Waktu berlalu sangat cepat, tak terasa kandungan Jaemin sudah masuk minggu ke-36, beberapa hari lagi operasi caesar akan dia jalani. Taeyong memutuskan agar Jaemin berada di rumah sakit seminggu sebelum bayi mereka lahir. Awalnya dokter menyarankan agar menunggu sampai usia kandungan Jaemin masuk ke minggu 40, tapi Taeyong menolak itu, mungkin memang bayinya sudah lebih dari siap jika diusia segitu, tapi tidak dengan Jaemin, kondisi tubuhnya tidak memungkinkan dia untuk mengandung sang buah hati lebih lama lagi. Masuk minggu-minggu ini Jaemin sudah sering mengeluh kram, dan lainnya.
Taeyong selama dua minggu ini sudah tidak bekerja, dia melimpahkan kembali urusan restaurant pada sang ibu, dan kelas menari dia limpahkan pada Ten dan Winwin. Taeyong dua minggu ini selalu ada di sisi Jaemin, tidak membiarkan sang istri sendirian, dia hanya pergi untuk ke kamar mandi dan makan saja.
"Hyung" Taeyong segera menoleh saat mendengar panggilan lemah istrinya.
"Ne? Butuh sesuatu?" Jaemin mengangguk pelan.
"Perutku sakit sekali hyung" lirih Jaemin, Taeyong mendekat dan mengusap perut Jaemin dengan lembut, tapi sepertinya rasa sakitnya tidak kunjung hilang. Hingga mata Taeyong tidak sengaja melihat darah dan pakaian bawah Jaemin basah. Taeyong dengan segera menekan tombol dan tak lama dokter pun datang.
"Kami akan segera menangani Nyonya, Tuan Lee." dokter melepas semua alat yang ada pada tubuh Jaemin dan mengeluarkan ranjang Jaemin, membawanya ke ruangan lain. Ruang operasi dimana Jaemin akan melakukan operasi caesar.
Taeyong menghubungi orang tuanya, orang tua asuh Jaemin, orang tua Mark, dan Siwon. Tapi dari mereka semua hanya Siwon yang tidak bisa hadir karena sedang ada di New Zealand. Taeyong menghubungi Jungwoo, menanyakan apakah Eunwoo bisa keluar dari ruangannya sehari saja atau tidak, dan beruntungnya Jungwoo menjawab bisa dengan kawalan dokter dan perawat.
"Kau menghubungi Eunwoo?" tanya Kris, Taeyong mengangguk.
"Mau bagaimanapun dia adalah ayah dari bayi yang Nana kandung, dan dia berhak melihatnya." ujar Taeyong.
"Tidakkah ada yang bilang jika kau berhati lapang?" tanya Jaejoong pada putranya, yang hanya dijawab kekehan oleh Taeyong, sebelum akhirnya pandangannya kembali cemas, mengarah pada ruang operasi di mana istrinya berada. Seharusnya dia ada di sana, tapi dia memilih menunggu di luar, bukan karena takut pada darah atau bagaimana, dia takut melihat perut istrinya dibedah itu saja, mengurangi resiko pingsan, dia memilih di luar saja.
Saat sedang menunggu, Eunwoo datang bersama dengan seorang namja yang nampak asing di mata Taeyong dan juga bersama Jungwoo.
"Masih di dalam?" tanya Jungwoo, Taeyong mengangguk.
Mereka semua pun diam dan duduk, memanjatkan doa untuk keselamatan Jaemin dan bayinya.
Dan tak lama tangisan bayi terdengar sangat keras, membuat mereka semua menghembuskan nafas lega, bersyukur karena baby yang telah lahir dengan selamat ke dunia.
"Tuan Lee" Taeyong segera berdiri, dan mendekati dokter.
"Selamat, bayi Anda telah lahir dengan sehat dengan bobot yang normal, dan jenis kelaminnya laki-laki, kami akan membersihkannya sebelum memberikannya pada Anda." Taeyong mengangguk.
"Bagaimana dengan istri saya?" tanya Taeyong.
"Nyonya sempat mengalami pendarahan tapi berhasil diselamatkan, keadaan Nyonya begitu lemah, jadi mungkin Nyonya baru akan bangun keesokan harinya." ujar sang dokter, Taeyong menatap cemas ke dalam ruang operasi.
"Terimakasih" ujarnya.
.
.
Eunwoo menatap bayi kecil dalam gendongannya, Taeyong ada di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...