45. 8th Round

19 5 12
                                    

"HEH! LEPASIN!", jeritku dengan kedua tangan diseret tidak tentu arah.

Harus liat
Aku harus liat!

Aku mendongakan kepala, berusaha melihat mereka.

Tingginya setinggi-tinggi Kennth.
Berhoodie merah maroon dengan untaian wig blonde terlihat dari hoodie yang menutupi kepalanya.

Lebih tinggi dari Dean, tapi tidak lebih tinggi dari Benny.

Benar! Mereka Matryoshkanya!

"ARGH! TOLOOOOONGGGG!!!", jeritku berusaha memancing perhatian satpam yang berjaga. Tapi aku malah semakin ditertawakan mereka,

"Sayang~satpamnya udah ga ada. Mending main aja sama kita~Ya?", ajak seseorang yang menarik tangan kananku tanpa ampun. Terus menyeretku tidak tentu arah.

"Ayo! Ronde terakhir!", ajak yang satu lagi.

CIH!

Suara mereka terdistorsi. Kayaknya mereka pake topeng. Kalo begini caranya gue gabisa kenal!

Kecepatan berlari mereka meningkat sembari menyeretku, membuatku hanya bisa bertahan merasa sakit di kedua lenganku.

"ARGHHHHHH!!!"
_________________________________________
Entah berapa lama aku diseret, sampai aku bisa mendengar suara pintu dibuka dan aku dilempar kedalam tanpa ampun.

"HIXIIXI!"
"UHHHHUHUHUHU!", tawa mereka membanting pintu, menguncinya dari luar. Aku segera merangkak separuh berlari ke pintu, menggedornya dengan tinju mengepal,

"HOI! BUKA! BUKA ANJIR!", aku sampai mengumpat, berarti aku sangat emosi sekarang.

Sekarang aku dimana?

Aku menghela nafas dan berbalik.

Ruang Matryoshka.

Dan boneka sialan itu bertengger di atas meja, dengan sisa tubuh terakhirnya.

Ia tidak terlihat imut lagi.

Tubuhnya tidak lagi dilapisi besi, menunjukan kerangka mekaniknya  yang berputar-putar.
Wajah LED-nya memang masih ada, tapi tidak menunjukan wajah bule kekanakan dengan mata biru, kulit putih, dan rambut blonde yang menggemaskan.

Matanya berwarna hitam dengan gambar darah mengalir.
Lubang hidungnya berupa 2 titik sejajar.
Bibirnya tidak ada, seperti disobek. Memampangkan gusi berdarah dengan gigi-gigi tajam dari satu kuping ke kuping lain.

Astaga apa kau ini.
Iblis?

"Akhirnya sudah mau selesai ya", senyumnya dengan suara serat nan horror. Gema suaranya sangat tidak enak didengar, membuat bulu kudukku berdiri.

Dan entah kenapa nafasku menjadi berat, aku merasa mendengar suatu gemuruh yang menerorku.

"Tidak kusangka kamu bisa sampe sejauh ini", ucapnya memeincingkan mata litik membuatku menghardik,
"Lu tau ini semua!"

"Hixixixi", tawanya mengacuhkan omelanku, "Baiklah...mari kita masuk ke ronde terakhir-",

"-TUNGGU DULU! KENNTH GIMANA?! TANGGUNG JAWAB DULU!", bentakku memotong ucapannya, tapi dengan tajam ia membalas,

"Kennth tidak diperlukan di dunia ini"

"Oh kurang ajar!"

"Tidak salah kan? Bumi ga bakal berhenti berputar kalo 1 orang tewas. Toh, keinginan hidup dia gede. Pasti ada aja. Tapi buat sekarang....ayo main dulu"

Wajah LED matryoshka menjadi statik, berubah menjadi warna kuning sebelum lagu aneh mulai diputar.

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang