Kesialan atau Keberuntungan?

11.9K 1.6K 158
                                    

Asrama NCT

Jaemin baru saja pulang hari itu dari sekolahnya, raut lelah jelas terpancar di wajah manisnya. Setelah kejadian kemarin malam, dimana ia, Haechan, dan Renjun membuat keributan dan berakhir dengan mereka harus membantu membuat ulang presentasi dan bahan ajar, hubungan Johnny, Jaehyun dengan mereka bertiga membaik dan lebih erat. Hanya saja karena semalam, Jaemin lupa menyiapkan bahan ajarnya untuk keesokan harinya, Renjun dan Haechan bisa santai, tidur sampai siang karena mereka tak ada jadwal, tapi tidak dengan Jaemin, dia kelabakan pagi tadi menyiapkan semuanya, diperparah dia bangun terlambat, kemarin dia membantu Jaehyun sampai pukul 2 pagi, karena ternyata Jaehyun kehilangan ide di otaknya, karena sudah tertuang semua di presentasi yang belum tersimpan tadi, berakhir dengan Jaemin menghubungi Sehun, terpaksa ia lakukan untuk membantunya, untung Sehun mau membantu. Kesialan Jaemin adalah dia bangun kesiangan, tidak menyiapkan bahan ajarnya, sampai sekolah kena marah guru senior karena dia datang terlambat, belum lagi di sekolah tadi dia sempat teledor, kopi yang ia bawa tersenggol dan mengenai buku laporan siswa, membuatnya kena marah wali kelas dari kelas yang buku laporannya dia pinjam tadi. Belum selesai sampai di sana, saat mengajar dia lupa materi apa yang akan ia bawakan hari itu, dan berakhir dengan siswanya dia minta diskusi masalah tugas akhir. Dia pulang paling sore, biasanya ia pukul lima sudah pulang, dia hari ini pukul delapan malam baru pulang karena harus memperbaiki buku laporan yang ia tumpahi kopi tadi. Kesialannya masih beruntut, ponselnya mati dan bis sudah tidak ada lagi, dia terpaksa berjalan selama 45 menit untuk sampai asrama. Pukul sembilan kurang lima belas ia baru sampai asrama. Penghuni lain yang khawatir karena dia tak kunjung pulang bisa bernafas lega sekarang. Namun-

"Wajahmu kenapa kusut begitu, Jaem?" Tanya Lucas. Jaemin meraba wajahnya lalu menggeleng.

"Capek" hanya itu jawabannya, lalu dia beranjak naik ke lantai dua.

"Jaemin sudah makan?!" Teriak Doyoung.

"TIDAK LAPARRR!!" balas Jaemin dari lantai atas.

"Aku malah cemas padanya" ujar Yuta, karena dia ingat dengan jelas bahwa pagi tadi Jaemin bangun kesiangan, tidak sempat sarapan dan hanya menyambar roti, itupun roti Winwin yang disambar Jaemin asal. Yuta juga melihat sendiri Jaemin yang memasuki taksi dengan terburu.

"Taeyong, masih ada sisa makan kan?" Tanya Taeil yang diangguki Taeyong.

"Ada hyung"

"Bawakan untuk Jaemin, bujuk dia makan setidaknya tiga sendok." Taeyong mengangguk.

"Biar aku saja Yong, sekalian aku lihat keadaannya" ujar Yuta, naluri kedokterannya muncul saat melihat Jaemin nampak lelah tadi. Naluri Yuta mulai sebagai dokter berfungsi dengan baik semenjak kedatangan Jaemin, dulu dia acuh saja ada yang sakit, dia obati kasih obat dan awasi, hanya itu. Tapi semenjak Jaemin datang, Yuta mulai menghilangkan sifat acuhnya dan mulai perhatian pada penghuni asrama yang lain.

Kini Yuta dan Jeno berdiri di depan kamar Jaemin, namja bermata sipit itu ikut naik, tadinya Mark juga mau ikut, tapi dia tadi dapat telpon dari rumah sakit dimana ayahnya di rawat.

TOK TOK TOK

"Jaemin?" Panggil Yuta dari luar, namun tak ada sahutan dari dalam. Jeno yang cemas mengetuk pintu sekali lagi dan memanggil nama Jaemin, namun sekali lagi tak ada sahutan.

"Aku coba buka saja bagaimana?" Tanya Jeno yang diangguki Yuta. Jeno mencoba membuka pintu dan berhasil, ternyata Jaemin tidak menguncinya.

Keduanya bisa melihat keadaan Jaemin yang terlelap tanpa mengganti pakaiannya. Dua kancing yang terbuka, kaos kaki masih terpasang, rambut berantakan, tubuhnya pun tidur dalam posisi telentang dengan kaki menggantung di kasur. Tas yang ia bawa saja ada di dekat kaki Jeno sekarang, diletakkan dekat pintu sembarangan.

"Dia kelelahan sepertinya" gumam Yuta yang masih bisa didengan Jeno. Keduanya pun segera mendekati Jaemin. Sejujurnya mereka cukup tergoda dengan penampilan Jaemin sekarang, namun mereka masih waras dengan tidak memanfaatkan keadaan.

"Jaem, bangun dulu" Jeno mengguncang bahu Jaemin pelan. Hanya erangan halus yang mereka dapat.

"Hyung bagaimana ini? Dia bisa sakit nanti, Tuan Jongin bilang dia punya maag" Yuta meletakkan nampan yang ia bawa ke meja belajar Jaemin lalu ikut membantu membangunkan si manis.

"Jaemin, ayo bangun!" Yuta mengguncang tubuh Jaemin.

"Ayo makan dulu, kau bisa sakit nanti!" Peringat Yuta. Jaemin mengerang pelan, dia dengan malas membuka matanya.

"Ayo bangun dulu!" Jeno menarik lengan Jaemin, mendudukannya.

"Kau belum bersih diri juga." Keluh Jeno. Jaemin menatapnya malas. Dia lelah dan hanya ingin istirahat.

"Ayo makan dulu!" Yuta menyuapinya. Jeno melepas kaos kaki Jaemin dan memasukkannya ke dalam keranjang kotor. Dia keluar dan tak lama kembali dengan dua baskom air. Dia meletakkan baskom pertama di bawah kaki Jaemin dan membersihkannya. Jaemin terkejut dengan tindakan Jeno.

"Jen, tidak per-"

"Sshhtttt diam!" Jeno memperingatinya. Tak ingin aktivitasnya diganggu. Jaemin menurut. Yuta masih menyuapinya.

Jeno selesai dengan kaki Jaemin pergi keluar lagi lalu kembali, dia mengambil pembersih muka milik Jaemin dan membersihkan wajah Jaemin dari make up tipis yang sempat digunakan si manis. Setelah bersih ia membersihkan wajah Jaemin dengan mencuci mukanya menggunakan baskom air satunya yang masih utuh.

"Ini handuknya" Jeno menyerahkan handuk kecil pada Jaemin, membuat si manis segera mengambilnya dan mengeringkan wajahnya dengan handuk itu.

"Kau tadi sudah cuci tangan setelah mengurus kakinya?" Tanya Yuta. Jeno menatap malas hyungnya.

"Tentu saja sudah" Yuta menggumam meresponnya.

"Terima kasih Jeno, Yuta hyung, maaf merepotkan kalian." Kedua calon dokter itu mengangguk.

"Sudah sana ganti bajumu dulu lalu baru tidur, kalau memang lelah dan malas mandi setidaknya bajumu ganti" Jaemin mengangguk patuh.

"Kami keluar dulu" keduanya pun segera keluar setelah membereskan apa saja yang keduanya bawa tadi.

Jaemin selepas ditinggal kedua calon dokter itu segera mengambil baju ganti dan pergi mandi. Ia malas sebenarnya tapi badannya terasa lengket. Dia segera masuk ke kamar mandi yang ada di dekat kamar Chenle dan menghabiskan waktu selama hampir setengah jam. Dia benar-benar membersihkan tubuhnya. Beruntungnya saja penghuni lantai Dream ada di bawah semua.

Selesai mandi Jaemin melakukan sedikit perawatan malam.

"Sudah setengah sepuluh malam saja." Gumam Jaemin, dia segera beranjak ke kasur dan memilih tidur.

Tak butuh waktu lama bagi Jaemin untuk terlelap, dia sudah sangat lelah. Jaemin yang lelap tidak menyadari kehadiran seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.

Namja tampan itu tersenyum menatap wajah lelap Jaemin. Dia menarik selimut Jaemin hingga dada, lalu menunduk dan mencium kening Jaemin sayang.

"Selamat tidur anak manis" bisiknya sebelum akhirnya dia keluar dari kamar.

.

.

.

-tbc-

*Hayooo siapa itu yang ke kamar Jaemin?

*Vote dan komennya ditunggu yaw~💚💚💚💚💚

[BXB] How to Get Jaemin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang