5. Sehelai Nasib

60 14 1
                                    

Astaga boneka ini benar-benar seperti anak kecil. AI-nya sangat canggih.

Apa jangan-jangan mahluk ini sebenarnya adalah jiwa dari siswa siswi yang tewas disini?

"Hei hei! Namamu siapa?!", tanya boneka di atas meja itu dengan semangat. Ekspresi di LED itu sangat natural, tidak seperti boneka yang mulutnya buka tutup.

Aku terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Cecilia..."

"Cecilia aja?", tanyanya.

"Cecilia...Putri", jawabku, "Memangnya untuk apa kamu bertanya?"

Kupikir ia akan melontarkan jawaban dingin seperti, "Bukan urusanmu, peraturan sekolah, atau suka-sukaku"

Tapi boneka ini menjawab seperti manusia, "Kamu yang akan menemaniku bukan? Kita harus saling kenal"

Dia kemudian berbalik menatap jendela, "Kamu terlalu kaku, itu tidak baik lho. Sampai memilih club ini...apa alasanmu?"

"Aku...ingin sendiri"

"Aku merasakan kebohongan dari kata-kata itu", ia kemudian berbalik lagi menatapku dengan mata birunya, "Kamu sebenarnya takut bukan?"

Kenapa boneka ini lebih pandai bertanya daripada manusia di sekolah ini? Sepertinya yang lain hanya bisa menggunjingku tapi boneka ini bisa bertanya dengan manusiawi? Aku takut dengan kenyataan bahwa boneka ini memang berbicara tapi disaat bersamaan lega ada yang mau bertanya

"Aku rasa kamu juga ingin berteman...namun kamu takut mereka membully-mu dari fisik bukan??"

Aku dibuat terdiam olehnya

Boneka itu mereng sedikit, seperti ingin memberi tahu dengan lembut,
"Aku merekomendasikanmu untuk pergi ke rumah kaca, tempat ekskul tanaman hias. Disana akan ada gadis bernama Fionna, dia sangat baik. Jadikan dia teman pertamamu sekaligus kerjakan tugas mengganti bunga itu"

Sesuai perintah itu, aku bergerak keluar sambil membawa pot berwarna-warni ini. Tanpa disadari aku menunduk selama perjalanan, takut bertemu pandang dengan orang lain.

Oiya...anak-anak itu kemana ya...
Jackie...Kennth...Benny...Dean

Apa mereka ikut ekskul?

Kenapa tidak bertemu mereka lagi ya?
Apa karena mereka melihatku bersama Ray dan gengnya?

Mungkin saja ya...

Aku keluar gedung berbentuk hexagonal ini, kemudian berjalan di jalanan batu. Tadi ada papan yang mengarahkan bahwa ekskul tanaman hias tinggal mengikuti jalan ini.

Aku sambil melihat-lihat sekolah ini lagi. Sekolah ini benar-benar besar. Malah sekarang terkesan seperti desa kecil.

Ekskul panah, ekskul pramuka....ini semua ekskul outdoor.

Akupun melihat ruang kaca berbentuk seperti iglo, sangat manis. Dari luar terlihat banyak tanaman hias dan vine yang merambat di kayu. Di dalam sepertinya cukup banyak siswa...

Aduh...

Demi tugas deh

Akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk ke ruang kaca yang besar ini. Di dalamnya aku langsung merasa sejuk. Banyak AC portable yang sepertinya digunakan untuk bunga yang biasa bertahan di wilayah yang sejuk.

Lily, tulip, mawar, bunga matahari, okra...banyak sekali sampai aku tidak bisa menyebutkan semuanya.

Tapi harus kuakui ini taman yang sangat cantik. Corak warnanya indah, seimbang, dan tidak berlebihan.

Ini mungkin seperti Garden by the Bay kecil. Luar biasa...

Aku bahkan sampai menahan nafas melihat ini

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang