Asrama NEO
Malam ini Jaemin tak mengerti, kenapa dia tak bisa tidur. Meski besok adalah hari libur, dia biasanya jam sepuluh atau sebelas sudah tidur, tapi sampai pukul setengah satu pagi Jaemin tak bisa tidur. Dia tadi sudah sempat menghitung domba tapi juga tak kunjung tidur. Jaemin ingin menghubungi mommynya tapi jelas itu tak mungkin karena mommynya butuh banyak istirahat. Daddynya pun pasti akan ikut istirahat juga.
"YAKK!!" Jaemin tersentak kaget saat mendengar teriakan lumba-lumba Chenle. Bisa dipastikan penghuni yang lain belum tidur. Dia beranjak dari kasurnya saat mendengar Haechan memarahi Chenle karena suaranya bisa membangunkan Jaemin.
CKLEK
Jaemin membuka pintu kamarnya, membuat enam penghuni lantai Dream itu terdiam seketika.
"Kalian... Belum tidur?" Tanya Jaemin.
"Belum" jawab Renjun.
"Yak! Zhong Chenle! Lihat? Suaramu membuatnya bangun." Omel Haechan. Jaemin menutup pintu kamarnya lalu duduk disebelah Mark.
"Tidak apa Chan, aku belum tidur kok" perkataan Jaemin menghentikkan omelan Haechan.
"Tumben, ada apa, hm?" Mark mengusap surai biru Jaemin dengan lembut. Adiknya tidak pernah tidur selarut ini. Pasti ada yang mengganggunya.
"Tidak tahu hyung, tadi sudah berusaha tidur, tapi bangun lagi" Jaemin meletakkan kepalanya di bahu Mark, tapi jemarinya memainkan jari panjang Jeno, yang pindah duduk di sebelahnya, jadilah Jaemin diapit Jeno dan Mark.
"Kau gelisah akan sesuatu?" Tanya Renjun yang dijawab gelengan kepala oleh Jaemin.
"Hanya tidak bisa tidur saja sih" jawab Jaemin.
"Ayo nonton!" Ajak Jisung yang dari tadi fokus pada gamenya.
"Nonton? Nonton apa?" Tanya Jeno.
"Apa sajalah asal bukan horror" jawab Jisung.
"Nonton sama hyungdeul bagaimana? Mereka masih dibawah dengan Yangyang, lagipula semua kaset dvd ada disana." Usul Mark.
"Bolehlah, ayo!" Haechan berdiri paling awal.
"Mark hyung gendongg~" rengek Jaemin tiba-tiba.
"Eh? Tumben" Jaemin hanya nyengir lucu.
"Dengan Jeno saja ya? Hyung punggungnya sakit kemarin habis jatuh saat dekor untuk pesta yangyang dan hendery." Jaemin merengut tapi mengangguk juga, dia tak mau membuat hyungnya kesakitan.
"Baiklah, Jenoooo~ gendongg~" Jeno terkekeh geli lalu langsung jongkok di depan Jaemin, dalam sekali gerak si manis sudah melingkarkan tangannya di leher Jeno. Sisanya langsung ke bawah.
"Kenapa minta gendong tiba-tiba?" Tanya Jeno.
"Hanya ingin saja hehe" Jeno hanya ikut tertawa kecil.
"Loh? Kalian masih bangun?" Tanya Yuta saat melihat para penghuni lantai Dream masih bangun.
"Begitulah~ besok libur juga" ujar Jisung sembari mengambil tempat di bawah di sebelah Lucas.
"Jeno? Nananya kenapa?" tanya Ten cemas. Jeno mengerling pada Jaemin sebelum menggeleng.
"Tak ada apa-apa sih hyung, lagi manja juga anaknya." jawab Jeno yang otomatis mendapat geplakan pelan dari Jaemin.
"Aw! Na! Jangan gunakan kekerasan oke?" Jaemin hanya mendengus. Jeno mendudukkan Jaemin di antara Taeil dan Taeyong, Jeno sendiri duduk di bawah di sebelah Dejun, dan langsung merebut camilan di tangan Dejun, alhasil mereka rebutan toples cookies yang diberikan bibi asrama.
"LEE JENO!" Jeno hanya nyengir dan kabur, pindah ke sebelah Doyoung. Dejun mengumpatinya.
"Hyung, mau nonton" ujar Jaemin pada Taeil.
"Nonton? Nonton apa?" tanya Taeil, Jaemin menggeleng.
"Tidak tahu, apa film yang bagus?" tanya Jaemin balik.
"Entah, tapi ada satu film yang ingin aku lihat sih." ujar Jungwoo membuat semuanya menatapnya.
"Apa?" tanya Winwin.
"Hope, film keluaran tahun 2013, yang diangkat dari kisah nyata, kasus pelecehan seksual pada anak." jawabnya.
"Bolehlah" ujar Ten lalu mencari film tersebut.
Tak lama mereka pun tenang, benar-benar tenang dan tak ada yang berkomentar satu pun. Mereka nampak fokus pada filmnya, kecuali Jungwoo yang kini tengah berpikir, mengaitkan film itu dengan kasus yang tengah ia tangani.
Taeyong dan Jaemin berebut tisu, Ten mengambil sapu tangannya. Selama film berlangsung sosok setangguh Johnny, Jaehyun dan Yuta saja menangis melihat film tersebut. Mereka dibuat terkesan akan perjuangan ayahnya untuk mendapatkan keadilan bagi putrinya yang menjadi korban pelecehan seksual pada anak di bawah umur, ayahnya juga yang berusaha dalam diam agar anaknya selalu aman, melakukan apapun untuk membuat putrinya tak takut padanya. Film ini benar-benar menguras air mata mereka semua.
"Huwwaaaa~ Jungwooo hyung tanggung jawaabbbb!!!" Chenle sudah tidak tahu habis berapa lembar tisu, film ini benar-benar membuatnya menghabiskan air mata.
"Hiks kenapa dia hanya dihukum dua belas tahun? Sedangkan gadis kecil itu pasti menderita trauma selamanya, dia bahkan selalu bergetar takut saat melihat tempat dimana ia dilecehkan." Taeyong dan Jaemin berpelukan karena tak bisa menahan tangis mereka.
"Sudah ganti filmnya dengan yang lain!" titah Taeil, dia sudah tak kuasa lagi jika membahas film tadi. Bawaan sedih, marah, kecewa, semuanya tercampur. Dengan sesenggukan Yuta mencari film yang lain. Hingga mereka akhirnya memutuskan untuk menonton film lainnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 shubuh. Mereka nampak tidur bersama di ruang tengah, bahkan saat film kedua dimulai, sebagian dari mereka sudah tertidur. Taeyong yang tidur memeluk Jaemin, Ten dan Haechan juga saling memeluk satu sama lain. Lucas menidurkan kepalanya di paha Johnny, Jaehyun tidur bersandar pada sofa, Mark tidur dengan menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyun. Jeno tidur dengan kepala di pangkuan Jungwoo dia sempat pindah lagi dari sisi Doyoung ke sebelah Jungwoo, sedangkan bahu Jungwoo dijadikan sandaran oleh Renjun. Chenle dan Jisung tidur dengan kepala ada dipangkuan Dejun. Hendery dan Dejun tidur dengan kepala yang bersandar pada kaki Jaemin dan Taeyong. Yuta yang ada disisi Taeyong yang lain menjadikan bahu si pemuda Lee sandaran. Ada yang tidur berjajar beralaskan selimut yaitu Doyoung, Taeil yang pindah ke bawah lalu, Yangyang, Winwin, dan Kun. Meja di ruang tengah saja sudah disingkirkan entah kemana demi mendapat tempat untuk duduk dan tidur semalam.
"Eunghh~" Jaemin menggeliat pelan kala dia merasa tubuhnya mulai pegal, saat melihat ke arah Taeyong dia cukup terkejut, karena lagi-lagi Taeyong tidur dengan memeluknya. Jaemin hanya tersenyum kecil melihatnya. Dia bergerak pelan dan melihat sekeliling, dia tertawa kecil saat melihat semua penghuni asrama tidur di depan tv dengan posisi yang pasti akan membuat mereka pegal nantinya.
Merasa masih mengantuk, Jaemin kembali ke posisinya di pelukan Taeyong, lalu dengan perlahan dia kembali menutup matanya.
'Selamat pagi semuaa~'
.
.
.
-tbc-
*vote dan komennya yaw~
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
Hayran KurguKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...