"Jangan!!!!" Ucap ku terlalu keras sampai pelayan itu terkejut"Em...... Bisakah kamu mengantarkan ku ke kamar yang tidak akan di datangi oleh nya?" Tanya ku agar tidak membuat nya terkejut lagi
"Eh.... maksud anda kamar yang itu?" Si pelayan menunjukkan reaksi tak percaya.
"Hah?? Kamar yang mana?" tanyaku dalam hati sambil terus mengikuti nya berjalan.
"Ehem.... maksudnya nyonya, anda ingin tidur di kamar berhantu itu???"
Ucapnya sambil berbisik, nada suara terdengar takut."Kenapa bisa di bilang begitu?" Tanya ku penasaran.
"HM..... Menurut rumor sih.... Di situ adalah kamar saat Duchess sebelumnya menghembus kan nafas terakhir, dan Duke yang selalu ketakutan saat ingin mencoba masuk kedalam"
"......"
Aku terdiam tidak berkata apa-apa, dan akhirnya si pelayan melanjutkan perkataannya lagi, karena melihat ku yang penasaran.
"Gosip para pelayan berkata, kalau Duke sering melihat hantu di sekitar kamar itu, makanya ia tidak berani untuk masuk ke dalam, dan kami juga tidak berani untuk melewati kamar itu gara gara rumor tersebut"
"Huh...."
Aku menghela nafas, lalu memijat kepala yang sedikit pusing,
"Ku kira itu adalah sesuatu hal yang penting, karena dia bukan melihat hantu tapi namanya trauma" pikirku dalam hati.
"Terus apa dari kalian ada yang pernah membuktikan nya?, (Bahwa hantu Duchess ada)"
"E ....??? Saya rasa tidak pernah nyonya"
"Jadi mulai sekarang jangan takut dengan rumor tersebut!!!"
"Tapi nyonya, karena semua pelayan terdahulu Duke di ganti kami jadi tidak tahu kebenaran nya....... apa, mungkin saja itu beneran ada" ucapnya memperingati.
"Tenang saja hantu itu tidak ada"
Dan tidak lama kemudian kami pun sampai di depan kamar yang dirumorkan berhantu ini.
Aku terdiam sebentar lalu memutuskan untuk tinggal di kamar itu, selama menginap di villa ini dengan berbicara kepada pelayan itu.
"Tidak boleh!!!"
Tiba-tiba saja ada suara yang mencegah untuk tinggal di di kamar itu, yang berasal dari arah belakangku, dan itu tidak lain adalah suara Duke.
Dia berdiri tepat di depan ku dengan tubuh menjulang nya, jadi aku memutuskan untuk menengok ke belakang dan agar bisa melihat raut wajah nya, aku harus mendongakkan kepala.
"Apa maksudnya tidak boleh?!!" tanyaku dengan nada yang lumayan tinggi agar dia merasa tertantang.
Dia melihat kearah pelayan yang tadi menunjukkan jalan kepadaku, lalu dengan isyarat tangannya pelayan itu bisa menyuruh untuknya pergi meninggalkan kami berdua.
Lalu setelah dia pergi, Edward pun menjawab perkataan ku.
"Kita harus tidur satu kamar"
"Emang kenapa?" ucapku dengan sewot
"Bukannya di rumah juga kita pisah kamar?" Lanjut ku
"Aku tidak mau rumor buruk tersebar" (pisah ranjang)
"Aku tidak peduli!"
Balasku cepat sambil berbalik untuk masuk ke dalam kamar tapi tangannya mencengkram pergelangan tanganku.
"Ini adalah rumahku dan kau harus mengikuti peraturannya"
"Aku tidak mau!!!" ucap ku keras kepala
"Kau tidak bisa menolaknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Wife In The Place Of All My Family's Reincarnation
Fantasy"Brak!!!" Suara alat berat jatuh dari gedung di tempat ku bekerja dan tanpa ku sadari membuat diriku mati saat itu juga. Aku berusaha untuk tetap tersadar tapi karena darah yang bercucuran dari kepala ku sangat banyak aku tidak tahan untuk menutup m...