Kediaman Lee
Jaejoong menatap putra bungsunya, melihat kilat serius di mata sang putra.
"Kalau kau mau janji pada Appa dan eomma untuk benar-benar menjaga Jaemin dengan segenap jiwa dan ragamu, kami akan merestui hubunganmu dengan Jaemin, dan membantumu melamar Jaemin." Ujar Jaejoong sembari menatap tepat di mata Taeyong.
Bella menggenggam jemari Taeyong dan mengusap punggung tangannya.
"Taeyong-ah, Jaemin itu sudah seperti anak bagi appa dan eomma, kami pun juga ikut andil dalam menjaganya juga, jadi jika memang kau sanggup untuk menjaga Jaemin, appa dan eomma akan mengiyakan saja permintaanmu ini" ujar Bella pada putranya.
"Taeyong janji akan menjaga Jaemin, appa dan eomma bisa percayakan Jaemin pada Taeyong" ujar Taeyong dengan pandangan mata yakin.
"Baiklah, matamu mengatakan segalanya" ujar Jaejoong dengan senyum kecil.
"Ayo atur waktu bertemunya"
.
.
"Huh? Bertemu dua keluarga?" Jaemin menatap mommynya yang kini tengah mengusap kepalanya sayang.
"Iya sayang, Taeyong mengatakan itu, ini juga untuk kalian berdua" Jaemin diam sejenak.
"Mom"
"Hmm?"
"Uncle Jaejoong dan aunty Bella memangnya mau menerima menantu seperti Nana?" Usapan Jongin berhenti seketika.
"Nana, kenapa berpikir begitu?" Tanya Jongin.
"Nana kan hamil bukan anak Taeyong hyung, Nana hamil anak namja lain, apa uncle dan aunty masih mau dengan Nana yang sudah 'seburuk' ini?" Tanya Jaemin balik, Jongin terdiam.
"Nana"
"Nana berusaha untuk tidak memikirkan hal itu, tapi tetap saja tidak bisa" ujarnya lirih.
"Tetap saja disini bukan anak Taeyong hyung" lirihnya lagi. Jongin membangunkan Jaemin perlahan dan memeluk anaknya. Dia usap lengan Jaemin dan menciumi pelipis anak kesayangannya berkali-kali.
"Nana" Jaemin memeluk mommynya erat. Dia ingin menangis, tapi dia tak bisa. Air matanya entah mengapa tak bisa keluar lagi.
"Nana jangan stres, kandungan Nana lemah, meski Nana down, tolong jangan sampai menyakiti diri Nana dan kandungan Nana ya?" Jaemin diam.
"Mommy tahu ini berat untuk Nana, tapi mommy mohon, jangan bertindak bodoh dengan menyakiti diri kalian berdua, mommy mohon, dia tak salah sayang ne?" Jaemin hanya bisa memeluk mommynya.
"Mommy"
"Mommy di sini sayang mommy di sini" keduanya berpelukan, meninggalkan Sehun yang menatap sedih kedua kesayangannya dari celah pintu kamar Jaemin.
"Nana kuat, anak daddy kuat" bisik Sehun.
.
.
Taeyong tengah duduk berdua dengan Jaehyun di taman asrama. Mereka duduk bersisihan sembari menikmati teh sore mereka.
"Aku yakin kau duduk denganku tidak hanya untuk minum teh seperti ini, katakan apa yang ingin kau katakan hyung" ujar Jaehyun yang sudah hafal tabiat Taeyong. Si pemuda Lee itu tersenyum.
"Benar, aku memang ada hal yang ingin kusampaikan padamu" ujarnya.
"Apa? Segera katakan, jangan membuatku penasaran" Taeyong terdiam beberapa saat.
"Jaehyun-ah"
"Ne?"
"Aku akan melamar Jaemin" Jaehyun yang hendak minum teh menghentikkan gerakkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...