Hah....aku benar-benar berakhir dengan mereka.
Dean, Benny, Jackie, dan Kennth
Tapi disisi lain...sepertinya aku harus menerima hal ini. Lebih baik aku punya teman...bukan?
Kami berjalan di lorong, hendak menuju loker. Di lorong tersebut berjejerlah loker berwarna merah, siswa siswi juga melakukan aktifitasnya disini. Entah berbincang sambil memeluk buku, menggoda lawan jenis, atau mengganggu satu sama lain.
4 sekawan itu berpisah untuk mengambil buku di loker masing-masing. Sepertinya lebih baik kalau aku memisahkan diri dulu.
"Anu...aku ambil buku dulu ya", kataku ke Benny. Ia yang masih mencari di lokernya sesekali menoleh, "Oh...oke. Lokermu dimana?",
Aku menunjuk ke balik punggungku, kemudian pergi setelah mengatakan, "Sebentar ya"
Lokerku tidak begitu jauh dari mereka, namun karena sudut pandangku cukup buruk, aku tidak bisa melihatnya.
"Eh! Itu Ray!", pekik gadis di sebelahku. Seadainya dia mengatakan itu padaku, tapi, dia mengatakannya ke gadis lain disebelahnya.
Apasih yang dia ributin?
Saat aku menolek ke kanan, rupanya ada 3 orang dengan karisma yang tinggi.
Ya, aku sudah mendengar nama mereka bahkan sebelum ke sini.
Silvano Hale, 3 IPA 7, anak indigo dengan kecerdasan di atas rata-rata. Dia memiliki aura yang suram dan sulit didekati. Matanya yang terlihat letih sangat tajam dibalik kacamata Calvin Kleinnya. Entah kenapa dia terasa menyeramkan, tapi orang-orang menganggapnya cool.
Jimmy Gabe, 3 IPS 5, pemuda tinggi besar dengan senyuman lebar yang riang. Dia ini tipikal atlet sekolah dengan kulit sawo matang dan rambut side cut. Dia menang di berbagai pertandingan sekolah, bahkan dia juara judo setelah 1 tahun sekolah disini. Dia sangat ramah dan mudah didekati, bahkan dia mendapat setidaknya 25 coklat sekali valentine.
Lalu yang tengah adalah yang paling terkenal.
Rayleigh Vane, 3 IPS 1, Selain ketampanannya yang menyihir, ia memiliki karisma yang tinggi. Senyumannya sangat lembut, memancarkan hawa sejuk dan menenangkan sekali lihat. Mata dan rambut hitam legamnya itu adalah hal yang mencolok darinya, terlihat seperti warna vanta black. Belom lagi otaknya pintar, dia sudah memegang bangku CEO lho.
Kalau mau kuletakan di kasta sekolah, mungkin mereka yang menduduki posisi teratas, dengan Ray sebagai orang nomor 1-nya. Sepopuler apapun kalian, anda tidak bisa menandingi mereka.
Aku penasaran, apa sistem matryoshka berlaku padanya?
Tiba-tiba ada tangan yang menyentuh bahuku, saat aku menoleh, rupanya Kennth.
"Ayo ke kelas"
Wah. Baru kali ini aku mendengar suaranya. Suara yang serat, tapi enggak berat.
Kupikir dia tidak akan berbicara padaku.
Setelah itu, kami kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran.
Biologi,
"RNA dan DNA memang terdengar mirip, tapi sesungguhnya mereka beda.."Selama guru mengoceh, aku tidak bisa mengalihkan pendengaranku. Kennth duduk dibelakangku tapi aku mendengar...sebuah suara yang...aneh.
Suaranya berdecit kasar, seperti kuku yang mencakar meja kayu. Tapi disini mejanya terbuat dari besi, tidak mungkin dia membawa kayu dan memahatnya kan?
Aduh...liat deh
Setelah meneguhkan hati dan pikiran, aku mengintip dari balik bahuku.Dia menunduk, memegang sesuatu di pahanya. Masih penasaran, akupun menaikan leher, ingin melihatnya

KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA
Mystery / ThrillerSekolah Rising Smartness adalah salah satu sekolah paling ngetop di negara ini. Hanya murid-murid kaya, pintar, bertalenta, atau rupawan yang bisa masuk kesini. Sialnya...aku tidak memiliki semua itu. Namun aku bisa masuk ke sekolah ini sebagai muri...