42. Bara Api

19 6 6
                                        

"Apa kita benar?", tanyaku khawatir di perjalanan pulang. Benny yang disebelahku terdiam dengan tangan yang sudah dibalut oleh perban yang dibawa Jackie. 

Ia menoleh ke arahku, entah karena kasihan atau apa ia memaksakan senyumnya padaku, menjawab,

"Semoga ya", senyumnya kaku lalu melihat ke depan lagi, "Kita bakal bales dendamnya Dean"

Iya...semoga saja begitu...

Tapi kata-kata semoga...bukanlah jaminan

_________________________________________
Suara statik bisa didengar ke seluruh penjuru sekolah.

Handphone, TV, Gadget, dan speaker semua mengeluarkan suara mengerikan.

"Sialan! Jawaban kita salah lagi?!", lariku ke sebelah Kennt, mendongak menatap TV berlayar merah sambil menelan ludah, "Siapa lagi..", gumamnya serat. Aku menoleh ke kanan kiri dengan perasaan gusar, mencari sosok Benny dan Jackie, tapi nihil. Tidak apa, sembunyilah. Kalau aku dan Kennth yang kena...kan tidak masalah. Kita hanya manusia tidak kasat mata.

"Hoy oy apa lagi ini?", aku bisa mendengar suara kak Jimmy dari kejauhan. Tentu saja tidak jauh darinya ada kak Silvano dan...Ray. Aduh rasanya aku mau lenyap saja kalau aku yang dijadikan korban.

"YAYAYA! AKU PUNYA BERITA LAGI HARI INI!", jerit boneka itu melalui speaker sebelum layar berubah, mengeluarkan gambar api dengan tiga warna seperti kartun. Nafasku tertahan, menantikan ucapan selanjutnya. Ucapan yang bisa memporakporandakan kehidupan kami dalam sekejap.

Siluet Matryoshka muncul diantara bara api sembari ia berdialog,

"Manusia itu bisa terbakar...figuratively or literally", lalu siluet itu mengeluarkan senyuman bulan sabit di wajahnya, "Tapi kalo kita remaja...Dibakar oleh bara api cinta kan?"

Siluet itu perlahan berubah, membentuk wanita.

"Kita semua manusia bukan? Kita semua punya organ penting bukan? Untuk tetap mendominasi?", tanya boneka itu. Aku langsung teringat,

"Ah!", pekikku pelan, membuat Kennth menoleh, "Kenapa?"

"Itu...kata-kata pas Fionna jadi korban"

Apa hari ini...kita akan mendapat jawaban kenapa Fionna kena? Jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan itu? Ada apa dengan pujaan hati Benny itu?

Dengan nada yang dibuat serius boneka itu melanjutkan, "Dulu, bumi hanya di isi oleh Adam dan Hawa. Namun bersama mereka memenuhi bumi ini dengan manusia, keturunannya. Dan sekarangpun kami berkembang biak di sana sini kan?",

Animasi manusia terus berkembang biak dipampangkan, memenuhi layar sampai berwarna hitam. Namun kemudian langkah kaki bisa didengar di layar hitam itu, sebelum siluet putih wanita-yang kuanggap Fionna-datang ke tengah layar, sebelum langkah kaki lain terdengar, siluet pria tinggi besar, dengan rambut tertata rapih datang ke tengah, menggenggam tangan Fionna,

Tidak perlu waktu lama bagi kami untuk mengenalinya, 

Siluet lain itu adalah Benny.

"Benny yang kena?!",  gumamku separuh berteriak, tapi Kennth tetap diam memperhatikan layar. Apa ini?! Rahasia apa yang ingin ia ekspos?

Siluet Fionna dan Benny berpegangan tangan itu mendekatkan wajah, lalu berciuman sembari di zoom in, membuat layar putih.

Tampilan selanjutnya membuatku terkejut tidak kepalang, rasanya jantungku ditikam oleh es saat melihatnya, melihat kebenaran yang disembunyikan ini.

Kebusukan Benny

Gambar lingkaran seperti ovum muncul yang langsung dikerubuti oleh sperma yang berenang-renang.

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang