Gadis manis berdiri di pagar sekolah sembari menyandarkan tubuhnya yang dengan asik memainkan handphonenya. Seragamnya dia tutupi dengan jaket hoodie hitam kebesarannya yang tampak membuat tubuhnya tenggelam dan wajahnya dia tutupi dengan masker.
Lagi-lagi Aurora Aronfania terlambat memasuki sekolah. Kali ini dengan alasan yang berbeda dia terlambat karena angkot yang akan dinaikinya mogok. Dengan baik hatinya Aurora malah membantu mendorong angkot tersebut menuju ke bengkel dan yah akhirnya membuat dirinya terlambat.
Setelah menunggu beberapa menit dan Aurora tak melihat keberadaan pak Jamal yang biasanya menjaga pos satpam dengan nekat Aurora memanjat gerbang sekolah yang tinggi menjulang keatas.
Tanpa ada rasa takut sama sekali. Pertama tama Aurora mulai dengan mengamankan tasnya, melemparnya hingga jatuh ke sebelah.
Setelah itu dia mulai menggulung lengan jaketnya serta menaikan sedikit roknya yang agak merepotkan kemudian Aurora mulai memanjat pagar tersebut dengan perlahan namun terlihat lihai.
Saat berada di puncak pagar terlihat dari bawah dua orang lelaki datang mendekati pagar sekolah setelah melihat seseorang dengan nekat memanjat pagar.
"Lo ngapain disana" tanya orang itu bernama Sakha.
"Lagi ngehindar dari anjing" jawab Aurora yang hendak akan turun namun terganggu oleh perkataan seseorang.
"Lo usaha buat ngibulin kita ya, mana ada sekitar sekolah ada anjing" ucap Nohan.
"Iya ada tuh di bawah lagi megang tas gue" ucap Aurora santai.
"Maksud lo gue anjing?" tanya Nohan.
"Sadar diri akhirnya" sinis Aurora.
"Buruan lo turun" ucap Sakha.
"Ini lo gak liat gue lagi usaha buat turun? tuh temen lo aja daritadi ngajakin ngebacot" jawab Aurora santai dan segera turun dari atas pagar tersebut.
"Awas jatuh lo" ucap Nohan menatap ngeri gadis nekat di hadapannya saat ini.
"Iya jatuh cinta sama lo" teriak Aurora kesal yang sedaritadi Nohan hanya terus berbicara hingga membuatnya pusing.
"Idih ogah gue sama lo, eh... hati hati tolol lo malah main sama kaki lo sendiri"
"Bisa diem gak sih lo bacot mulu"
"Gue takut lo jatuh tau tangan gue udah megang tas lo jadi tangan gue udah penuh buat nolong lo" ucap Nohan membuat Aurora kesal.
Mengapa Nohan tidak menaruh tas milik Aurora? Kenapa harus memegangnya? sungguh menyebalkan bukan? -batin Aurora.
Dengan kesal Aurora malah menggoyang goyangkan pagar sebagai pelampiasannya yang justru membuat kedua lelaki ini semakin panik.
"Lo jangan main main deh beneran jatuh gue gak bisa nolong" teriak Nohan panik.
"Lo jangan mati di depan kita lah gue gak mau jadi saksi mata nanti" ucap Nohan.
"Ck temen lo bisa bantu gue pas jatuh, gitu kok repot banget" ucap Aurora kesal dan kembali melanjutkan turunnya.
"SAKHA BANTUIN DIA GUE GAK MAU JADI SAKSI KALO DIA MATI" pekik Nohan.
"Brisik" ucap Sakha lalu mendekati pagar.
"Mau ngintip lo ya" ujar Aurora menuduh Sakha.
"Gue gak mesum" ucap Sakha.
"Oh ya lupa lo kan gay" ucap Aurora santai lalu dengan santai ia kembali menginjakan kakinya pada selah selah pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A Z A R O
Ficção AdolescenteTentang seseorang yang tidak pernah dihargai dalam keluarganya karena suatu alasan yang tidak bisa dipahaminya sampai saat ini, yang mana membuatnya selalu merasa kesepian. Dia adalah gadis yang terlihat buruk di mata keluarganya namun sangat diharg...