Asrama NCT
Semua penghuni asrama sepakat membiarkan Jaemin sendirian dan tak berniat mengganggunya. Mereka tak akan bicara pada Jaemin jika Jaemin belum bicara terlebih dulu pada mereka.
Saat ini semua penghuni asrama ada di kamar mereka masing-masing, mengerjakan tugas-tugas mereka yang perlahan menumpuk. Jisung bahkan kebingungan bagaimana mengerjakan soal-soal Fisika dan Biologi, tapi saat ingin meminta bantuan hyungnya ia tak mau, karena takut menganggu.
Suasana sepi yang jarang ditemui di asrama NCT membuat Jaemin yang baru keluar kamar terheran.
"Mereka kemana semua? Aku tak ditinggal sendirian di asrama besar ini kan?" Gumam Jaemin, nampaknya si manis ini takut jika ditinggal sendirian.
CKLEK
Jaemin menoleh dan mendapati Mark keluar dari kamarnya dengan jaket kulit hitam yang terpasang apik di tubuh tegapnya.
"Hyung mau kemana?" Tanya Jaemin mengejutkan Mark yang tidak melihat kehadiran si manis.
"Oh, Jaemin, kukira siapa. Kau tadi tanya apa?" Tanya Mark sembari mengunci kamarnya.
"Hyung mau kemana?" Ulang Jaemin.
"Rumah sakit, Daddyku masuk rumah sakit karena kebodohannya sendiri, aku pergi dulu ya?" Jaemin mengangguk, sebenarnya ia ingin menegur cara bicara Mark mengenai orang tuanya, tapi ia urungkan saat menatap wajah datar yang sangat jarang Mark tunjukkan.
"Hati-hati di jalan ya hyung!" Mark tersenyum tipis dan berlalu setelah mengusak gemas surai gelap Jaemin. Namja manis itu hanya diam dengan pipi merona samar, entah mengapa ia merasa familiar dengan usakan Mark.
"Sudahlah tak ingat juga" gumam Jaemin. Lalu ia kembali berkutat dengan buku dan ponselnya. Ia berencana besok mengajari siswanya membuat web, hanya memberi pelajaran selingan mengenai web.
"Chenle mau tidak ya membantuku?" Gumam Jaemin, dia nampak sibuk dengan pikirannya sendiri, hingga tak menyadari sosok Haechan dan Renjun di belakangnya.
"NANA!"
"UWAAAAA!!" Haechan dan Renjun tertawa melihat reaksi lucu Jaemin karena kaget. Jaemin sendiri sedang menenangkan jantungnya yang berdetak kencang karena terkejut, ia mendelik sebal-
"LEE HAECHAN! HUANG RENJUN!"
.
.
Tiga namja manis itu duduk bersimpuh dengan Taeil berdiri berkacak pinggang di hadapan mereka.
"Semua sedang sibuk kalian malah ribut!" Omel Taeil.
"Maaf hyung~" Jaemin memohon maaf dengan menggunakan mata bulat polosnya, membuat Taeil yang hendak mengeluarkan petuah jadi urung karena menahan gemas. Renjun dan Haechan yang ada di kanan kiri Jaemin saja ikutan menahan gemas.
"Tolong lebih tenang, jangan ribut, di lantai bawah Johnny memaki-maki karena kertas-kertas pentingnya kena tumpahan air akibat dia terkejut mendengar teriakan kalian tadi." Jaemin, Haechan, dan Renjun jadi merasa bersalah.
"Jaehyun juga salah menekan tanda keluar dengan keadaan file presentasinya belum tersimpah, dia sedang menyumpahi kalian loh, dia ada di lantai bawah juga." Makin merasa bersalah ketiganya.
"Sana minta maaf pada mereka, kepala mereka sudah panas dan masalah malah terjadi karena teriakan kalian, fatal pula, sana bantu mereka." Taeil menatap lekat tiga namja muda di hadapannya itu.
"Tapi kami tak tahu bisnis" gumam Haechan pelan.
"Tidak mau tahu, sana temui mereka!" Renjun dan Haechan nampak enggan, bukannya mereka tak mau minta maaf, tapi Johnny dan Jaehyun kalau sedang moodnya jelek mereka nampak mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...