26. Berunding

23 8 1
                                        

Pulang sekolahnya, kami berlima ke rumah Dean.

Rumahnya besar bermodel modern dengan sudut disana-sini, namun kesannya sangat sepi. Perabotannya berkonsep minimalis dengan pajangan dinding disana-sini. Adapun lemari besar berwarna hitam tapi isinya kosong.

Di atas sofa yang kami duduki, ada photo keluarga. Dean itu anak tunggal dan memiliki paras seperti ibunya, ayahnya yang terlihat garang duduk dengan anak dan istri sebagai sayapnya.

Kalo aku boleh blak-blakan, rasanya Dean itu kesepian. Makanya dia selalu hyper dan terkesan receh. Aku pernah baca, kalau orang tertawa pada hal sepele, itu artinya ia kesepian.

Sama seperti Dean.

Omong-omong, dibawah chandelier kecil ini, kami sibuk membahas terduga diantara top 7 murid itu.

Kami menyadari, untuk mengoperasikan boneka tersebut dibutuhkan skill yang tinggi dan uang yang melimpah.

Diatas meja kaca, kami meletakan 7 sobekan kertas berisi nama top 7 sekolah. Aku, Benny, dan Jackie menyusun tingkat kemungkinan.

Kalau mau diurutkan terduga mungkin seperti ini :
1. Silvano Hale
2. Skarlet Tarigan
3. Aaru Nabu
4. Padparadscha
5. Rayleigh Vane
6. Jimmy Gabe
7. Sylvia Miraslava

"Kak Silvano emang yang paling mencurigakan sih", Benny yang duduk di lantai memangku dagu sembari memperhatikan urutan ini. Ia juga sesekali mengusap wajah.

Aku dan Jackie ikut menghela nafas. Bingung juga, semua terasa terduga.

Bagaimana pendapat kalian??

Suara mekanis terdengar dari Kennth. Kami menoleh ke dia yang sedang duduk membongkar isi badan Matryoshka yang telah kami dapatkan.

Dia memutar baut dengan obeng minus, kemudian membuka bagian lain. Dilihat dari dia yang diam, sepertinya dia juga bingung.

"Lu ngerti?", tanya Jackie yang duduk disebelahku dan disebelah Kennth yang duduk di bangku untuk 1 orang.

Kennth menggeleng, "Cuma bongkar aja. Gue berharap dapet chip atau sirkuit disini, jadi gue bisa ke ahli komputer dan liat isinya. But...ini semua cuma sambungan aja"

???

"Hah?", aku menurunkan alis.

"Di 2 lapisan Matryoshka ini, ga ada sumber tenaga, dan isinya sama aja cuma beda ukuran. Layar semi transparan buat muka, gue kira kalo dibuka bakal ada layar lagi, tapi dua-duanya transparan, berarti layar aslinya ada di lapisan paling dalem, ini kaca pembesarnya. Di judge dari lapisan kecilnya langsung nempel ke yang gede, itu berarti lapisan ini di isi magnet. Terus dibagian bawahnya ada lubang-lubang, kayanya buat speaker sekaligus mic. Hm...kayaknya di inti ada kamera buat liat kita"

Katanya cuma asal bongkar, kok ngerti sirkuit-sirkuit begitu?

Kennth meletakan lapisan boneka yang disatukan itu diatas meja. Dulu saat di ruangannya dan layarnya mati, akan benar-benar gelap. Tapi dari 2 lapisan ini aku bisa melihat dalamnya melalui layar semi transparan.

Boneka mati ini sebelumnya bagian dari boneka bejat itu.

Tinggal 6 ronde.
Aku akan mengalahkannya.

Kita bahkan belum setengah jalan.

Kennth mengalihkan pandangannya ke susunan kertas kami. Dia melongok agar lebih jelas lagi.

"Rayleigh Vane agak dibawah ya", komentarnya.

"Yah...dijudge dari pekerjaan CEO-nya rasanya dia ga punya waktu buat itu", jawabku mengangkat bahu. Kennthpun mendekat dan menukarnya.

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang