Positif (+)

7.4K 603 68
                                    

Jongin memeluk Jaemin yang sejak tadi histeris. Sehun berjongkok di depan putranya yang menangis keras dalam pelukan istrinya.

"Hiks Nana ngga mau hamil anak Eunwoo hyung hiks" Jaemin yang sudah lelah menangis dan meraung sejak tadi hanya bisa terisak di pelukan Jongin. Sehun mengusap punggung tangan Jaemin.

"Nana, dengar, yang disini juga butuh hidup, mommy tahu Nana tidak mau sama sekali, tapi dia tidak salah sayang" Jaemin masih terisak, alasan dia tidak mau hamil adalah Taeyong, anak ini bukan anak Taeyong. Dia tak mau membuat Taeyong semakin kecewa pada dirinya.

"No mom I don't wanna have this baby hiks" Jaemin nyaris saja memukuli perutnya lagi, jika Sehun tidak tanggap dengan segera menahan tangan Jaemin.

"Tidak sayang! Hey! Sssshhh Nana jangan seperti ini, Nana baru sembuh" Jongin dan Sehun menenangkan Jaemin yang mulai histeris kembali. Hingga sebuah tepukan di kepala membuat Jaemin diam dan mendongak. Matanya membulat saat melihat sosok Taeyong, dengan mata basah berdiri tersenyum di belakangnya.

"Jangan ya Na, kasihan dia, dia juga butuh hidup, dia tidak salah" Sehun memberi ruang pada Taeyong yang kini berlutut di depan Jaemin.

"Nana, hyung tidak mau munafik, hyung memang tak suka bayi itu, karena dia bukan darah daging hyung, tapi hyung tak mau menjadi namja yang buruk dengan membiarkan bayi tak berdosa mati. Tak apa, dia punya hak hidup, kita rawat saja sama-sama, ne?" Jaemin menggeleng, dia bisa melihat rasa sakit dan kecewa di mata Taeyong. Tapi namja Lee itu tetap berusaha tegar.

"Tidak mau hiks tidak mau aku tak mau mengandung anak dari Eunwoo hyung hiks tak mau" Taeyong jadi ikut kelimpungan saat Jaemin mulai histeris kembali. Hingga akhirnya Jungwoo datang bersama seorang dokter yang dengan terpaksa memberikan suntikan penenang pada Jaemin.

"Kita bawa Jaemin pulang dan bicarakan ini di rumah" ujar Sehun.

"Anda bisa duluan paman, saya masih ada urusan dengan Taeyong hyung" ujar Jungwoo, Taeyong menatap namja Kim itu. Sehun mengangguk, dia menggendong tubuh Jaemin lalu membawanya pergi. Jungwoo menepuk pundak Taeyong.

"Ayo hyung ikut aku sebentar" Taeyong menurut, dia ikut ke arah taman rumah sakit dimana Renjun dan Jaehyun ada di sana.

"Hyung, aku baru saja dari ruang dokter" ujar Renjun, Taeyong menatap si mungil dari Jilin.

"Dokter bilang jika Nana stress dia akan mengalami keguguran karena ternyata rahim yang ada padanya, sama seperti Bibi Oh, lemah. Dokter tadi memberikan dua pilihan sebenarnya, tapi tidak sempat dikatakan karena Jaemin sudah histeris." jelas Renjun, Taeyong menatap Renjun.

"Apa pilihannya?" tanyanya.

"Digugurkan atau dipertahankan?"

.

.

Jaemin menatap kosong ke arah jendela kamarnya. Jongin sedih melihat keadaan Jaemin yang seperti ini, bahkan kedatangan Luhan dan Mark tidak membuat Jaemin membaik.

"Nini" Jongin berbalik dan memeluk Luhan. Dia menangis. Luhan hanya bisa mengusap punggung sempit Jongin.

"Sehun bilang kalau kau terlalu sedih bisa membuatmu jatuh sakit, sekarang istirahatlah, aku yang akan mencoba bicara pada Jaemin" Jongin melepas pelukannya dan mengangguk.

"Mian hyung"

"Tak apa, pergilah istirahat" Jongin mengangguk. Luhan menatap sedih punggung Jongin. Dia bisa merasakan kesedihan Jongin.

CKLEK

"Nana" Jaemin menoleh dan mendapati mama kandungnya.

"Mama" Luhan berjalan mendekat dan duduk di tepi kasur Jaemin, dia bantu putra manisnya untuk duduk.

[BXB] How to Get Jaemin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang