Luka

16.1K 2K 194
                                    

Asrama NCT

Lt. Dream

Renjun yang tadi mendobrak kamar Jaemin segera masuk dan melihat jika telapak tangan Jaemin terluka. Darah keluar sangat banyak dari sana.

"Jaemin! Astagaa!" namja manis itu hanya bisa menatap kosong telapak tangannya. Kun segera keluar dan mengambil kotak P3K, sedangkan Doyoung dan Jungwoo membersihkan pecahan kaca. Lainnya menunggu di ruang berkumpul lantai Dream dengan tenang meski masih ada rasa cemas yang menggerogoti mereka.

"Apa yang baru saja kau lakukan, hm?" tanya Kun lembut. Jaemin tak menjawab.

"Daddy... Papa" lirihnya. Renjun yang tahu jika teman barunya itu butuh orang tuanya, segera mengambil ponsel Jaemin, yang untung saja tidak di kunci.

"Kutelponkan ya?" tawar Renjun, Jaemin mengangguk namun sedetik kemudian dia merebut ponselnya.

"J-Jangan... tidak usah... aku tak ingin mereka khawatir, suaraku bergetar, dan Papa bisa cemas nanti." lirihnya. Renjun dan Kun saling pandang lalu mengangguk.

"Mau cerita Jaemin?" Jaemin diam, dia menatap ponselnya. Renjun dan Kun diam menunggu.

"Kalau memang masih mau sendiri, kami tinggal saja ya? Kami akan beri waktu padamu, tapi tidak dengan melukai diri lagi, mengerti?" Renjun mengusap kepala Jaemin sayang. Kun membereskan peralatan P3Knya dan berdiri hendak pergi, namun-

"T-Temani... tolong" baju bagian bawah Kun dan Renjun di tahan oleh Jaemin.

"Baiklah, kami akan tetap disini." Renjun membantu Jaemin duduk di kasurnya. Kun pergi keluar untuk membuat teh hangat dan meletakkan kembali kotak P3K.

"Jaemin bagaimana, ge?" tanya Winwin.

"Tidak mau ditinggal, aku dan Renjun akan menemaninya dulu, siapa tahu dia mau cerita nanti." jawab Kun yang diangguki paham oleh lainnya.

"Kalau begitu kami serahkan dia padamu ya, Kun?" Kun mengangguki ucapan Taeil.

"Ne hyung, serahkan dulu padaku dan Renjun." ujar Kun sebelum pergi membuat teh.

Sedangkan di kamar Renjun mengusap punggung Jaemin, namja manis itu kini tengah menenggelamkan wajahnya di leher Renjun. Mencari kenyamanan di sana.

"Jaemin kenapa hm? Kenapa tadi melukai diri?" jemari Renjun mengusap perban pada telapak tangan Jaemin dengan lembut.

"Mimpi... kenangan buruk" jawab Jaemin dengan suara pelan, jika posisi Jaemin tidak mendusal di leher Renjun, namja berdarah China itu pasti tak akan dengar.

"Kenangan buruk? Apa sangat buruk sampai Jaemin harus histeris dan melukai diri?" tanya Renjun lagi.

"Tidak tahu... tapi bagiku itu buruk." lirih Jaemin. Kun masuk kembali ke dalam kamar sebelum Renjun kembali bertanya padanya.

"Tidak mau cerita?" Tanya Kun halus sembari mengambil duduk di sebelah Jaemin, sehingga saat ini Jaemin diapit oleh Renjun dan Kun.

"Emmm" Jaemin meremat kaos depan Renjun. Bisa dirasakan oleh Renjun jika Jaemin nampak ragu.

"Cerita saja akan kami dengarkan" bujuk Kun dengan lembut.

"Tolong... Jangan puji aku cantik" lirih Jaemin. Renjun dan Kun sama-sama mengernyit.

"Kan memang Jaemin cantik, manis, dan menawan, jadi wajar bagi kami memujimu begitu." Ujar Renjun, namun Jaemin menggeleng dan kembali menangis.

"Kumohon... Hiks jangan puji aku begitu" Renjun mengusap kepala Jaemin lembut.

"Boleh tahu kenapa?" Tanya Kun.

"Aku... Aku tak mau dikatai jalang lagi"

"Hah?!"

.

.

.

Kedua puluh namja di saja menghela nafas kasar. Mendengar cerita Renjun dan Kun mengenai Jaemin membuat mereka geram.

"Apa kalau kau cantik atau tampan dan kekasih orang lain jatuh hati padamu itu jadi salahmu?!" Tanya Winwin kesal.

"Bodoh memang orang seperti itu" sahut Jungwoo kalem. Namun matanya menyiratkan kekesalan.

"Setahuku orang yang seperti itu biasanya iri karena dia tak secantik atau setampan orang yang membuat kekasihnya berpaling." Ujar Yuta sembari memainkan ponselnya.

"Kebanyakan kekasih yang pasangannya berpaling itu akan langsung berpikir bahwa pasangannya digoda, padahal belum tentu seperti itu." Ujar Jaehyun.

"Ada beberapa kemungkinan" semua menatap Xiaojun.

"Pertama, namja atau yeoja yang membuat pasangan berpaling memang menawan. Kedua, pasangan mereka saja yang mudah tergoda oleh orang lain. Ketiga, pasangannya memang digoda dan disambut dengan baik." Semua mengangguk setuju.

"Jaemin sudah tenang kan tapi sekarang?" Tanya Mark yang diangguki Renjun dan Kun.

"Yahh~ kalau tidak bisa muji cantik, muji apa dong? Tampan? Dia memang tampan sih tapi dominan cantiknya" ujar Haechan.

"Puji saja menawan, asal jangan katakan cantik, itu seperti mengaktifkan traumanya. Dia bilang dia pernah dikunci digudang, dipukuli, nyaris diperkosa jika teman dekatnya tak segera menolong, ditampar, dan nyaris bunuh diri karena mau menyerah, tapi tidak jadi karena dia masih memikirkan Papa dan Daddynya." Kun menjelaskan apa yang dia dengar dari Jaemin tadi. Renjun dan dia saja tadi mengepalkan tangannya mendengar cerita Jaemin.

"Hahhhh~" hela mereka.

"Sudahlah, ayo istirahat, sudah malam juga, besok kan masih harus sekolah dan kuliah juga kerja" ujar Taeil mengomando yang lain.

"Ne, selamat malam hyung"

"Selamat malam"

.

.

.

-tbc-

*Uuupppppp~

*Vote dan komennya ditunggu yaw~

[BXB] How to Get Jaemin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang