Asrama NEO
Penghuni lantai WayV dan Dream tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada para penghuni lantai 127, aura disekitar mereka sangat berat. Bahkan, Kun bisa melihat mereka menjauhi Jaehyun, bahkan Yuta sangat jelas memperlihatkan jarak mereka. Para penghuni dua lantai lainnya tidak ada yang berani menegur dan sekedar bertanya pada mereka. Jaemin sendiri dia tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia merasa jika jarak yang ada diantara para penghuni lantai 127 itu disebabkan olehnya yang menceritakan masalah cupcake pada Yuta, yang tidak Jaemin tahu adalah dia sempat mengigau yang terdengar oleh Yuta. Dia menatap Yuta yang diam saja sejak tadi, dia jadi merasa bersalah sekarang.
'Seharusnya kemarin aku tidak usah bilang saja, Jaemin bodoh, kau biasanya kan terbiasa memendamnya sendiri, kenapa kemarin kau malah mengatakannya sih? Bodoh kau Na, lihat sekarang semuanya jadi seperti ini'
"Aw!" Taeyong dan Doyoung sontak menoleh pada Jaemin yang memekik. Tidak sadar si manis malah mengiris tangannya sendiri.
"Nana astaga!" Taeyong segera meraih jemari lentik Jaemin dan membawanya ke wastafel, membersihkan darahnya, sebelum Doyoung datang dan mengobati luka Jaemin.
"Kau ini kenapa melamun, hm?" tanya Doyoung, Jaemin hanya menggeleng.
"Tidak ada apa-apa hyung" Doyoung mengusap kepalanya sayang.
"Kau tidak usah masak saja, lagipula Kun juga sebentar lagi datang kok" iya tadi awalnya itu Taeyong, Doyoung, dan Kun yang masak di dapur, tapi Kun izin pergi sebentar beli beberapa bahan yang habis, dan digantikan Jaemin yang saat itu baru saja turun.
"Hyung aku masih bi-"
"Diam saja di situ Na" ujar Taeyong dengan nada tak ingin dibantah, membuat Jaemin menurut dan melepas apronnya. Tak lama, benar saja Kun datang membawa belanjaan. Doyoung dan Taeyong segera membantu Kun, sedangkan Jaemin yang tadi hendak membantu malah dipelototi tajam oleh Taeyong, membuat Jaemin menurut.
Sarapan hari itu berjalan dengan....
....tidak nyaman.
Aura permusuhan jelas terasa antara para penghuni lantai 127 dengan Jaehyun. Jaemin jujur saja merasa tidak nyaman, namun dia tak bisa bersuara sama sekali.
"Jisung pergi dulu hyung" pamit si maknae setelah ia selesai makan, dia akan pergi bersama teman-teman sekelasnya hari ini.
"Hati-hati di jalan, Jisung-ah!" ujar Dejun.
"Pulang jam berapa Sung?" tanya Lucas.
"Delapan malam, ada apa hyung?" tanya Jisung, Lucas menggeleng.
"Tidak ada apa-apa, langsung pulang kalau memang sudah selesai, jangan keluyuran." peringat Lucas, Jisung mengangguk. Agaknya Jisung merasa aneh dengan Lucas, biasanya hyungnya yang satu itu masa bodoh padanya, tapi Jisung acuh saja dan langsung pergi.
"Tumben Cas" ujar Mark, Lucas hanya mengangkat bahunya acuh.
"Hanya akhir-akhir ini perasaanku tak tenang saja" gumamnya.
"Tolong turunkan aura perselisihan kalian, ini sangat terasa" ujar Renjun, dia tak tahan dengan aura gelap hyungdeulnya lantai 127.
"Aku duluan" ujar Johnny dan pergi dari ruang makan, mengambil jasnya, dia ada pertemuan dengan Sehun hari ini. Langkah Johnny berhenti saat dia ingat Sehun, perlukah aku laporkan saja apa yang terjadi pada Jaemin?
"Tidak usah dulu" gumam Johnny.
"hati-hati di jalan hyung!" ingat Dery, Johnny mengangguk saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] How to Get Jaemin?
FanfictionKisah keseharian Jaemin di asrama bersama dua puluh pemuda yang menginginkannya, dari yang paling berani, tsundere, dan paling pemalu. Dari yang ingin Jaemin menjadi 'adik'nya, 'kakak'nya, 'ibu'nya, 'seme'nya dan 'uke'nya. ⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like D...