"Hoy! Tunggu dulu! Apaan maksud lo!", marah Benny langsung maju, kehilangan kepala dinginnya hendak mendatangi Silvano. Aku dan Jackie segera menarik lengan Benny, menahannya sementara Jimmy pasang badan di depan Silvano yang tetap berwajah datar,
"Tenang dulu. Kalo lu emosi begini bikin keliatan mencurigakan", matanya mengedip, berpindah padaku, "Kepikiran kan cel? Orang yang bersembunyi di salah satu kabinet pasti bakal langsung ketauan. Tapi jika orang yang memeriksa bagian dapur tertentu itu salah satu anggota Matryoshka, maka dia aman. Mereka bisa melancarkan misinya. Ya kan?"
Dia meminta persetujuanku sehingga aku mengangguk tanpa berpikir panjang. Aku memang tidak mau percaya bahwa salah satu dari kami adalah pelakunya, tapi tidak menutup kemungkinan kalau hal itu benar.
Bisa saja ia berusaha menarik kepercayaan kami, membuat alibi sebagus mungkin agar ia tidak dicurigai lagi, namun akan menghancurkan kami perlahan dari informasi yang kita dapat.
Sial...kupikir masalah itu sudah selesai.
Siapa diantara kita?
"Jangan dipercaya dulu. Dia cuma mau mecahin kita-", sela Kennth sebelum dipotong Silvano,
"-bisa jadi dia Matryoshkanya?", tanya Silvano berpindah mata ke Kennth, melanjutkan kata-katanya.
Kennth jadi terdiam, bukan karena dituduh, tapi karena isi pikirannya dibaca oleh orang yang dirumorkan indigo itu. Jackie daritadi menahan nafasnya, sebelum meminta tolong ke pujaan hatinya,
"Kak Silvano indigo kan? Kalo kakak bantu, kita bisa dengan cepa-",
"Bohong", balas Silvano dengan dingin, "Itu cuma rumor. Kalaupun iya gue indigo, gue bakal dibungkam Matryoshka kan? Itu semua berita bohong. Gue cuma orang normal",
Kami tertegun. Entah kenapa kita tidak bisa melawannya. Kalau kak Ray membuat suara kami tertelan karena kagum, kak Silvano membuat kami terdiam karena takut. Rasanya tidak ada celah untuk melawannya.
Kakak kelas dingin itu menghela nafas dan menyibakan rambut, menyingkirkan Jimmy yang menghalanginya dari kami,
"Ayo, Jim", ajak kak Silvano pergi meninggalkan kami, mengambil handphone yang disimpan di tas dalam diam.
Kak Jimmy sepertinya tidak suka dengan hawa menegangkan yang dibuat saudaranya ini. Iapun menghela nafas, membungkuk meminta maaf,
"Maaf ya. Kita ga berani terlibat lebih jauh dari ini", ucapnya bersungguh-sungguh, kemudian pergi meninggalkan kami.
Aku tidak benar-benar bisa mendengar percakapan mereka tapi...
"Lu dingin banget sih...", celetuk Jimmy menghampiri Silvano yang masih berjalan dengan acuh, awalnya dia terdiam namun kemudian menjawab,
"Gue mencium kelicikan dari Matryoshka...eksekusi kebenaran...dibebankan pada Cecil"
_________________________________________
Aku pulang ke rumah, dengan ibu terlihat antusias menungguku."Ah! Pahlawan kecilku! Welcome home!!", pekiknya senang, beranjak dari meja yang jarang sekali ia tempati.
Aku tersenyum, menerima pelukannya yang terasa asing namun hangat di saat bersamaan.
"Ayo ayo, cerita. Sekalian kita pesen makanan ya. Aduhh jadi semangat begini", ucapnya sangat antusias. Ia lalu berbalik menatapku dengan tatapan berbinar, "oh! Gimana kalo ibu beliin kamu sesuatu? Terserah mau apa aja. Mau 10 juta juga gapapa. Ibu baru dapet tip gede banget! Hehe sini! Sini!",
Namun...
Aku sedang tidak mau apa-apa.
Aku tidak mau barang apapun.
Aku ingin tau satu hal..."Anu...boleh ga aku request yang lain bu? Aku rasa harganya akan sangat setimpal dengan barang mahal", tanyaku sembari menurunkan pinggul ke bangku.

KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA
Mystery / ThrillerSekolah Rising Smartness adalah salah satu sekolah paling ngetop di negara ini. Hanya murid-murid kaya, pintar, bertalenta, atau rupawan yang bisa masuk kesini. Sialnya...aku tidak memiliki semua itu. Namun aku bisa masuk ke sekolah ini sebagai muri...