chapter 10,5

6.6K 595 8
                                    

Aku melihat ke bawah pohon, telapak kaki hewan buas di jalan yang becek benar benar terlihat jelas.

"Ini jam 9 malam kurasa" pikir ku sendiri sambil memandang langit

"Huuuu, aku akan tidur di atas sini saja" Gumamku sambil mencari tempat duduk yang nyaman di dahan yang besar.

Baru beberapa menit aku bisa tertidur, tiba tiba saja

"Grrrrr!!!"

Aku melihat kebawah dan hampir melompat karena kaget karena seekor singa berusaha memanjat pohon yang sedang ku tempati.

Dia di temani dengan macan macan perempuan karena lebih terampil memangsa, aku langsung mencari jalan keluar dengan melompat kedahan pohon terdekat dari ku.

"Hap!!!"

Aku berhasil mencapai nya dan mulai naik ke atas, singa yang melihat ku lompat ke pohon lain, berpindah tempat dengan istri istri nya ke bawah pohon yang aku lompati tadi.

"Sial lan!, jika terus begini aku akan kelelahan!"

Tubuh Florence benar benar lemah, aku tidak yakin bisa melawan kawanan singa itu sendirian kecuali membunuhnya dengan racun.

Saat Florence bersiap untuk menggunakan kipas nya, tiba tiba saja tanpa ia sadari seekor macan berhasil naik di pohon yang sebelumnya Florence tempati.

Dan macan itu sedang bersiap untuk mengambil ancang-ancang lalu melompati dahan yang berada tepat di atas nya dia.

Untung saja ia mempunyai insting yang bagus dia langsung berpindah pohon dengan melompat terus tanpa henti bahkan arah jalan pulangnya sudah melenceng jauh.

Dan dengan beberapa kesempatan ia berhasil menyerang singa dan macan macan itu yang akhirnya bergelimpangan mati terkena racun.

Florence mengambil nafas banyak banyak ia sangat kelelahan, kakinya bergetar lemas menyebar ke seluruh tubuh nya.

Matanya tidak bisa di ajak kompromi lagi agar terjaga,

"Hah.... Hah..... Sial!!!"

Aku ingin istirahat tapi tidak bisa, dengan keadaan hutan yang di penuhi binatang buas, kalau memaksakan diri aku bisa saja mati.

Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di dahan yang paling tinggi di atas pohon, lalu memejamkan mata dengan insting yang masih menyala.

Bahkan senjata ku masih tetap di pengang untuk berjaga jaga, saat waktu telah lewat beberapa jam aku memperlonggar pengawasan ku.

Dan tanpa sadar seekor serigala tepat berada di depan mata ku, saat terbangun, aku refleks menyodorkan belati ku untuk menyerangnya.

Tapi ia lebih gesit dari ku yang langsung melompat dan menunjukkan cakarnya, demi menghindari cakaran nya aku menghindar ke samping lalu terjatuh.

Pohon itu sangat tinggi, aku berusaha untuk jatuh dengan mengurangi hantaman dengan tanah, dengan memutar balik badan, di batang pohon saat terjatuh.

Agar kepala ku tidak mengalami gegar otak yang parah karena benturan, dan dengan beruntung aku hanya terkilir saat sudah sampai di tanah.

Aku merasa sakit di kaki ku, dan mencoba untuk bangun lalu lari, tapi saat itu aku melihat si serigala, menatap geram kepada ku karena berhasil lolos dari serangan nya.

Dan bisa turun dengan selamat dari pohon yang tinggi ini, dia mulai mengambil ancang-ancang dan ikut melompat, aku mencoba untuk bangun tapi rasa pusing menyerang kepala ku.

"Hah.... Hah.... Sialan"

Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi karena rasa pusing dan lelah yang menjadi satu, pandangan ku mulai buyar, sekilas aku melihat serigala itu semakin mendekat dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang