama kakek, siapa bilang cuman abang Senja doang yang dipeluk, cucu kakek paling cantik juga dipeluk kok." tuturnya sembari mengelus rambut panjang Celine.
Bramantyo menatap Senja heran, sepertinya anak laki-lakinya akan pergi pagi ini. "Kamu mau kemana Senja?" tanya Bramantyo lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Pelangi ✔
Teen Fiction[ selesai ] Kala sang Senja membutuhkan banyak warna untuk menghapus jejak awan gelap dihidupnya, semesta mempertemukannya kepada Pelangi, gadis ceria penyuka langit sore. ©Bungaluv-2020 ♡