39. Mad Man

18 6 8
                                    

AHAHAHAHAHAHA

Kena juga!
Udah dari dulu gue gedek sama orang itu!
Greget laporin polisi tp sekolah don't give a fuck ke mereka

Jadi pake BNN gitu?

Iya!
Sekolah ini udah gila
Jadi gue harus pake jalan gila buat negakin keadilan
Toh....
Dunia ini memang gila

Yang gila yang menang
_________________________________________

Ahhh aku masih belum bisa percaya ini.
Kami yang dulunya selalu berlima dengan Dean sebagai sumber semangat kami, sekarang jadi bereempat diselimuti kesuraman.

Kami hanya bisa diam duduk di meja cafeteria yang memang dibuat untuk 4 orang ini, tidak perlu menarik bangku untuk 1 orang lagi.

Rasanya....
Rasanya sangat hampa...

Bagaimana Dean?
Agar tidak mengundang kecurigaan publik kami tidak mencari-cari beritanya. Kami hanya diam, mendengar desas-desus Dean menghilang dan teori-teori aneh menyebar.

Memang ada yang bertanya pada kami dan pada akhirnya kami hanya bisa bilang kalau kami juga tidak tau.

Karena...
Kami tinggal menunggu waktu sampai kami dipanggil pihak kepolisian sebagai saksi.

Atau malahan...kami akan ditangkap

Entah karena ada helaian rambut kami yang tertinggal, air mata, keringat, atau sidik jari yang tertinggal dimana-mana.

Aku menyerah...

Aku pasrah kalau ditangkap...

"Cecilia, Jackie, Benny, Kennth!",

Astaga baru saja aku pikirkan!
Aku menoleh, dan ternyata Sylvia, Ketua OSIS, mendatangi kami,

Dengan nafas tertahan aku bertanya, "Ya?"

"Kalian dipanggil Mr. Stan"

Oh no
_________________________________________
Dengan dada yang berdebar-debar, kami membuntuti ketua OSIS dingin ini, menuju ke ruang kepala sekolah itu.

Begitu membuka pintu kayu, Mr.Stan sudah berdiri menunggu kami, bersandar ke meja dengan cerutu di tangannya.

"Kerja bagus", ucapnya mengangkat senyuman, menatap kami dengan mata memincing seolah kesilauan di balik kacamatanya.

Astaga
Kita akan dikeluarkan
Tidak
Kita akan diintrogasi

"Kalian menyerahkan Dean ke polisi walaupun kalian temannya sendiri"

...

Hah?
Mataku membulat bersamaan dengan yang lain, lempar pandang ke satu sama lain pun terjadi dan tidak ada satupun dari kami yang tau apa yang terjadi.

"Dean sudah ditangkap atas kasus narkoba. Dan polisi bilang ada siswa-siswi sekolah yang melaporkannya dan menjebaknya ke sekolah agar bisa ditangkap dengan mudah. Saya bangga dengan kalian"

Daripada merasa senang, kami malah bingung bukan kepalang.

Kita yang melaporkan?

"Untuk menyuap polisi datang ke sekolah ini sangat besar lho. Bisa milyaran, saya takjub kalian berani mengeluarkan sebanyak itu demi kebenaran"

Kebenaran?
Kebenaran katanya?
Tapi...
Bukan kita pelaku kebenarannya?
Siapa?
_________________________________________
"Oh! Selamat datang!", senyum Matryoshka, dalang dari semua masalah kami.

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang