Aku masih duduk dengan Dean.
Cukup terkejut mengetahui MATRYOSHKA bergerak jauh lebih cepat dari biasa.
Hari ini 20 Agustus.
Terakhir 15 Agustus.Eh tunggu tunggu
Kenapa aku harus mikirin MATRYOSHKA?
Siapa aku?
"Jadi gimana?", tanya Dean tiba-tiba, meletakan kedua tangan di atas meja, yogurt strawberrynya sudah habis.
"Ehm...apanya?", balasku kebingungan, meletakan yogurt besar yang bahkan belum separuh kuhabiskan.
"Gimana club Matryoshka?",
"Yah...aneh rasanya berbicara ke boneka", jawabku menyatukan tangan diatas lututku. Mendengar jawabanku, Dean menyemburkan tawa.
"Oh!!! Rupanya bener rumor boneka bicara", kekeh Dean. Memangnya siswa siswi tidak boleh sembarangan ke ruangan ya?
Aku terdiam selama Dean tertawa. Entah apa yang sebenarnya ia tertawakan.
Boneka itu?
Rumor itu?
Atau aku?Tawanya berlangsung cukup lama. Lebay kalo boleh kubilang. Orang-orang di cafeteria kelas teratas ini pun menatapnya dengan tatapan bingung, namun ada juga yang tidak peduli.
Padahal cafeteria ini hanya bisa menampung setidaknya 20 orang saja dari 3000 siswa. Tapi kenapa aku masih merasa malu?
Kalau begini gawat kan? Aku harus bisa kuat. Sekolah ini bukan sekolah terdulu, disini ada MATRYOSHKA yang bisa membidikku dengan kebusukan, membuatku hancur.
Tapi bukankah racun terburuk adalah pikiran sendiri?
Aduh aku tidak bisa menghapusnya.
"Cecil! Kalo suatu hari lu berani nentang bos lu, gue berani sumpah gue ikut lu!", tawa Dean meledek tentang diriku yang berupa bawahan Matryoshka.
Oiya, aku harus kesana. Eh tapi istirahat kedua ini sudah mau berakhir. Aku mengulum bibir hendak pamit ke Dean, tapi rasanya canggung.
Saat ini...tiba-tiba dia jadi aneh. Dia bengong mendongak ke langit-langit kaca, senyuman tidak ada, dan ia berkeringat.
Padahal disini dingin lho?
"Anu...Dean...aku izin kembali ke kelas"
"Ya", jawabnya singkat dan padat.Aku ragu-ragu beranjak, kemudian berkata, "Terima kasih", sebelum meninggalkannya.
Dean ini...kenapa?
_________________________________________
Aku berjalan seorang diri di lorong, padahal lorong ini sangat ramai.Aku heran, kenapa orang mau repot-repot masuk ke sekolah ini?
Iya aku tau jaminannya masa depan.
Tapi resikonya adalah mental.Peballet handal seperti Fionna harus mengalami terpurukan karena...program itu.
Di depan loker, aku membuka pintunya dengan kunci, kemudian mencari buku.
Seandainya alasan dibuatnya MATRYOSHKA bisa diakses semudah ini, pasti mudah.
Saat aku menutup loker, tidak sengaja aku melihat Benny ke arahku. Pria tinggi tampan itu disapa banyak wanita yang ia lewati.
Dan betapa kecewanya gadis-gadis itu melihat akulah yang didatangi.
"Hei", sapa Benny.
Aku mengangguk, "Hai...", balasku pelan.Ia menyunggingkan senyum tipis, "Gue anter ke kelas ya"
Aku yakin Benny ingin mengatakan sesuatu. Dan suaranya yang cukup rendah berarti dia serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
MATRYOSHKA
Mistério / SuspenseSekolah Rising Smartness adalah salah satu sekolah paling ngetop di negara ini. Hanya murid-murid kaya, pintar, bertalenta, atau rupawan yang bisa masuk kesini. Sialnya...aku tidak memiliki semua itu. Namun aku bisa masuk ke sekolah ini sebagai muri...