34_Kejadian tak terduga

18 2 4
                                        

Siswa SMA Dirgantara sudah mulai memasuki sekolah semenjak seminggu yang lalu dan masa pengenalan lingkungan sekolah sudah selesai yang berarti SMA Dirgantara sudah menerima dan resmi memiliki siswa kelas 10.

Karena seminggu sudah mereka free belajar maka hari ini menjadi awal mereka untuk belajar secara resmi dan memulai langkah awal suasana baru.

Mungkin hari ini beberapa kelas masih free dan beberapa lagi sepertinya mulai berkegiatan toh kemarin baru saja pembagian jadwal mata pelajaran.

Aurora yang resmi menjadi kelas 12 namun kelakuannya masih tidak berubah bagaimana tidak hari ini ia terlambat datang ke sekolah namun ia masih santai berdiri di gerbang sekolah menunggu pak Jamal membuka gerbang.

Namun bukannya pak Jamal yang membuka melainkan pak Hamdan yang terhormat menatapnya horor membuat Aurora sedikit meringis tapi dengan santainya Aurora tersenyum hangat mengangkat kedua tangannya membentuk huruf 'V'.

Pak Hamdan mendesah pelan kemudian ia membuka pagar sekolah membiarkan murid itu masuk. Aurora berdiri mengekor di belakang pak Hamdan yang mengajaknya menuju lapangan.

"Lapor baginda pak Hamdan, hamba terlambat dikit kok baginda raja, setengah jam doang" ujar Aurora dengan tangan yang menempel di ujung alis tanda hormat.

"Alasan kamu terlambat apalagi? Ini masih di awal sekolah udah telat aja" ujar pak Hamdan.

"Telat bangun baginda nih kantung mata saya keliatan" ucap Aurora serius dan memperlihatkan kantung matanya yang menghitam.

Aurora memang selalu jujur itu yang membuat pak Hamdan percaya dengan apa yang diomongkan Aurora, senakal nakalnya satu siswanya ini dia akan selalu berkata jujur walaupun membuat emosi naik.

"Kenapa kamu terlambat padahal semester lalu udah rajin" ujar pak Hamdan.

"Itu karna Sakha maksa kalo terlambat dia bakalan jemput pak" jawab Aurora.

"Sekarang Sakha dimana" tanya pak Hamdan.

"Mana saya tau pak kan saya baru dateng ke sekolah" jawab Aurora santai.

Pak Hamdan lalu memanggil Sakha lewat perantara siswa yang siswa yang terlihat keluar dari ruang guru. Selagi menunggu Sakha, Aurora terkena hukuman berlari mengelilingi lapangan 25 kali bayangkan saja dirinya sudah lama tidak berolahraga lari pagi seperti ini.

Mau tidak mau Aurora akhirnya menerimanya ia mulai dari sedikit peregangan barulah ia mulai berlari mengelilingi lapangan dengan langkah yang pelan karena ia ingin memanaskan tubuhnya terlebih dahulu.

Tak lama Sakha datang sendirian menghadap pada pak Hamdan. Pak Hamdan mulai menginterogasi Sakha yang memang bertanggung jawab pada Aurora. Sakha kemudian menjelaskan jika hari ini ia tidak bisa mengabari Aurora dengan detail pada pak Hamdan.

Pak Hamdan mengangguk mengerti kemudian Beliau memerintahkan Sakha untuk mengawasi hukuman Aurora sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Sakha menerimanya lalu setelah itu pak Hamdan meninggalkan lapangan sedangkan Sakha memilih untuk menatap Aurora yang tengah terkena hukuman sejujurnya ia sedikit kecewa karena Aurora terlambat datang namun setelah pak Hamdan memberi tau bahwa alasannya karena telat bangun sudah pasti Aurora bergadang.

Setelah mengenal sedikit tentang hidup Aurora ia tau bahwa kebiasaan gadis itu adalah tidak bisa tidur di malam hari makanya ia keluyuran di malam hari entah dengan cara balapan atau mencari masalah dengan preman untuk menghilangkan suntuknya.

Satya yang berada di di koridor sekolah menatap Aurora yang sedang dihukum ia melihatnya dari pembatas koridor depan kelas sambil memakan keripik kentang.

L A Z A R OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang