Asrama NCT
Seluruh penghuni asrama itu kini tengah menikmati makan malam bersama. Kali ini ketenangan tak ada di sana, karena hari ini Jaemin yang memasak, membuat mereka berebut ingin memakan masakan Jaemin. Padahal Taeyong dan Doyoung juga Kun ikut memasak. Tapi ketiga chef yang lain juga ikut berebut sih.
"Ten hyung, nanti jadi temani aku kan?" Ten mengangguk.
"Aku ikut! Ingin ganti warna rambut juga." ujar Taeyong. Dia sedang bosan dengan rambut coklatnya, dia ingin ganti warna pink saja.
"Heh! Pergi sendiri!" kesal Ten. Taeyong tak peduli.
"Boleh kan, Jaem?" Jaemin mengangguk saja, toh tak masalah juga kalau bertambah orang. Ten mendengus kesal.
"Terserahmu saja lah hyung." gumam Ten, Taeyong menyeringai puas.
Selesai makan malam Winwin dan Chenle yang kedapatan jadwal cuci piring. Ten, Taeyong, dan Jaemin kembali duluan ke kamar karena bersiap untuk pergi.
"Aku tak suka warna hitam sebenarnya" gumam Jaemin.
"Kenapa?" tanya Taeyong yang kebetulan turun bersamaan dengan Jaemin.
"Gelap, aku suka warna terang, pink mungkin? atau biru?" Jaemin mengendik acuh. Dia ingin warna terang, tapi pekerjaannya guru, mau bagaimana lagi? Sekolahnya bukan sekolah model juga.
"Guru-guru di SHS tidak mempermasalahkan warna rambut untuk guru. Yayasan juga tidak memberikan aturan seperti itu. Seingatku begitu." ujar Ten yang baru saja turun. Ketiganya lalu berjalan menuju garasi, Taeyong memasuki mobilnya diikuti Ten dan Jaemin. Jaemin duduk di kursi belakang.
"Benarkah hyung begitu?" tanya Jaemin pada Ten, yang diangguki si namja berdarah Thailand itu.
"Taeyong hyung pernah bertanya itu pada CEO Ahn." jawab Ten yang diangguki Taeyong.
"CEO Ahn tidak mempermasalahkan warna rambut, tapi kalau memang guru-guru senior di sana mengatakannya, turuti saja, orang tua jangan dilawan." ujar Taeyong sembari menyalakan mobilnya dan membawa mobil itu pergi keluar area asrama.
"Kemungkinan mereka tidak mau kalah saing denganmu jadi mereka mengatakan itu padanya." ujar Ten. Jaemin sebenarnya juga menduga seperti itu. Kepala Sekolah Park saja tidak mengurusi masalah rambutnya juga.
"Tapi tak apalah aku turuti saja, mereka lebih senior, aku menghargai itu. Sisi positifnya aku bisa jadi contoh yang baik untuk siswa agar tidak mengecat rambut saat masih sekolah." ujar Jaemin. Ten dan Taeyong tersenyum kecil dengan pemikiran Jaemin.
"Dari sini kemana Ten?" tanya Taeyong, Ten segera mengarahkan Taeyong menuju salon langganannya dan Haechan.
Sampai di sana mereka turun dan masuk ke dalam.
"Tahu ada yang dekat aku tak perlu pergi jauh." gumam Taeyong, Ten hanya terkekeh geli mendengarnya. Ten hanya duduk menemani Jaemin dan Taeyong, sedangkan dua namja lainnya sedang diurus oleh para pegawai setelah mengatakan warna rambut yang mereka inginkan.
Sekitar satu setengah jam kemudian Ten dibuat takjub dengan dua orang yang ada di depannya kini. Ten akui baik Taeyong dan Jaemin punya aura yang dapat menggaet atensi semua orang beralih pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
أدب الهواةKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...