Selepas Jaemin keluar dari rumah sakit dan beristirahat selama seminggu penuh. Taeyong membawa Jaemin dan Yoojoon ke asrama. Ten dan Yuta sudah mengirim banyak spam padanya karena sudah tidak sabar bertemu si kecil Yoojoon.
Sedangkan di asrama saat tahu si kecil akan di bawa kemari bersama si manis kesayangan mereka, membuat mereka semua meng-cancel jadwal masing-masing dan menata asrama, memasang beberapa ornamen bayi yang lucu. Mereka sudah tidak sabar bertemu dengan dua makhluk manis yang menjadi kesayangan Taeyong dan mereka semua, sudah lumayan lama mereka tidak bertegur sapa karena kesibukan masing-masing.
Taeyong mengabari jika keluarga kecilnya akan tiba di asrama pukul setengah sepuluh. Doyoung dan Kun segera memasak banyak makanan, Renjun dibantu Jungwoo membuat kue-kue kering. Sisanya membereskan asrama, menata asrama, dan sisanya lagi hanya diam menonton seperti Chenle dan Jisung. Chenle yang memang tidak suka lelah, dan Jisung yang sedang cidera lutut. Sungchan mengomel pada Chenle, tapi si Tuan Muda satu itu tidak mau dengar, membuat Sungchan hanya bisa menahan diri dan tersenyum saja, lalu kembali bekerja membantu Jaehyun dan Lucas.
Setelah semua siap mereka segera naik ke kamar dan mandi, bersih diri dan memakai pakaian yang wangi, tidak seperti tadi yang bau keringat. Mereka sudah jauh lebih rapi dari tadi.
Taeyong, Jaemin, dan baby Yoojoon benar tiba pukul setengah sepuluh pagi sesuai perkataan mereka. Jaemin sempat gugup karena sudah lumayan lama dia tidak kemari.
"SELAMAT DATANG NANAAA!!" mereka semua kompak menyambutnya, baby Yoojoon yang bangun hanya menatap orang-orang dewasa di sekitarnya dengan mata bulatnya yang lucu.
"Hyungdeul.. dongsaengdeul.." Taeyong membawa si manis kesayangannya ke arah para penghuni asrama.
"Astaga! Lucu sekali!" pekik Chenle dan Renjun saat mata mereka menatap bayi digendongan Taeyong.
"Omo omo omo omo kiyeowooo~" Winwin dan Dejun ikut mendekat.
"Nana bagaimana kabarmu?" tanya Yuta pada adik manisnya.
"Baik hyung, hyung sendiri bagaimana?" tanya Jaemin balik.
"Tentu saja baik." jawab Yuta. Satu per satu mendekatinya dan memeluknya karena rindu, bahkan Lucas membawa tubuh Jaemin berputar, sama halnya dengan Johnny, membuat si manis terpekik kaget, namun tertawa kemudian.
Taeyong melarang si kecil untuk digendong siapapun, ibunya mengatakan agar jangan terlalu sering membiarkan orang lain menggendong anaknya. Penghuni asrama sempat kesal, tapi mereka menghargai tindakan Taeyong yang merupakan ayah si bayi. Mungkin mereka memang terlihat bersih, tapi kan juga tidak tahu jika ada debu atau kuman yang menempel pada mereka selepas mereka mandi atau keluar kamar, daripada membuat si kecil sakit, lebih baik mereka diam saja, melihat si kecil yang ada di pangkuan Taeyong.
.
.
Jaemin sedang memangku anaknya saat Taeyong pergi ke dapur.
"Lucunya, tidak ada unsur Eunwoo hyung sama sekali." ujar Lucas, Jaemin mengangguk, tapi memang anaknya tidak ada unsur Eunwoo sama sekali, tidak tahu nanti besarnya sih.
"Pokoknya anakku tidak mirip Yuta saja aku bersyukur." ujar Taeyong tiba-tiba, membuat Yuta mendelik kesal pada sahabatnya.
"Yong, aku bawa pisau makan, mau kubedah yang mana dulu bagian tubuhmu?" Taeyong nyengir dan lari pergi menghindari kejaran Yuta. Jaemin geleng kepala melihat tingkah suami dan hyungnya.
"Na, Eunwoo hyung sudah tahu anaknya?" tanya Mark, Jaemin mengangguk.
"Sudah, yang memberi nama justru dia." jawab Jaemin.
"Oh? Dia langsung yang memberi nama?" tanya Yangyang kaget.
"Ne, begitulah, dia sendiri yang memberi nama, Taeyong hyung memintanya juga sih, karena mau bagaimanapun ini anaknya." jawab Jaemin.
"Kapan aku punya pasangan seperti Taeyong hyung?" gumam Yangyang.
"Itu Kun dari minggu lalu belum kau kasih kepastian, Yangie!" kesal Shotaro, yang tahu benar seminggu lalu Kun mengatakan perasaannya pada Yangyang tapi oleh si bocah Liu malah belum diberi kepastian sama sekali. Shotaro kan gemas jadinya.
"UHUK! YA! Apa ini? Kun ge dengan Yangyang?" tanya Hendery kaget.
"Eh? Ah- itu-" Kun sendiri segera pergi sebelum digoda habis-habisan.
"KUN AKU TIDAK TAHU TIPEMU TERNYATA YANGYANG!!" teriak Doyoung.
"DIAM KIM DOYOUNGG!! URUS SAJA CINTAMU YANG BERTEPUK SEBELAH TANGAN!" balas Kun dari dapur.
"Hah? Tunggu tunggu! Nakamoto berhenti!" Yuta langsung berhenti.
"Apa ini? Doyoung bertepuk sebelah tangan?" tanya Taeyong yang ditelinga Doyoung pertanyaannya terdengar sangat meledek.
"Diam Lee!" para Lee di sana menoleh, membuat Doyoung berdehem lalu pergi dari sana.
"Apa saja yang aku lewatkan?" tanya Jaemin yang sejak tadi menimang putranya, Lucas di sebelahnya hanya tertawa kikuk, membuat Jaemin mengernyit.
"Jangan bilang Lucas hyung juga menyembunyikan sesuatu ya?" tuding Jaemin.
"T-Tidak! Tidak!" Lucas segera berdiri dan pergi dari hadapan Jaemin, membuat si manis yakin kalau Lucas memang sedang menyembunyikan sesuatu.
"Na" Jaemin segera menoleh dan menemukan Jaehyun mendekatinya.
"Hai hyung" sapa Jaemin, sudah lupa akan sikap Lucas yang mencurigakan.
"Baik?" tanya Jaehyun, Jaemin mengangguk. Mata Jaehyun mengarah pada bayi kecil mungil yang ada di timangan Jaemin. Tangan Jaehyun terulur dan mengusap kepala si kecil yang nampaknya tidak terganggu sama sekali dengan kerusuhan yang ada di dorm.
"Maaf" Jaemin menggeleng.
"Sudah ya hyung tidak usah diingat, aku sudah baik-baik saja, hyung juga sudah hidup dengan baik, tidak usah diingat, itu sudah masa lalu." ujar Jaemin halus, dia tak mau membuat Jaehyun terus-menerus merasa bersalah.
"Terimakasih" ujar Jaehyun pelan, Jaemin menggenggam jemari Jaehyun.
"Hyung, jangan merasa bersalah, itu semua sudah berlalu, aku sudah menikah dengan Taeyong hyung, hidupku sudah perlahan membaik, aku sudah berdamai dengan semua itu. Aku ingin hidup sebagai ibu dan istri yang baik untuk Taeyong hyung dan anakku. Hyung pun harus melakukan apa yang aku lakukan. Hyung harus berhenti merasa bersalah dan jalani hidup hyung dengan baik, dan semoga juga hyung akan segera mendapatkan pasangan yang bisa menerima hyung apa adanya." Jaehyun menatap Jaemin yang tersenyum manis padanya.
"Ne, suatu saat nanti mungkin ada orang yang tepat untuk hyung." ujar Jaehyun, Jaemin mengangguk. Dia melepas genggaman tangan Jaehyun dan menepuk-nepuk pelan dada si kecil yang nampak terbangun dari tidurnya.
"Aku bahagia, hyung juga harus bahagia, aku tak mau disaat aku bahagia, hyungku malah bersedih." ujar Jaemin. Jaehyun tersenyum dan mengusap kepala Jaemin sayang.
"Ne, hyung janji hyung akan bahagia, seperti yang Nana rasakan." Jaemin tersenyum puas.
"Yong, istrimu selingkuh." ujar Yuta, Taeyong menoleh dan berdehem, Jaehyun bukannya tidak tahu, dia malah jahil dengan mencium pipi Jaemin, membuat Taeyong meledak.
"JUNG JAEHYUN!" Jaehyun langsung bangun dan kabur. Taeyong mengganti targetnya dari Yuta ke Jaehyun.
"Ada-ada saja si Jaehyun." ujar Yuta sebelum duduk di sebelah Winwin.
"Dia kelewat jahil memang." timpal Winwin. Yuta mengambil minum dan meminumnya.
"Kapan lamaranku kau terima sih, Win?"
UHUK!
"APA INI?!"
Sepertinya ada yang melamar diam-diam.
.
.
.
-tbc-
*Vote dan komennya juseyooo~
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...