chapter 3 Belajar

14.1K 1.2K 17
                                    

"Mereka bertiga ini yang akan mengajarkan kepada anda sesuai dengan bakat mereka masing-masing apa anda keberatan nyonya?"tanya Franks sambil menatap ku,

Lalu dia melanjutkan perkataannya karena aku yang sedang berfikir kalau aku mengingat orang orang ini di ingatan Florence sebelumnya.

"Kalau anda tidak paham, saya akan bilang, bahwa pasti anda tau kalau mereka adalah orang yang berbakat tapi di rendahkan oleh beberapa bangsawan karena beberapa alasan, jadi apa anda bersedia kalau mereka akan menjadi guru anda?"

Di saat yang bersamaan aku tiba-tiba teringat, sesuatu tentang ingatan Florence sebelumnya yaitu kabar yang sangat terkenal waktu itu dan mendapatkan dukungan juga ejekan dari pihak bangsawan dan rakyat biasa.

Yaitu tentang kabar seorang putri dari keluarga viscount dari desa yang sangat jauh dari kekaisaran sedang di Landa kebangkrutan,

Padahal dia adalah orang yang sangat terkenal, karena ramah, pintar dan anggun bahkan dia sudah di harapkan untuk di nobatkan menjadi putri sosialita di kerajaan ini.

Tapi tiba-tiba saja kabar pun tersebar dengan cepat bahwa dia bertunangan dengan count yang sudah berkepala lima, cabul dan kejam tetapi kaya raya.

Padahal sebenarnya dia di jual untuk menutupi utang kerugian dari hasil penen yang buruk di daerah nya dengan bantuan count, lalu si putri yang malang dan tidak punya harapan ini bertemu dengan Jerome Valcke orang paling pintar sesekolah asrama di kekaisaran,

Meskipun dia rakyat biasa tapi dia bisa masuk sekolah bangsawan dan mengalahkan mereka semua, meskipun dia mempunyai bakat seperti itu, dia tetap mendapat perlakuan tidak pantas di sana.

Tapi dengan sifat masa bodohnya dia tetap melanjutkan dengan penuh semangat dan pantang menyerah, karena dia akan membalas mereka dengan kemampuan nya dan menjadi sukses.

Dan di malam itu mereka berdua jatuh cinta, awalnya hanya bertegur sapa lama kelamaan mereka menyadari perasaannya masing-masing lalu saling mengungkapkan.

Padahal, tinggal 1 bulan lagi akan dia adakan pernikahan sang kekasih hati nya dengan pria tua itu, jerome buru buru melakukan persiapan untuk bisa memutuskan pertunangan itu dan akhirnya dengan bantuan Edward dia bisa mencapai mimpi untuk menikah dengannya, meski di bumbui dengan aksi yang sangat menyedihkan bagi pihak Jerome dan istrinya.

Dan bahkan ayah dari Jerome pun diremehkan oleh orang orang bahwa dia membesarkan anak dengan cara yang tidak becus, beliau juga kehilangan pekerjaan nya karena tidak ada yang mau lagi menyewanya sebagai tentara bayaran karena suruhan count tua itu.

Tapi untungnya saja Edward yang baik hati memberi bantuan ke mereka lagi dan di balas oleh Jerome dengan mengembangkan distribusi di dermaga yang di tinggalkan di wilayah nya dan seumur hidup akan berguna bagi Edward.

Dan bahkan sekarang mereka sudah mempunyai gelar marquesss Dari hasil dermaga itu dan bersumpah setia dengan Duke Edward seumur hidup untuk membantu segala urusan perdagangan.

Dan sekarang ayah nya bekerja membantu para kesatria jika ada tugas pembasmian Monster, perintah dari kerajaan.

Aku mengambil cangkir teh dan meminumnya sedikit, setelah menaruh kembali cangkir itu, aku menatap mereka bertiga secara bergantian.

"Baiklah bagaimana jika sekarang tentukan jadwal nya?" Ucap ku tenang sambil tersenyum ramah.

Mereka semua yang mendengar jawaban ku sedikit terkejut tapi dengan cepat merubah wajah nya kembali,

"Anda benar benar mau?,kami ini di kucil kan loh..." Tanya ayah Jerome

"Memang ada masalah apa?, Aku percaya pada kemampuan kalian semua dan juga percaya pada Duke yang telah menyuruh kalian untuk mengajar kan ku" balas ku santai

Franks tersenyum kecil lalu memulai percakapan tentang jadwal pelajaran dan waktu nya juga.

💛💛💛💛💛💛

Aku yang sudah mandi dan berpakaian lengkap segera menuju ruang makan untuk dinner bersama, dan lagi lagi mereka memakan makanan nya duluan tanpa menunggu ku.

Tanpa basa-basi aku langsung duduk di samping Duke dan di depan Albert, Albert yang melihat ku hanya berdecak tidak suka sambil terus fokus dengan makanan nya.

Bahkan Duke sama sekali tidak melirikku, dan aku hanya menghela nafas pelan agar tidak terdengar, dengan memamerkan senyum seperti biasa aku berkata,

"Terimakasih Duke atas guru hebat yang kau berikan" ucap ku sedikit menyindir nya

Dia menaruh garpunya lalu menjawab perkataan ku dengan tersenyum meremehkan

"Oh, baguslah semoga orang orang hebat itu tidak kesusahan dalam mengajarimu" dengan nada yang sedikit ditekan.

"Tentu saja aku tidak akan mengecewakan anda" balasku sambil berusaha keras untuk tersenyum agar tidak bisa mencaci.

"Brak!" Albert bangkit berdiri bahkan sambil mengebrak meja, dan mukanya kesal setengah mati lalu berkata kepada ku

"Dasar sampah!!!, Tidak bisakah kau tenang sedikit, kau membuatku dua kali tidak bernafsu makan sekarang!"

Lalu dengan langkah cepat dia pergi dari ruangan, aku menatap kepergian Albert dengan hati yang sedih, karena meskipun Rangga dan Brian tidak mengingat ku aku hanya berharap mereka bersikap sedikit seperti dahulu.

Duke bangkit dari kursinya karena makanan di piring nya telah habis lalu dia berkata dengan nada menantang " buktikan!" Lalu beranjak pergi.

Aku hanya melihat ke duanya pergi tanpa bisa berbuat apa-apa, dan bahkan piring ku belum di sentuh sana sekali.

"Huft....." Aku menghela nafas berat lalu memakan makanan yang tersaji sendirian dengan tenang.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Pagi hari yang cerah aku sudah selesai bersiap dengan celana bahan dan kemeja untuk berlatih pedang,

Aku mengepalkan tangan ku dengan semangat karena olahraga yang seperti ini yang paling aku sukai, bahkan dulu aku adalah pemegang sabuk hitam.

Dan karena hal itu aku merasa aman jika aku bisa seni beladiri, tapi karena badan Florence yang sangat kurus dan kurang tenaga dia harus di jaga agar stamina nya tumbuh dan berkembang dan bisa mengeluarkan jurus dulu ku lagi.

Dan pilihan yang sangat tepat adalah berpedang karena disini tidak ada namanya seni beladiri, aku segera pergi ke tempat latihan hari ini pelajaran nya adalah bermain pedang, lalu saat siang adalah belajar.

Aku berjalan penuh semangat saat melihat Boateng Valcke berjalan kearah ku, dia memberikan salam hormat dan berkata

"Anda terlihat sangat bersemangat hari ini "

"Tentu saja saya sangat senang bisa belajar untuk menjadi kuat, dan melindungi diri" balas ku sopan

"Baiklah mari kita mulai latihan nya nyonya"

...........

"Hah....hah...hah.... " Aku mengatur nafas sambil berbaring sejenak di kasur setelah sedikit latihan untuk belajar pedang.

"Padahal cuma pemanasan tapi kenapa aku selelah ini ya?" Tanyaku dalam hati

"Padahal dulu aku lari 100 puteran juga gx masalah, tubuh Florence benar benar lemah dari pada yang kupikirkan" pikir ku sendiri

"Tok tok tok...., Permisi nyonya tuan jerome sudah datang" ucap suara dari balik pintu.

"Huft...." Aku menghela nafas lelah lalu bangkit dari tidur

"Ya, sampai kan aku akan kesana sekarang" balas ku pada pelayan itu.

Lalu merapikan gaun yang sudah kupakai sejak selesai latihan berpedang, karena khawatir saat tiduran terlipat.

Aku bangkit dan berjalan ke ruang belajar yang sudah ditentukan oleh Franks, dan saat sampai di sana aku sudah di sambut oleh Jerome yang mengucapkan salam sambil memberi hormat dengan cara bangsawan.

Aku membalas sapaannya lalu duduk di kursi berbarengan dengan Jerome di hadapan ku, dan memulai pelajaran.

🌷🌷🌷🌷🌷

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang