Sesuai dengan perjanjian kemarin, kita bertemu. Saat ini kami duduk di food court mall terdekat. Diantara keramaian yang diisi gelak tawa dan perbincangan, disini kami membahas sesuatu yang serius dan kelam.
Aku dan Jackie duduk berhadapan dengan Dean, Benny, dan Kennth. Aku yang bersebelahan dengan Jackie mengeluarkan note dan pulpen dari tasku.
Dean mendengus, "What de hell kan ada hp?", ledeknya. Benny segera memotong, "Sebenernya itu bagus. Matryoshka bisa aja retas isi hp dan liat catatan kita, terus nanti bikin rencana baru yang menjebak"
"Jadi...kita jebak jebakan dengan jebakan?", Jackie terdengar ragu.
"Bukan. Kita coba buat selangkah di depan dia. Mungkin aja sekarang dia tau kita dimana, gimana kalo kita matiin hp?", Kennth yang tetap memakai topeng diluar sekolah mencetuskan ide yang cukup bagus. Kita bahkan terdiam menatap pria aneh ini.
"Iya juga ya"
Kami pun mematikan handphone masing-masing, dan meletakannya di atas meja. Untuk mencegah adanya kecurangan (andai ada Matryoshka diantara kami) Kennth memeriksa setiap handphone, memastikannya mati. Setelah ia mengangguk barulah kita mulai membahas."Siapapun dia. Pasti psikopat", ucap Dean membuka pembahasan ini. Benny segera memotong,
"Psikopat pake jalan smooth. Ini terlalu gegabah buat psikopat. Gimana ya...kalo emang dia itu psikopat, dia seharusnya menyamar dengan baik diantara murid, dan psikopat bergerak buat nguntungin diri. Sedangkan ini...gue ga liat ada keuntungan"
"Keuntungan material ga ada. Kepuasan emosional ada kali?", samber Jackie meremehkan kepintaran Benny.
"Nah justru itu. Psikopat ga punya emosi, adapun alasan buat kegilaan ini selalu buat kesuksesannya. Gini deh, psikopat literally ga punya perasaan. Makanya aneh kalo dia orang dibalik ini, soalnya terlalu barbar. Kalo barbar lebih identik ke sosiopat", ucap Benny menjentikan jarinya. Aku dan yang lain saling pandang, kita tidak paham beda sosiopat dan psikopat.
"Bedanya?", tanya Jackie menurunkan satu alis. Perhatian kami teralih saat Kennth menjawab,
"Psikopat udah dari lahir begitu, genetik. Kalo sosiopat begitu dari masa kecil yang bikin trauma. Perbedaan yang mencolok ya psikopat itu berbaur dengan sangat baik, sampe gatau kalo dia itu psikopat. Tapi sosiopat kita bisa cukup tau dari perilakunya yang agresif, nekat tanpa kalkulasi, dan yah ga gitu pinter", jawaban itu cukup jelas.
Wah...itu perbedaannya ya. Aku baru tau. Soalnya selama ini kalau ada yang membunuh orang demi kesenangan itu akan dicap psikopat. Oh...rupanya begitu...
Psikopat itu pembunuh berdarah dingin dan sosiopat itu pembunuh gila agresif.
"Misalkan, Hannibal Lecter itu psikopat, sedangkan Joker itu sosiopat. Bedanya cukup jelas kan?", tanya Benny memancing, berusaha memastikan kami paham.
Dean mengangkat tangan dengan antusias, "Iya! Hannibal itu masak orang diem-diem dan ga terdeteksi, ga ada yang bener-bener tau dia pembunuh. Tapi Joker, semua orang udah tau dia itu kriminal kejam sadis. Terus pas gue baca di komiknya dia di abuse juga sama bapaknya"
"Jadi begitu bedanya...", gumamku separuh menunduk. Tapi aku masih bingung. Matryoshka itu diantara barbar dan perhitungan, diantara pintar dan bodoh, dan diantara misterius atau populer. "Tapi guys...Matryoshka ini kek sesuatu diantara keduanya ga sih?", tanyaku mengalihkan pandangan ke mereka.
Ke empatnya jadi ikut berpikir. Benny mengulum bibir, Jackie mengernyitkan alis, Dean memangku dagu, dan Kennth diam melipat tangan.
"Oke berarti intinya orang dibalik Matryoshka bisa dibilang punya kelainan mental ya", Jackie merangkup semua dan bersandar ke sofa dibelakang kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA
Misterio / SuspensoSekolah Rising Smartness adalah salah satu sekolah paling ngetop di negara ini. Hanya murid-murid kaya, pintar, bertalenta, atau rupawan yang bisa masuk kesini. Sialnya...aku tidak memiliki semua itu. Namun aku bisa masuk ke sekolah ini sebagai muri...