"Hey, nak apa kau tidak apa-apa?" Ucap suara lembut dari mamanya Edward sambil membantu ku untuk berdiri.
"Ibu...." balas ku Lalu mengambil tangannya dan berdiri
"Ibu ??"dia mengulangi perkataan ku
"Bagaimana kau tau nama panggilan Edward saat dia masih kecil kepada ku, apa itu dari Edward? Nak" tanya nya penuh harap, bahkan matanya berbinar-binar.
"Jangan jangan dia yang memberi tahu nya ya!!!" Ucap keputusan ibu sendiri
"I..... Ibu...., Itu"
"Wah... ternyata hubungan kalian menjadi lebih harmonis ya, aku senang" ucapnya tulus sambil terus memengagi tangan ku.
Tangisan ku belum sepenuhnya hilang karena menyisakan sesenggukan yang parah, padahal aku yang sebelumnya adalah orang yang tidak mudah menangis.
Dan meskipun aku akhirnya menangis pasti akan cepat reda, tapi kenapa sekarang aku menangis dengan sangat kencang karena sudah lelah yang diakibatkan oleh rasa sedih karena kehilangan keluarga yang sangat ku cintai.
Aku benar-benar mencintai keluargaku bahkan sampai tidak peduli dengan orang lain yang ada di sekitarku, yang ada di otakku hanya satu keluarga, keluarga dan keluarga, tidak ada yang lain.
Dan mungkin ini adalah karma untukku karena terlalu mementingkan keluarga, dan tidak peduli dengan orang orang yang ada di sekitar ku, jadi Tuhan mengambil mereka semua di waktu 2 tahun itu.
Tapi mungkin karena aku yang bisa intropeksi diri akhirnya Tuhan menyelesaikan hukuman ku dan mengembalikan aku kepada keluargaku lagi, meskipun mereka tidak mengingatku tapi aku akan berjuang untuk bisa diterima kembali.
Aku berusaha untuk berhenti sesenggukan, dan akhirnya ibu Edward mengambil inisiatif untuk berbicara, karena mataku yang susah untuk diajak kompromi untuk berhenti mengeluarkan air mata.
"Ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau kita masuk ke dalam?" tawarnya
Tapi, seperti orang yang bisu mereka bertiga, para laki-laki itu tetap terdiam tidak membalas atau menjawab tawaran yang diberikan olehnya, Kalau diriku adalah pengecualian karena suaraku tidak bisa keluar selain isakan tangis ini.
Wajah nyonya rumah, terlihat kesal karena tidak ada satupun dari laki-laki itu yang membalas tawarannya, meskipun ia tahu ketiga orang itu sifatnya nya sama semua, dia menyerah dan akhirnya berkata lagi.
"Kita akan berbincang bincang di dalam sana, tapi sebelum itu aku harap kalian bertiga langsung menuju kamar, untuk beristirahat sebentar sebelum makan malam berlangsung"
Setelah berkata itu, beliau menuntunku untuk masuk ke rumahnya, di susul ayah Edward, yang berada di belakang bersama anak dan cucunya.
Dari wajahnya mengatakan kalau tidak suka dengan kehadiranku,
aku tersenyum kecil karena mungkin ini adalah karma lain untuk ku, karena beliau juga tidak terlalu menyukai Rangga dulu."Beliau adalah orang yang over protektif kepada anak jadi Dia benar-benar memutuskan siapa calon yang terbaik bagi anaknya, meskipun begitu aku senang karena ayah benar benar tidak berubah, meskipun sudah pindah ke dunia lain" gumanku sendiri.
Dan akhirnya pikiranku pun melayang tentang kejadian saat Rangga pertama kali datang untuk melamar ku.
Flashback On
"Jadi ini pacar kamu yang ingin serius Sama kamu" ucap ayah dengan nada suara yang benar-benar tidak suka, bahkan matanya melirik sinis ke arah Rangga, aku melihat ke arah Rangga yang duduk tengang.
Lalu aku pun merasa sedikit iba karena dia harus meminta restu kepada ayahku yang paling overprotektif di dunia.
"Makanya nak kau harus kenalin dulu pacar mu ini dari jauh jauh hari" ucap ibu yang menasihati ku, karena ikut kasian melihat Rangga yang benar benar duduk tengang"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Wife In The Place Of All My Family's Reincarnation
Fantasy"Brak!!!" Suara alat berat jatuh dari gedung di tempat ku bekerja dan tanpa ku sadari membuat diriku mati saat itu juga. Aku berusaha untuk tetap tersadar tapi karena darah yang bercucuran dari kepala ku sangat banyak aku tidak tahan untuk menutup m...