2 tahun yang lalu.
Tiba-tiba boneka itu muncul, meretas semua alat elektronik.Siapakah korban pertamanya?
Apa dia? Orang ini yang ada di depanku? Orang yang wajahnya selalu ditutupi topeng dan diam.
Aku kadang lupa kalo dia itu ada. Rasanya sosok dia seperti nihil keberadaan.
Orang ini...sangat tidak bisa kutebak.
"Lu boleh tebak siapa korban pertamanya", katanya berdiri disebelah pintu pembakar sampah, ia membuka dan melihat ke dalam tungku yang mati.
Apa yang dia mau sih?
"Ahm....kamu?", terkaku.
Tanpa menoleh, dia melongok ke dalam, "Alasan?",
"Karena kamu seperti itu"
Andai saja aku bisa mengatakan itu. Kenapa ga ngomong? Takut dijorokin terus dibakar.
"Karena kamu...bertopeng dan sangat tertutup?", ucapku ragu. Kennth menoleh ke arahku, tangannya masih ada di gagang pintu, jemarinya yang panjang itu berkutek hitam.
Untuk sesaat aku terdiam melihat ke arah topeng mata kosongnya, yang berupa misteri yang bahkan tidak diketahui teman-temannya. Langit diatasku bukan berwarna biru maupun oranye, atau abu-abu melainkan putih.
Putih seperti diriku.
Kennth akhirnya melepas gagang pintu, dan bersender ke dinding batu bata sebelahnya.
Ia memasukan tangan ke kantong jaketnya.
"Jawabannya Rayleigh Vane"
Apa?
Ray?
Ray itu?Aku kehilangan kata-kata. Aku tidak bisa percaya kalau di korban pertamanya.
Maksudku...
Aku tau Matryoshka tidak mendiskriminasi, tapi sampai ke dia pun?
Budak korban Matryoshka pertama yang tertuju ke Jimmy itu...maksudnya adalah Ray.
Iyasih, kemanapun Ray pergi pasti ada Jimmy ataupun Vano. Eh tapi engga ah, pas dateng ke sekolah Ray sendiri, pas Jimmy juga dia sendiri.
Saat aku pas-pasan dengan Ray hari itu...saat Matryoshka beraksi.
Iya...
Aku ingat betul wajah itu.
Di situasi yang kelam dan menegangkan, dia adalah salah satu orang yang ketakutan. Namun,Dia seperti merasakan terror luar biasa.
Jentikan jari Kennth menarikku ke kenyataan. Aku bahkan harus mengerjapkan mata beberapa kali, sebelum menoleh ke dia lagi.
"You know...I pity him", ucap Kennth dengan suara serat, ia melanjutkan dengan nada simpatis, "Dia jadi korban Matryoshka pertama, korban pembuka katanya. Dan itu semua terjadi....2 bulan semenjak papanya meninggal"
Aku berjengit.
Kasian sekali.
Aku tidak bisa membayangkan pukulan mentalnya. Yah aku tau aku tidak punya ayah tapi kehilangan pasti....Melihat simpatis di wajahku, ia berdiri tegak sebelum berjalan perlahan kesana kemari.
"Aku ingat betul. Upacara kematian bapaknya ada di Desember. Di hari kedua, kenalan dari sekolah boleh ngelayat. Gue ga ikut tapi gue denger....Ray menolak ngomong ke siapapun. Dia diem di sebelah mamanya yang katanya lagi hamil..."
Ia melanjutkan. Bahwa di mansion besar yang berhawa duka, Ray diam, tidak menitiskan air mata sedikitpun. Namun tatapannya sangat berbeda dengan sekarang.
Tatapan yang malas, yang hanya terbuka setengah. Dia akan berdiri bersama ibunya saat ada yang datang dan membungkuk berterima kasih. Kemudian dia akan duduk sambil melihat ke arah foto ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA
غموض / إثارةSekolah Rising Smartness adalah salah satu sekolah paling ngetop di negara ini. Hanya murid-murid kaya, pintar, bertalenta, atau rupawan yang bisa masuk kesini. Sialnya...aku tidak memiliki semua itu. Namun aku bisa masuk ke sekolah ini sebagai muri...