chapter 14,5

2.2K 198 7
                                    

POV author

"Brak brak!!!!"

Suara bantingan terdengar kencang bahkan beberapa barang telah rusak meskipun terbuat dari bahan yang keras, itu disebabkan oleh seorang wanita cantik yang sedang bersimpuh kesal di lantai dan memukul mukul lantai sebagai pelampiasan nya.

"Nona!!!!"

Teriak seorang kesatria berkulit gelap berbadan besar dan berwajah sangar karena disekujur tubuh nya penuh dengan luka, dia dengan cepat menahan tangan nona nya yang sedang memukuli lantai sampai berdarah.

"Jangan melawan ku Gray!!!, Kau hanya kesatria!"

"Tapi anda memberikan wewenang untuk ku sebagai ayah angkat!, Jadi dengarkan ayah mu ini dan jangan lah melukai tangan mu sendiri!"

"Hiks.....hiks.... Bagaimana bisa!, Coba beritahu aku bagaimana caranya agar lepas dari bajingan itu!!!"

Gray melihat nona berambut pink merah cantik nya menangis kencang, rasa sakit tiba-tiba muncul di hati nya karena ia menganggap nona nya ini adalah anak nya juga.

Tapi karena ia hanya seorang kesatria yang bahkan mantan budak dan bukan ayah asli, dia hanya bisa mengelus rambut nona nya dengan pelan karena tata krama.

Nona nya menangis dengan keras yang bahkan terdengar pilu bagi orang orang yang mendengar kan, dia juga dengan erat memeluk satu lengan milik Gray seperti guling.

Para pelayan yang mendengar nya menangis seperti itu merasa iba karena nona nya sudah berusaha untuk memutuskan pertunangan nya dengan putra mahkota.

Mereka hanya bisa berdiam diri di depan pintu kamar yang terbuka sampai mendapatkan perintah, karena mereka sama sekali tidak bisa menenangkan tangisan nona nya yang malang.

Sampai tiba-tiba suara derap kaki seseorang yang sedang berlari dan ketika sampai di kamar dia melihat situasi lalu segera menyuruh para maid untuk membersihkan barang barang yang hancur.

"Nak kau disini" ucap Gray kepada gadis yang berusia 11 tahun ini yang tidak lain adalah anak gadisnya.

"Ya ayah, kakak velly masih menangis?"

Dia mencoba melihat raut wajah wanita yang seharusnya adalah nona nya itu, tapi karena velly memendamkan wajah nya ke bahu gray dia masih belum bisa menebak apakah kakak nya sudah tenang atau belum makanya bertanya.

"Ya, dia masih menangis dan memengang ku dengan erat"

"Haah....." 

Dia menghela nafas berat lalu mendekat ke arah mereka berdua, setelah dirasa cukup dekat anak itu dengan lembut mengelus rambut kakak nya sambil berkata.

"Auristela Ada disini"

"Stela?"

Tanya velly dengan suara yang cukup serak, bahkan matanya berusaha untuk mencari nya karena buram dan saat ia melihat dengan jelas anak di depan nya adalah stela ia dengan segera memeluknya dengan erat.

"Oh kakak ada apa lagi? Apa kah ibu tiri mu yang tidak tahu diri atau saudara tiri mu yang rada rada itu?"

Tanyanya kepada velly dengan nada lembut sambil terus mengelus elus rambut nya agar dia tenang, dan velly dengan lemah menggeleng.

"Oh jadi bukan mereka, berarti itu pasti ulah bajingan putra mahkota yang tidak tahu diri itu ya?!"

Ucapnya ikut kesal, dia melihat ayahnya yang berdiri setelah pelukan erat velly berpindah ke padanya, ayah nya memberi isyarat kepada nya bahwa dirinya akan keluar dulu.

Dan Auristela mengangguk setuju dan mulai memfokuskan diri kepada velly, setelah ayahnya keluar ia dengan segera benar benar memeriksa kondisi kakak nya secara menyeluruh.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang