chapter 23,5

676 66 1
                                    

POV Destiana

"Hah hah hah!!!"

Aku berlari tergesa-gesa menuju tempat kosannya berada, dan segera setelah aku sampai di depan pintu kamar nya, dengan cepat mengetuk pintu.

Dua..,tiga kali,

Tidak ada jawaban, aku sedikit cemas dan segera melihat ke handphone dan memutuskan untuk menelponnya atau tidak.

Untung nya tidak berselang lama setelah aku memutuskan untuk menelponnya, pintu terbuka dan segera aku melihat Rangga yang nampak pucat pasi.

Sambil berterimakasih kepada diriku yang dikira adalah pengantar makanan online, mata nya sedikit linglung dan terus menyodorkan uang yang berada di tangannya.

Kepalanya terus bersandar di pintu untuk menopang tubuhnya yang lemas dia beberapa kali terpejam tapi dia tahan karena uang yang belum diambil olehku yang dikira pengantar makanan.

Seketika diriku merasa sedih dan segera menerobos masuk ke dalam kontrakannya sambil memeluknya erat.

"Eh?..., eh?!!!"

Rangga dengan panik ingin melepaskan diri dari pelukan ku dan berteriak dengan lemah dan lemas .

"Aku lanang loh mas!"

Ia masih memejamkan matanya saat itu dan langsung panik karena dia salah mengira aku pengantar makanan yang mesum dan seorang laki-laki, tapi akhirnya aku berkata untuk menenangkan nya.

"Ini, aku bodoh!!!"

"Eh?!!!"

Dia terdiam dan mencoba melihat diriku dengan jelas tiba-tiba saja wajahnya yang merah semakin panas setelah aku berbicara seperti itu, tanda bahwa ia mengenali diriku,

"Ti, tia... kenapa kamu di sini?"

Tanya nya dengan nada senang tapi sedikit cemas,

"Hah...., kenapa kamu mencemaskan ku padahal dirimu yang lebih memprihatinkan sekarang?"

Ucap ku ketus lalu melanjutkan.

"Sudahlah..., bersandar padaku, aku akan membantu mu ke kasur"

Dia sedikit terkejut dengan ucapan ku tapi tetap menuruti ku dan berbaring di kasur.

Aku memperhatikan keseliling ruangan dan menemukan baskom yang berisi air dan handuk basah tepat berada di samping tempat tidurnya, yang pasti ia lakukan sendiri untuk mengompres Kepala nya.

"Tia....."

Dia berucap lemah, dan aku memutuskan untuk merawat nya kali ini,

"Tunggu di sini aku akan mengambil air hangat yang baru"

Ucap ku dan mengganti air di baskom dan segera membawanya ke Rangga untuk dipakaikan dengan handuk lembut yang baru di kepalanya.

"Iya, terima kasih tapi aku nggak ingin merepotkan mu"

Balas Rangga yang terus-tengah Karena suhu tubuh nya naik lagi, "kamu sebaiknya cepat pulang jangan pedulikan aku di sini...."

Lanjut nya sambil terus mencoba tetap sadar, entah mengapa rasa amarahku naik sedikit setelah mendengar ucapan nya, dan mulai berkata dengan nada marah.

"Kenapa kamu tidak meminta bantuan ku Jika sakit parah seperti ini?"

"Bahkan sampai lebih dari seminggu loh!!!...., lalu Kenapa juga kamu tidak berobat padahal teman mu banyak yang bisa membantu mu!, jika kau tidak ingin meminta bantuan ku!?"

"I... Itu..., karena aku tidak ingin merepotkan orang orang"

Balas nya lemah, dan menunjukkan wajah yang memelas dengan sedih.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang