Ada yang lebih penting √

193 20 2
                                    

Selamat Membaca!

— Ada yang lebih penting
♪ ♬ Kalau bosan - Lyodra ♬ ♪

— Ada yang lebih penting♪ ♬ Kalau bosan - Lyodra ♬ ♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Nja, aku mau nanya, nanti pentas Resinda itu diadainnya minggu kedepannya lagi kan, bukan minggu ini kan ya?" tanya Pelangi ragu.

Senja mengangguk pelan. "Iya, kenapa?" tanya Senja balik sambil fokus memakai helm full facenya.

Yess! Ah tapi kenapa Senja biasa aja, apa dia lupa ya?  Gumam Pelangi.

Pelangi terdiam lalu menggeleng pelan, "Gapapa, cuman nanya doang." balas Pelangi.

Pelangi menoleh kebelakang untuk melihat roknya, hm, pantes dari tadi ia merasa tidak nyaman. ah, sial banget roknya sudah ada bercak darah. ya, bodoh Pelangi tidak tahu jika hari ini ia datang bulan lalu bagaimana ini sekarang. 

Senja menatap Pelangi heran, Pelangi terus memegang rok pendeknya rapat membuat Senja bertanya-tanya. "Kenapa?" tanya Senja.

"Eum—"

Pelangi belum selesai melanjutkan ucapannya, namun Senja langsung beranjak dari motornya dan membuka jacketnya cepat.  Senja memakaikan Jacketnya melingkar ke arah pinggul Pelangi untuk menutupi roknya yang sudah penuh dengan darah, tak apa jika jacketnya kotor daripada Pelangi nantinya semakin tidak nyaman.

Jantung Pelangi berdetak dua kali cepat, kakinya terus bergetar dan, ah sial pipinya sudah merona sekarang. 

"N–nja tapi— ini nanti jacket kamu kotor." Pelangi berkata dengan gugup tanpa menatap wajah datar Senja.

"Udah diem, tinggal pake." ketus Senja lalu kembali naik dari motornya dan menunggu Pelangi ikut duduk manis dijok motornya.

Pelangi tersenyum malu, Senja secuek apapun dia padanya pasti akan ada sifat lembut dan pedulinya itu yang Pelangi suka dari Senja Radiksa, namun entahlah sifat Senja yang seperti ini hanya untuk dirinya saja atau mungkin Senja juga memperlakukan sebagian perempuan seperti itu, Pelangi berharap hanya dirinya saja. Pelangi juga tidak tahu dan tidak mau tahu. Pelangi mengangguk paham lalu  dengan sigap ia naik dan duduk di jok motor belakang Senja.
Senja langsung mengandarai motornya keluar dari perkarangan sekolah.

***

Saat ini Pelangi sedang duduk diruang tengah sambil memakan cemilan yang berada dipangkuannya sekarang, setelah mencuci rok sekolahnya yang kotor dan juga sekalian mencuci jacket Senja, ia tidak merasa pegal ataupun cape saat mencuci jacket Senja, bahkan Pelangi terus tersenyum saat mencucinya, ah tidak mengapa ia begitu bucin, Pelangi baru menyadarinya sekarang dan Pelangi bodo amat saat orang mengatakan hal itu kepadanya.

Senja & Pelangi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang