44. 7th Round

18 6 7
                                        

Tersisa aku dan Kennth saja.

Dalam waktu singkat, kita kehilangan semuanya. Aku tidak menyangka akan seperti ini. Tapi seharusnya aku tau, karena ini Matryoshka.

Sosok yang sangat kuat.
Yang tidak pandang bulu.

Sampai sekarang aku tidak bisa membayangkan siapa pelakunya.

Aku duduk berdampingan dengan Kennth di salah satu bangku luar sekolah, diam karena sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Apa jangan-jangan Mr Stan ya...", gumamku tidak jelas. Kennth tetap diam dengan topeng di balik wajahnya.

"Memang dia sedang bersama dengan Sylvia tapi....gimana kalau mereka berdua dalangnya? Dan ngehapus sebagian besar OSIS karena pengen keliatan kalau bukan dia pelakunya?", lanjutku mengoceh tanpa harapan dibalas.

"Entah...sampai sekarang juga belom kebayang siapa pelakunya", nyatanya ia membalas, sama-sama bingung. "Tapi kalo ditanya, gue tetep kepatok sama Top 7. Terutama SPO, gue pengen penjelasan lagi. Yang kemaren kurang"

Aku menoleh, kemudian membalas, aku menyuarakan kesetujuanku atas kejanggalan itu.

"SPO ga cuma 1-2 orang aja. Mereka banyak, mereka dimana-mana. Tapi kenapa mereka membiarkan Matryoshka itu. Maksudnya...Skarlet Tarigan kan selalu berapi-api buat kebenaran. Ngorbanin banyak orang buat hentiin pasti bukan apa-apa buat dia". Meskipun aku berkata begitu Kennth lagi-lagi berpikir lain,

"Bisa aja Matryoshka udah nerror top 7 lainnya. Teman OSIS Slyvia udah dilibas semua, dan ga ada orang yang tau itu. Bisa jadi dia udah nerror semua kan? Skarlet Tarigan atau Aaru Nabu sekalian pun?", ia lalu menoleh kepadaku, dengan serius berkata,

"Dengan kata lain, Matryoshka adalah orang yang jauh lebih kuat dari mereka. Kemungkinan besar orang diluar sekolah, orang yang punya kemampuan dan harta untuk menciptakan Matryoshka"

Eh?
Maksudnya...
Ada orang yang bermain diluar kandang?

Tapi itu curang!
Mau kita menghancurkan satu sekolahpun kita tidak akan bisa menemukannya!

"Jadi gimana ini?", tanyaku setengah panik.
"Tenang dulu. Kita simpan dulu pemikiran itu sampai akhir game. Gue ga liat ada pola tertentu di penyerangan Matryoshka, jadi ada bagusnya kita coba bertahan. Kemungkinan besar gue yang di eleminasi berikutnya...", ucapnya dengan tenang, ia lalu melepas topengnya, menoleh padaku.

Wajah tampan dengan tanda lahir merah di sisi wajahnya tersenyum padaku, senyuman lemah yang berusaha menyemangati,

"Kalau gue out, jangan nyerah ya"
_________________________________________
PFFT
Senyuman palsu

Lu siap buat mati kapan aja kan?
Buat ngelindungin?

Cih

Gue ga ngerti sama orang berpola pikir aku akan mati untukmu.

Yah kalo orang tua anak itu gapapa.
Tapi-
Bro!
It's nobody!

Kenapa dilindungin sampe segitunya?
Gue cukup yakin sih.
Dengan pola pikir begitu, lu bakal mati cepet.
Padahal di depan lu masih banyak hal yang menarik, yang menyenangkan, tapi malah milih buat mengakhiri semuanya.

Kekuatan cinta?
Jangan bercanda

Kalau begitu begini saja
Aku akan mengakhirimu

Aku akan memberimu sebuah kepergian yang luar biasa
Yang akan diingat siapapun
_________________________________________
Layar merah muncul lagi.

Biasa kita akan panik dan ketakutan. Tapi kali ini, kita berani dan tetap tenang. Karena kami akan segera mengakhiri permainan ini.

Aku sudah masa bodo dengan kehidupanku nanti.
Mau aku dijual, mau aku dibunuh, semua tidak apa.

MATRYOSHKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang