41. 6th Round

16 7 6
                                        

Aku berkumpul dengan...ketiga temanku. Seminggu setelah Dean ditangkap.

Rasanya aneh tidak ada Dean di sekitar kami. Rasanya...jadi sepi. Rasanya suram tanpa keceriaannya.

Akhirnya kita malah bengong, sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Hah....", Kennth menghela nafas, kemudian membuka topeng, meletakannya di atas meja.

Biasanya Dean yang akan bereaksi, tapi kali ini...tidak ada satupun yang celetuk.

Aku orang yang terlalu hati-hati, Benny orang yang sangat perhitungan, dan Jackie masih agak segan dengannya.

Kennth yang ada diseberangku menghela nafas, "Kalo kalian tau Dean adalah pemakai dari awal. Kalian bakal apa?",

...
Kami terdiam

Jawabannya bukan yang semudah, 'maafkan', atau, 'laporkan'. Rasanya kompleks, aku sendiri juga tidak tau harus bagaimana.

Dean itu orang yang sangat ceria, hanya dengan keberadaannya kami jadi lebih bersemangat. Orang sepertinya sangat dibutuhkan di permainan yang suram ini.

Sebuah harapan diantara kesedihan.

"Lu sendiri. Gimana kalo lu tau dari awal?", tanya Jackie disebelahku dengan nada menantang, jelas jengkel dengan pertanyaan itu.

Kennth mengedipkan mata beberapa kali sambil bersender ke sofa dibelakangnya,

"Jawabnya susah...-",

"-kalo gitu sama", potong Jackie, membawa keheningan diantara kami. Sepertinya dia jadi sangat emosional semenjak hari itu. Bahkan hari ini dia tidak repot-repot memakai make up, hanya memakai kaus dan celana pendek.

Tapi ia tidak menangis lagi. Mungkin karena sudah lama berperan sebagai lelaki, Jackie jadi terbiasa menahan emosi dan menunjukan ketegaran.

Seandainya aku...mungkin aku sudah menyerah melawan boneka itu.

"Jangan sampe pecah ya", pesan Kennth tiba-tiba, membuat kami lengah. Matanya turun menatap kami. Menatap kami dengan serius dan langsung, tidak ditutupi topeng.

"Dean memang disayangkan tapi itu karena melibatkan luar. Tapi selama kita masih bisa bersatu..."

"Jangan sampe pisah"
_________________________________________
Jangan sampe pisah?

Ohhh manis sekali mulut kamu Kennth. Apa karena ga pernah punya temen lu jadiin mereka harta karun lu?

Jangan bercanda, satu-satunya harta adalah diri lu sendiri.

Cih

Kalimat dukungan ya

Ga pernah gue duga Kennth bakal bilang begitu. Karena cowok yang biasa cuek dan tertutup, pasti efeknya gede kalo begini.

Gue kira bakal Benny yang ngeluarin bullshitnya.

Tapi okelah.

Gapapa.

Ga gampeng kalahin gue kok.

Hm...sepertinya main-main lagi asik nih.

Toh udah seminggu. Jangan dimanjain, nanti males.

Fufufu

Let's play
_________________________________________
"...!", mata Kennth membulat, ia seperti tertegun.

Kenapa dia?

"Kenapa Kennth?", tanya Benny khawatir. Tanpa pikir panjang Kennth mengeluarkan handphone dari kantung hoodie, melemparnya ke atas meja.

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang