Seoul, 20XX
Aku selalu lupa untuk menulis di buku harian ini, semenjak aku pergi ke Korea, buku ini sudah aku telantarkan, tidak pernah aku sentuh lagi. Dan kali ini setelah sekian tahun berlalu, aku akhirnya mengambil buku ini kembali, dan menorehkan tinta hitam di lembar kosongnya. Aku ingin menuliskan kisahku yang sudah bertahun-tahun aku lalui.
Saat aku baca lagi buku harian ini, ternyata memang banyak yang sudah terlewatkan dan banyak sekali moment berharga yang belum aku bagikan.
Tahun ini usiaku sudah masuk kepala empat? Aku rasa. Penyakit pelupaku makin parah saja hahaha
Aku ingin menceritakan apa saja yang sudah terjadi selama aku ada di Seoul.
Dimulai saat aku masih di Inggris, aku membujuk mommy dan daddy agar mengizinkanku pergi ke Korea Selatan, negara yang sudah menorehkan banyak luka padaku, tapi aku ingin kembali lagi ke sana, berdamai dengan masa laluku. Daddy dan mommy tidak setuju awalnya karena mereka tidak bisa jauh dariku, tapi akhirnya mereka mengiyakan saja.
Aku berangkat beberapa hari setelah berunding dengan daddy dan mommy. Aku berangkat sendiri ke Korea Selatan tanpa keduanya. Sampai di bandara Incheon aku dijemput oleh Sekretaris Kim, beliau saat ini telah menggantikan posisi Tuan Ahn yang pensiun. Tuan Kim mengantarku ke asrama, tempat dimana aku tinggal selama aku ada di Seoul.
Asrama NEO adalah tempatku bernaung, disana kata Tuan Kim sudah dihuni oleh 20 orang pria. Tapi saat aku sampai di asrama ternyata semuanya sedang keluar, yasudah aku gunakan waktu untuk berbenah dan istirahat. Sore saat aku bangun, aku pergi mandi dan mendengar suara ribut dari lantai bawah, aku yakin mereka sudah sampai.
Mereka menyambutku dengan hangat, dan semenjak itu aku tahu kalau dalam hidupku kata 'tenang' mulai perlahan menghilang.
Ribut. Mereka selalu ribut, masalah kecil yang bisa diselesaikan baik-baik menjadi besar jika mereka semua yang mengalaminya. Aku tidak bisa beradaptasi dengan mereka semua awalnya, karena mereka terlalu banyak, dan ribut. Tapi perlahan aku bisa mulai menerima kehadiran mereka.
Hari pertamaku mengajar di sekolah, tapi sekarang aku sudah tidak mengajar lagi, aku memilih menjadi 'ibu rumah tangga yang baik'. Kepala Sekolahku adalah teman daddyku sendiri, Tuan Park Chanyeol.
Murid-muridku sangat manis, sekarang mereka semua sudah punya pekerjaan mereka sendiri, dan aku senang mendengar itu, sayang sekali aku tidak bisa mengajar lama karena sebuah insiden.
Hari-hariku selama di Seoul aku habiskan bersama anak-anak asrama. Penghuni asrama sekarang sudah punya keluarga mereka sendiri, tapi ada juga yang memilih untuk sendiri sampai sekarang, seperti Jaehyun hyung dan Jeno. Padahal usia mereka sudah tua, tapi tetap tidak mau berkeluarga, mereka bilang sih karena tidak ada yang cocok itu saja.
Kisahku bersama mereka tidaklah sebentar, banyak hal yang sudah ku lewati bersama mereka. Menghabiskan waktu bersama. Aku pun juga mengetahui latar belakang mereka masing-masing, yang ternyata banyak dari mereka yang mengalami hal buruk.
Oh! Aku juga bertemu dengan hyungku, hyung yang aku temui di panti, yang aku jadikan hyungku setelah beberapa jam kami berkenalan. Mark hyung.
Hidupku tidak terlalu menyenangkan, tapi aku tetap bersyukur akan itu. Mama Luhan adalah ibu kandungku yang terpaksa membuangku ke panti tempat bibinya sendiri karena kendala biaya dan emosi muda yang tidak bisa menerima jika dirinya telah memiliki seorang anak. Siwon appa adalah ayah kandungku yang baru muncul beberapa minggu sebelum aku menikah.
Aku tidak menyesal lahir dari keluarga yang seperti itu, karena aku punya Daddy Hunnie dan Mommy Jongie yang merawatku dan mengasuhku dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...