25

650 31 9
                                    

Wajah nya kembali muram, dan ia kembali menggenggam tangan ku dengan erat, kali ini aku tidak menepis nya, kami istirahat di pinggir aula, Albert menawarkan untuk membawa makan, dan aku menyetujui nya.

Tinggal kami berdua, aku duduk di kursi sambil menatap orang orang yang berdansa, Edward yang berwajah muram, kebingungan terhadap sikap ku yang naik turun.

"Florence kamu mengenal saintess?"

"Tidak"

Jawab ku singkat, dan melirik ke arah pria itu dan melihat ada sedikit kepanikan di mata nya, ia kembali menggenggam erat tangan ku entah apa yang ia khawatirkan.

"Apa kau ingin pergi dengan nya setelah tugas ia selesai?"

"Ah..." Ternyata Edward langsung mengatakan kekhawatiran nya,

"Entahlah..."

Jawab ku yang asal-asalan yang membuat wajah nya bertambah muram, dan sebelum ia sempat berkata Albert sudah datang dan membawakan sepiring kue kecil untuk ku.

"Mah ini kue nya..."

"Terimakasih sayang..."

Ucap ku lembut sambil mengelus kepalanya, aku memakan kue-kue itu dengan santai sambil memperhatikan orang-orang yang sedang berkumpul secara berkelompok.

Mungkin hanya kami yang berkumpul sekeluarga, aku menawarkan kue-kue kecil itu kepada Albert dan Edward tapi Mereka menolak dan menyuruhku untuk terus memakannya.

Sekarang aku melihat kerumunan orang-orang yang sedang berbincang-bincang dengan Saintes.

Sampai ia mungkin merasa diperhatikan oleh ku, ia mengedipkan matanya sebelah kepadaku dan aku hanya memberikan senyum sopan, sementara Edward yang melihat kedipan itu mengeram marah, entah kenapa.

Alunan musik pun berubah sekarang waktunya untuk berdansa dan pas sekali aku sudah selesai makan, Edward akhirnya mengajakku untuk berdansa aku mengambil tangannya yang terulur kepadaku dan kami pun berjalan menuju tengah aula dan mulai menari.

Aku melihat matanya yang tertuju kepadaku terlihat dingin namun rasa hangat beberapa kali dari senyuman kecil yang muncul di sudut bibir nya.

Kami menari dengan baik sampai selesai lagunya, sampai tiba-tiba saja Sang putra mahkota menghampiriku dan meminta izin untuk berdansa dengan ku, aku melihatnya tadi berdansa dengan Saintes dan setelah lagu Berakhir ia tanpa memberi hormat langsung bergegas pergi dari hadapannya.

Dan langsung menghampiriku, sudah dipastikan mungkin putra mahkota tidak menyukai Saintes, aku tidak tahu apakah yang dimaksud countess velly adalah Saintes yang ini, atau bukan tapi dilihat dari raut wajahnya tidak mungkin saintes yang itu menjadi seperti yang diucapkan oleh velly.

Karena berbanding terbalik sekali kecuali jika ia mempunyai muka dua tapi sudah dipastikan bahwa putra mahkota mengetahui masalah Lady velly kenapa menjauhinya, dikarenakan oleh Saintes.

Makanya ia bersikap seperti itu, meskipun itu adalah orang yang di pilih oleh Tuhan langsung dan harus dihormati bahkan oleh keluarga Kerajaan, aku bersedia menerima tawarannya untuk berdansa.

Dan Edward mengingatkan untuk menjaga baik-baik diriku, saat kami mulai menari ia mulai berbicara dengan ku tentang Lady velly.

"Tahukah Anda? gara-gara anda membantunya untuk kabur dari sini, Aku cukup kesulitan untuk mencarinya kemana-mana...."

"Lalu kenapa?"

Ucapku tanpa basa-basi Karena setelah aku mendengar cerita lengkap putra mahkota dan Lady velly saat itu, mau tidak mau aku naik darah dan merasa kesal lalu ingin membantunya sebagai sesama wanita.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang