Bandara
Youngjin menggumam sabar sembari menunggu orang yang lusa kemarin sudah janji akan tiba hari ini. Oh Jaemin.
"Dia dimana ya?" gumam Youngjin, matanya sudah awas mencari kesana-kemari mencari sosok Oh Jaemin.
"Maaf, apa kau Tuan Kim Youngjin?" seorang pemuda manis dengan kaos putih panjangnya dan rambut blonde berdiri di belakangnya.
"A-ah ne- apa kau em- Oh ah aniyo, maksudku Na Jaemin-sshi?" namja manis itu tersenyum senang dan mengangguk.
"Saya Na Jaemin, senang akhirnya bisa menemukan Anda." ujar Jaemin lega, dia tadi sempat berputar-putar, daddynya bilang kalau orang yang menjemputnya bernama Kim Youngjin dan akan menunggunya dekat pintu keluar.
"Baiklah, mari kita pergi sekarang, kau juga butuh istirahat." Jaemin tersenyum manis.
"Ne, mari." keduanya pun masuk ke dalam mobil yang memang sudah Youngjin siapkan.
Di perjalanan hening melanda mereka selain karena Youngjin bukan tipe orang yang banyak bicara, Jaemin sendiri lebih butuh untuk istirahat.
"Ah ne, Jaemin-sshi, emm- apa tak apa kau tinggal beramai-ramai dengan dua puluh namja lainnya?" tanya Youngjin memecah keheningan. Jaemin yang tadi memejamkan matanya kembali membukanya perlahan.
"Tak masalah, setidaknya aku tidak tinggal sendirian." jawab Jaemin, Youngjin mengangguk paham.
"Aku takut kau tak nyaman, tapi senang mendengarnya saat kau bilang tidak masalah." ujar Youngjin lega. Dipikirannya sudah banyak spekulasi, bagaimana jika namja manis itu tak nyaman tinggal beramai-ramai dan memaksanya mencari tempat tinggal baru dan spekulasi lainnya. Namun, dugaannya salah, Jaemin tidak seperti itu.
Perjalanan dari bandara ke asrama NEO memakan waktu 30 menit. Jaemin meregangkan badannya perlahan. Dia keluar dari mobil dan terkejut dengan asrama yang begitu besar dan luas. Youngjin membantu Jaemin menurunkan kopor si manis. Jaemin tak bawa banyak, buku-bukunya akan datang besok.
"Selamat datang di Asrama NEO, semoga kau nyaman di sini." sambut Youngjin sembari membuka pintu utama asrama. Lantai satu itu ada resepsionis, perpustakaan, ruang makan, ruang santai, dapur, ruang tunggu, dan gym. Di luar ada kolam renang besar dan tempat santai, ada alat-alat untuk barbeque. Kamar ada di lantai dua sampai empat, satu lantai ada tujuh kamar, ruang santai untuk berkumpul, dapur kecil, kamar mandi ada dua.
Jaemin yang lelah diajak berkeliling akhirnya diantar ke kamarnya. Semua penghuninya sepertinya sedang keluar, karena tak ada siapapun di asrama, hanya ada penjaga di resepsionis.
"Ini kamarmu, ini adalah lantai Dream, lantai atasnya lantai WayV, lantai paling atas 127." Jaemin mengangguk paham. Dia menatap kamar barunya.
"Barangmu akan tiba nanti malam ternyata, atasanku baru bilang bahwa ayahmu menggunakan jasa kilat dan barangmu akan tiba tengah malam nanti." Jaemin terkekeh mendengarnya, Sehun daddynya memang sangat mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...