Penghuni Baru

5.2K 658 119
                                    

Asrama

Para penghuni asrama malam itu benar-benar dibuat terkejut saat mendengar siapa Jung Sungchan sebenarnya. Mereka tidak tahu jika ternyata penghuni baru yang tadi pagi datang ke asrama adalah adik Jaemin selama di panti.

"Niatku saat aku sampai di sini aku disambut oleh pelukan hyungku, tapi apa yang aku dengar? Kabar dia diperkosa dan sekarang koma yang entah kapan dia akan bangun, hm?" semuanya diam tak tau harus menjawab apa. Mark sendiri juga tidak bisa berkata apapun saat ini.

"Kalian benar tidak bisa menjaga hyungku ya?" tanya Sungchan lagi.

"Untuk hal itu kami minta maaf, dan kami memang menyesali semua yang telah terjadi pada Jaemin." ujar Jeno dengan nada tenang, Sungchan menatap sosok yang lebih tua setahun darinya itu dan tersenyum tipis.

"Sayangnya kata maafmu tidak mengembalikan keadaan" ujar Sungchan sinis. Pemuda kelewat tinggi itu menghela nafas pelan. Dia anak baik, Jaemin tak pernah mengajarkannya berbicara seperti itu pada orang yang lebih tua, tapi saat ini dia sedang kesal, dia ingin bertemu dan bertegur sapa lagi dengan sang hyung, akan tetapi keadaan berkata sebaliknya, hyung manisnya yang ia cari selama bertahun-tahun koma.

"Bisa katakan padaku dimana alamat rumah sakit dan kamar dia dirawat?" tanya Sungchan dengan nada tenang setelah berusaha meredam emosinya.

"Aku akan mengantarmu, kebetulan aku hendak ke sana" ujar Mark, Sungchan mengangguk saja, dia lalu pergi ke kamarnya (kamar tamu) untuk ganti baju. Mark sendiri menghela nafas dan mengambil kunci mobil.

"Aku akan jelaskan nanti padanya" ujar Mark saat semua menatap cemas pada pintu kamar tamu yang ditempati Sungchan. Jaehyun di posisi paling sudut hanya bisa menghela nafas, dia lalu beranjak dari sana dan naik ke kamarnya.

Sungchan tak lama kemudian keluar kamar dan mendekati Mark, keduanya pun langsung pergi ke rumah sakit tanpa banyak kata lagi.

Jungwoo di sisi lain menarik Renjun ke arah taman belakang. Dia ingin bicara empat mata dengan sesama mahasiswa psikolog.

"Ada apa hyung?" Jungwoo nampak ragu ingin memulai pembicaraan, tapi agaknya Renjun paham apa yang sebenarnya sang hyung ingin bicarakan padanya.

"Jaehyun hyung, benar?" Jungwoo diam, namun diamnya Jungwoo dianggap Renjun sebagai jawaban 'iya'.

"Apa kau ingin mendiskusikan sifat Jaehyun hyung, Jungwoo hyung?" Jungwoo hanya mengangguk. Renjun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki.

"Apa kau ingin mengatakan jika semua ini tidak sepenuhnya salahnya? Karena memang sifat Jaehyun hyung aslinya seperti itu, benar?" Jungwoo menghela nafas dan mengangguk.

"Bagaimana menurutmu?" Renjun diam, hingga-

"Itu adalah hal yang sejujurnya ingin aku bicarakan denganmu."

.

.

RS

Sungchan menatap sedih hyungnya yang masih lelap, Taeyong dibawa Mark keluar sebentar, meninggalkan Sungchan bersama Jaemin. Dengan perlahan Sungchan menggenggam jemari Jaemin, dia usap punggung tangan si manis dengan lembut.

"Hyung" panggil Sungchan pelan.

"Hyung, ini Sungchan, Sungchan berhasil bertahan hidup dengan baik, ada orang yang begitu baik mau menampung, mengadopsi, dan merawat Sungchan. Bahkan Sungchan bisa merasakan bangku sekolah dan bagaimana rasanya memiliki teman. Juga bisa merasakan bagaimana rasanya punya ayah." Sungchan membawa punggung tangan Jaemin ke arah bibirnya dan menciuminya pelan.

"Hyung, Sungchan sudah sembilan belas tahun, bahkan Sungchan sudah ada di tahun ketiga kuliah." Sungchan menatap sosok rupawan yang masih lelap itu.

[BXB] How to Get Jaemin?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang